08 Mei 2021

opini musri nauli : Titah Pemimpin Padepokan

 



Syahdan. Terdengar suara di padepokan. 


Para pendekar mengelilingi Pemimpin padepokan. Mendengarkan titah dari Pemimpin padepokan. 

“Wahai, para pendekar. Tadi siang sang telik sandi datang ke padepokan. Mengabarkan keresahan Raja Astinapura”, kata sang Pemimpin padepokan.


“Ada apa, tuanku. Mengapa engkau resah setelah kedatangan sang telik sandi ?”, tanya sang pendekar tertua. Sembari menundukkan mukanya. Wajahnya tidak berani menghadap ke atas. Tertunduk mendengarkan dengan khidmat titah pemimpin padepokan. 


“Negeri Astinapura Sedang mengalami serangan dari dedemit. Hingga kini, para dedemit belum juga mampu ditaklukan. 


Apakah engkau mendengar kabar angin diluar sana ?”, tanya sang Pemimpin padepokan. 


“Benar, tuanku. Menurut kabar angin, memang ada dedemit. Menyerang negeri Astinapura. Konon sampai sekarang belum juga ditaklukkan. 


Hamba menerima titah, tuanku”, kata sang pendekar muda. Wajahnya Sedang galau. 


Terbayang negeri astinapura belum mampu menemukan pendekar yang mampu menaklukkan dedemit.


“Kumpulkan para pendekar yang Sudah selesai menempuh tapa brata. Segera bergegas. Ke Istana Astinapura. Agar menerima titah dari Raja Astinapura. Demikian, titahku”, kata sang Pemimpin padepokan. Meninggalkan balairung pasebanan. Melanjutkan Tapa brata. 


“Baiklah, tuanku. Hamba segera bergegas”, sang pendekar tertua. Bergegas meninggalkan pasebanan padepokan. Menuju Istana Astinapura.