Ya. Menulis merupakan
pekerjaan mencatat peristiwa demi peristiwa. Dengan menulis, kita
mengetahui bagaimana perjalanan Cristopher Colombus sebagai orang
yang mengenalkan benua Amerika. Benua Amerika sendiri mengambil nama
dari pelaut Spanyol yang bernama Amerigo Vespucci.
Ya. Kita kemudian
mengenal catatan Marco Polo dikenang berkat narasi warna-warni nan
populer tentang perjalanannya ke timur, yang dikenal sebagai "The
Travels of Marco Polo."
Dengan menulis, kita
mengetahui bagaimana Catatan dari I-Tsing, seorang pendeta Budha yang
juga pengembara pada zaman Dinasti Ming, menyebutkan bahwa ia telah
berkunjung ke Candi Muara Jambi dan bermukim selama 6 bulan. “Di
suatu tempat di tepi sungai, tanpa bayang-bayang pada tengah hari,
terletak antara Daratan Tiongkok dan India, terdapat beribu-ribu
pendeta menuntut ilmu…..”
Begitu juga catatan Tan
Malaka dalam auto biografinya dari Penjara ke Penjara yang ditulis
pada tahun 1948
Begitu Catatan Seorang
Demonstran (atau Catatan Harian Seorang Demonstran) adalah buku
harian seorang aktivis mahasiswa bernama Soe Hok Gie yang diterbitkan
pada tahun 1983.
Mengapa menulis itu
penting ?
Dengan menulis kita
mengetahui semangat Kartini ketika menulis surat kepada Abendanon.
Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti
harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Kita
kemudian mengenal bagaimana pandangan dari R. A Kartini yang membuat
kagum bangsa Belanda.
Dengan menulis kita bisa
mengetahui letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa
Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari
tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan “Ada suara
guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula
goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat.
Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh
badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari
Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.... Ketika
air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan
pulau Sumatera”
Dengan mudah kita
mengetahui letusan Tambora dalam memoarnya Sir Thomas Raffles
kemudian menjadi Gubernur Jendral Bengkulu. Saat letusan itu terjadi,
Raffles dalam memoirnya, bahwa dentuman terjadi setiap 15 menit
sekali dan berlangsung terus di hari berikutnya. Sehingga satu
detasemen prajurit di persiapkan dari Jogjakarta untuk mengantisipasi
kemungkinan serangan. Letusan pertama terdengar di pulau ini pada
sore hari tanggal 5 April, mereka menyadarinya setiap seperempat jam,
dan terus berlanjut dengan jarak waktu sampai hari selanjutnya.
Suaranya, pada contoh pertama, hampir dianggap suara meriam; sangat
banyak sehingga sebuah detasemen tentara bergerak dari Djocjocarta,
dengan perkiraan bahwa pos terdekat diserang, dan sepanjang pesisir,
perahu-perahu dikirimkan pada dua kesempatan dalam pencarian sebuah
kapal yang semestinya berada dalam keadaan darurat.
Begitu banyak catatan
penting mengenai bumi dan kehidupan sebelum kita dengan melihat
catatan penyaksi sejarah. Mereka tekun menulis setiap detail
peristiwa demi peristiwa. Mereka sadar. Yang ditulis, mungkin pada
zamannya belum berarti apa-apa. Tapi akan mudah ditelusuri generasi
sebelumnya. Generasi selanjutnya tidak kehilangan jejak untuk
mengetahui peristiwa sebelumnya.
Sebuah peristiwa boleh
saja menjadi polemik. Karena sejarah adalah milik mereka yang
mencatat. Tapi dengan menulis, generasi selanjutnya tidak akan
kehilangan arah. Mereka mudah mengikuti perkembangan sejarah masa
lalu.
Pramudya Ananta Toer
pernah menyebutkan "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari
sejarah.
Dalam sebuah website
online harian terkemuka disebutkan, Kegemaran membaca atau menulis
sejak kecil hingga dewasa ternyata bisa memberikan manfaat di usia
tua. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang aktif menggunakan otak
untuk membaca, berpikir, dan menulis memiliki otak yang tetap
cemerlang ketika mereka tua.
Dengan melihat pentingnya
menulis, maka mulai sekarang menulislah. Tidak perlu tulisan itu akan
menjadi headline ataupun menjadi polemik dalam sebuah peristiwa. Tapi
dengna menulis kita akan dikenang oleh sejarah. Dan yang pasti, kita
akan memiliki otak yang tetap cemerlang ketika kita menjadi tua.
Baca : MENULIS, YA MENULIS