Didalam buku Prof. Dr. S Budhisantoso, dkk, Kajian Dan Analisa Undang-undang Piagam dan Kisah Negeri Jambi, Kumpeh dikenal didalam Piagam Tanah Simpang yang dibuat oleh Sultan Ahmad Zainudduin tahun 1211 H tentang perbatasan tanah Simpang dan Kumpeh Ilir yang diberikan kepada Raja kerajan Pasirah Dilago Periai Rajo Sari.
Didalam Piagam disebutkan Sebelah kana keluar Kuala Jambi. Sungai Binu dilautnya pulau Binu padu raksa dengan tanah Palembang dan yang sebelah kiri keluar Tungkal Dabu, padu raksa dengan tanah Tungkal dan Kuala Jambi pada perbatasannya pinggir laut Tanjung Jabung di laut Pulau Berhala sepembedilan ke laut padu raksa dengan tanah Lingga Daik. Dan Perbatasan sebelah hulu dalam Batanghari Jambi, sebelah kanan mudik Sungai Purbo Sina, Seliuk Selengkok Sungai Perbu Sina padu raksa dengan tanah Kumpeh Ilir dari situ menuju Pematang Bata dari situ menuju Awal Dalam. Dari situ menuju Tungkal Dabu.
Dan yang sebelah kiri mudik Sungai Ketapang, seliuk selengkok Sungai Ketapang padu raksa dengan tanah Kumpeh Ilir dari situ menuju Air Hitam dari situ menuju Sungai Banu padu raksa dengan tanah Palembang.
Adapun perbatasan tanah Tanggung Kumpeh Ilir yang sebelah hulu sebelah kanan mudik ditepi Air sungai Batanghari Tanjung Macang dari situ menuju Lubuk Gambut dari situ mendarat bertemu dengan Tanah Tungkal. Dan yang sebelah kiri mudik Batanghari itu yang sebelah hulu Sungai Langgar Kecil dari situ menuju buntut Pulau Mentaro dalam Kumpeh dari situ menyeberang Batanghari Kumpeh lalu menuju hulu Sungai Besar. Dari dari situ mendaerat menuju Hulu Sungai Banu, Padu raksa dengan Tanah Palembang.
Sedangkan Piagam Tanah Hutan Bangso dalam Kumpeh dibuat oleh oleh Sultan Ahmad Zainudduin tahun 1211 H tentang perbatasan tanah Bangso dalam kumpeh.
Didalam Piagam disebutkan “sebelah kiri mudik ditepi air Sakandal dari situ menuju membelah Danau Panjang dari situ mendarat lalu menuju Gerunjing dari situ lalu menuju ke Gerunjing dipanjat Tanah Tumbuh ditepi rawang, dari situ menuju Tanah Tumbuh arah dari situ menuju Tanah Tumbuh Majan tentangan Kayu Aro Labuh dari situ menju mengendung Kayu Aro Pantak Baun. Kira-kira sepuluh jenjang terkandungnya lalu terjun ke Bencah lebar dan lagi ujung Tanah Sianang Bertindih, batas dengan Orang Pulau Mentaro. Sawangan Buluran Melintang mengerat Pematang duti. Dari situ menuju Buluran Sakatlima mengerat pematang Danau Bawah padu raksa dengan tanah Betung dari situ menuju Lopak Mengkuang Besar lalu menuju ujung Pematang bekal padu raksa tanah Betung. Dari Situ terjung ke Bencah Lebar lalu menuju Ujung Tanjung titian teras menurut Seliuk Selengkoh Titian Teras hingga sampai ke Muara Titian Teras. Kekiri Hilir Titian Teras hingga sampai ke Muara Titian Teras.
Kekiri Hilir Titian Teras, tanah Bangsa, Sekanan hilir Titian Teras Tanah Kemingking Dalam. Dari situ menuju penerjunan gajah. Dari situ menuju sialang Tiang garis tanah bancah. Dari situ menuju Buluran Selincah padu raksa dengan Tanah Pamusiran, Dari situ ke laut menuju Kayu Aro Kumbang. Dari situ menuju Rimbo Sepulau. Dari situ menju Buluran Teras. Dari situ menuju Sialang Bandung. Dari situ menuju Tunggul Bungur Besar. Dari situ mengandung Kayu Aro Miang mendaki Pematang menuju Lopak Padi Ampo. Dari situ menuju Sekendal Besar ditepian air maka terjun ke Batanghari Kumpeh.
Baca juga : Marga Kumpeh Ulu dan Baca : Gambut dari pendekatan Etnografi