Syahdan. Suasana heboh di kerumuman pasar. Terlihat kegaduhan.
Suasana panik. Rakyat negeri Astinapura kemudian panik. Berlarian kesana kemari.
Semuanya menunjukkan ketakutan.
Para Telik Sandi yang berada di kerumuman pasar kemudian bertanya kepada Rakyat Astinapura yang berada di kerumuman pasar.
“Ada apa, kisanak ?. Mengapa ada ketakutan di wajah penduduk negeri Astinapura. Mengapa mereka berlarian kesana-kemari ?”, Tanya sang telik sandi heran.
“Serangan dedemit yang menyerang ke negeri Astinapura semakin buas. Sudah banyak korban bergelimpangan disana-sini.
Apakah tidak ada pendekar yang mampu menaklukkan dedemit, tuanku sang telik sandi ?”, tanya sang penduduk. Wajahnya pucat pasi. Muka putih ketakutan.
“Apakah Raja Astinapura masih nyamaan dengan singgasananya ?. Mengapa tidak ada satupun punggawa kerajaan yang menjaga negeri Astinapura “, Tanya penduduk semakin heran.
“Apakah dewata agung Sedang menunjukkan murkanya. Sehingga negeri Astinapura belum juga melewati serangan dedemit, tuanku”, tanya penduduk.
“Baiklah, kisanak. Semua peristiwa ini akan hamba kabarkan kepada Raja Astinapura. Semoga sebelum purnama akan datang, dedemit mampu ditaklukkan.
Kalau begitu, hamba hendak pamit dari pasar. Menuju Istana Astinapura”, kata sang telik sandi. Bergegas mengabarkan kepada Raja Astinapura.