14 Januari 2020

opini musri nauli : 4 Tahun berlalu

Setelah seminggu "Nyepi" dan rapal mantra, keluar sebentar.. Menemui "Rio Penganggun Jaya Bayo".. Penguasa Tanah Irung-Tanah Gunting Marga Sungai Tenang..

"Salam untuk bang Eko, bang" Kata Kades..
"Salam untuk Pakdir, bang", kata mantan.

Negeri Astinapura : Murka Sang pemimpin Padepokan

 

Syahdan, para pendekar padepokan sedang berkumpul di balairung padepokan. Duduk melingkar mengelilingi para pemimpin padepokan.


“Mengapa padepokan menjadi heboh. Ada apa gerangan, para pendekar”, kata sang pemimpin padepokan heran.

13 Januari 2020

opini musri nauli : IBU HAFRIDA YANG KUKENAL



“Musri, cepatan buat KRS (kartu rencana Studi). Ibu tunggu !!!, kata Ibu Hafrida, Dosen PA (Pembimbing Akademik).
Dosen pengampu mahasiswa untuk bimbingan kuliah.
“Iya, bu. Ini lagi diisi”, kataku sewot. Sembari melihat jadwal kuliah.

Pikiranku cuma satu. Bagaimana kuliah dipadatkan senin – Kamis.
Biar Jumat-sabtu minggu bisa “touring”. Maklum semasa mahasiswa “benar-benar’ hidup diatas motor.

12 Januari 2020

MELANCONG




Yang saya kagumi dari tempat-tempat melancong adalah kreasi dan daya cipta untuk menjadi tempat yang dikunjungi.

Terlepas dari “proposal” dari sang Bungsu, tempat-tempat yang dikunjungi adalah “buah” dari “konsep” yang dari alam pemikiran, perenungan, desain konsep yang kemudian diwujudkan dalam sebuah karya seni. Karya yang mengagumkan.

Yang paling dikagumi, justru dari bahan-bahan yang ada disekitarnya, bahan yang luput dari pemantauan, bahan yang mudah didapatkan, murah namun menghasilkan karya seni yang begitu memukau.

Teringat dari cerita sang sahabat. Hanya bangsa yang maju yang bisa menghasilkan karya-karya seni yang bermutu. Karya yang memukau. Karya yang kemudian menyentak dan menyadarkan kita. Ternyata manusia adalah makhluk yang diberi “Seni keindahan” dari sang pencipta

Bangsa yang besar justru yang tidak “silau” dengan identitas semata. Bangsa yang sudah selesai “urusan perut”. Bangsa yang tidak lagi memikirkan dirinya sendiri.

Persia, Mesir, Tiongkok, India dan Indonesia adalah “daya Tarik” dari bangsa-bangsa dunia untuk mengagumi keindahan karya-karya seninya.

Namun hanya di Indonesialah, semua peradaban dunia lengkap dihadirkan. Meminjam istilah teman saya arkeologi muda yang “sambleng”, nekat, gila kemudian memantapkan saya.   Jambi adalah “ornament” pusat peradaban dunia. Dari zaman megalitikum yang ditandai di Kerinci, Serampas, Sungai Tenang dan Dusun Tuo hingga pusat peradaban Islam.

Saya kemudian memilih Jambi untuk “dahaga intelektual” saya”, katanya sembari menghirup kopi disudut depan kampus UNJA Mendalo.

Oya, selain mengunjungi tempat-tempat yang disebutkan didalam “proposal” si Bungsu, “bonus” yang saya terima adalah kegembiraan si bungsu.

Baru kali ini Dedek senang”, yah”, katanya sembari mengirimkan photo.

Strategi cara “Melayu Jambi” mengucapkan terima kasih. 
-->

11 Januari 2020

opini musri nauli : Problema Yuridis Pasal Perambahan Hutan









Pasal 50 ayat (3) huruf UU No. 41/1999 (UU Kehutanan) menyebutkan “Setiap orang dilarang merambah kawasan hutan”. Terhadap perbuatan kemudian “dihukum pidana penjara paling lama 10 tahun dan paling denda Rp 5 milyar (Pasal 78 ayat (2)).

Negeri Astinapura : Kerumuman ditengah Pasar

 

“Sampai sekarang hamba masih bingung. Mengapa Adipati tidak mempersiapkan kuda-kuda terbaik, pasukan terlatih untuk menghadapi serangan dari dewa Air, sobat”, kata sang pengelana sembari mencicipi ubi rebus di lopak pasar. Suaranya terdengar penghuni lopak.


“Iya, malah adipati menyiapkan kentongan kepada punggawanya. Dengan kentongan maka apabila ada serangan dari dewa air, maka penduduk akan segera mengungsi”, kata temannya. Tangannya tidak lupa mencomot pisang. Rokok terus mengebul di lopak.

08 Januari 2020

opini musri nauli : Paradigma MK dalam Fidusia




Dalam suatu kesempatan, saya berdiskusi dengan praktisi hukum senior tentang “campur aduk” makna Fidusia dan “beli kredit”. Termasuk juga kekeliruan memakna fidusia dalam prakteknya.

07 Januari 2020

Negeri Astinapura : Gundah Gulana Sang Maharaja


Didalam balairung Kerajaan negeri Alengka begitu sunyi. Semuanya diam. Tertunduk diam tidak bersuara. Sang maharaja begitu murka. Tidak seperti biasanya Sang Maharaja begitu murka.


“Mengapa Adipati tidak mau mengurusi negerinya dari serangan Negara Air. Apakah Sang Adipati begitu penakut. Atau memang begitu dungu sehingga tidak berani menghadapi serangan dari negara air’, Kata Sang Maharaja begitu murka.

06 Januari 2020

opini musri nauli : Slogan




Disaat Ultah Jambi, alangkah eloknya kita mengingatkan slogan-slogan yang digunakan daerah. Sebagai gambaran masyarakat yang berangkat dari Hukum Adat Melayu Jambi.

Negeri Astinapura : Kisah Raja Astinapura



Entah apa yang terjadi dibelakang Istana Astinapura. Suara nyaris tidak terdengar. Saling bertatapan mata dan berbicara sambil membisikkan.


“Tuanku, sampai sekarang hamba belum mengerti. Mengapa keluarga istana masih menginginkan paduka agar tetap berkuasa. Padahal Paduka ingin istirahat setelah usia semakin menua”, tanya sang abdi dalem kepada Para pengawal Raja Astinapura.

opini musri nauli : Tafsir Sesat Tentang Jambi


Menjelang tanggal 6 Januari, suasana menyambut Jambi sebagai Provinsi begitu terasa. Provinsi Jambi terbentuk tanggal 6 Januari 1958 berdasarkan UU No. 58 Tahun 1958 sebelumnya dikenal sebagai suatu daerah keresidenan dalam wilayah Propinsi Sumatra Tengah, yang meliputi daerah kekuasaannya ialah Kabupaten Merangin, Kabupaten Batang Hari dan Kotamadya Jambi. Sedangkan Kabupaten Kerinci semula termasuk kedalam Kewedanaan Pesisir Selatan Kerinci, Sumbar). (Sejarah Sosial Jambi – Jambi Sebagai Kota Dagang, Depdikbud, Jakarta, 1984)

05 Januari 2020

opini musri nauli : Tips Menjadi Kepala Daerah




Suasana hiruk pikuk menjelang pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sudah terasa. Ditengah umbul-umbul yang bersilewaran disana-sini mengganggu pemandangan sudah dirasakan.

Belajar dari beberapa Pilkada, ada beberapa tips yang dapat digunakan untuk memenangkan Pilkada.

04 Januari 2020

Negeri Astinapura : Cengengesan


Dari laporan telik sandi, Sang Maharaja Alengka begitu murka melihat kelakuan Adipati.


Bukan menyiapkan pasukan terbaik menghadapi serangan Dewa Air, Adipati dinegara dalam kekuasaan Negeri Alengka malah sibuk duduk bercengkrama dengan Sang Permaisuri. Sembari menyiramkan kembangnya.

03 Januari 2020

opini musri nauli : Si Bungsu


Mengenal Si Bungsu diumpamakan “sang diplomat” ulung, menguasai diksi, kukuh berpendirian, tidak kompromi dan tentu saja menguasai detail setiap redaksi kalimat yang digunakan.

Sebagai “diplomat” ulung, cara menyindir atau  menyampaikan proposal “mirip” cara diplomasi Sriwijaya. Mengapa Sriwijaya ? Imperium yang menguasai Nusantara abad 6-12 ?

opini musri nauli : 4.0 DAN REVOLUSI MENTAL


Setelah menempuh perjalanan menggunakan kereta api dari Bandung menuju Jakarta, saya buru-buru ke Bandara Halim Perdanakusumah. Alasan menggunakan bandara Halim Perdanakusumah semata-mata dekat dari stasiun dibandingkan menuju ke Bandara Soekarno-Hatta (Cingkareng). Alhamdulilah dengna menggunakan taksi biasa, sampai juga dibandara. Kupikir ending kisah akan berakhir baik.

Namun justru kekesalan kemudian dimulai. Setelah “rehat”, ngudut sebentar di Bandara Halim, tiba-tiba dikabarkan, Bandara Halim tidak bisa didarati pesawat. Sehingga seluruh penerbangan kemudian dipindahkan ke Bandara Soetta.

01 Januari 2020

opini musri nauli : Kisah Rambut Panjang





Rambut panjang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan saya. Motifnya cuma sederhana. Malas ke tukang cukur rambut. Tidak ada sama sekali kepikiran yang lain.

Yang kuingat, kalau mau ke tukang cukur rambut, apabila rambut sudah mengganggu pandangan. Selain juga “gerah” dan mulai tidak nyaman. Praktis, potong rambut cuma 3 bulan sekali.

Sehingga pilihan rambut panjang sejak SMA adalah sebuah kebetulan semata. Tidak ada agenda khusus.

31 Desember 2019

opini musri nauli : Marga Bayat


Menyebutkan Marga Bayat maka tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di daerah Jambi-Sumsel. Marga Bayat langsung berbatasan dengan Marga Batanghari Leko, Marga Lalan, Marga Tungkal dan Marga Mestong.

Batas Langsung Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan dengan ditandai dengan Sungai Lalan yang juga sering disebutkan didalam Marga Mestong. Didalam Tembo Jambi sering disebut “Sialang Belantak Besi”.

20 Desember 2019

Temenggung Rusman.. Batin 9 Kandang Rebo Dusun Bawah Besari..

 Dengan nada keras dia berkata, "kami tergantung dengan hasil hutan.. Yg merusak hutan kami, hukum adatnya adalah "Jempalo tangan"..


Temenggung Rusman.. Batin 9 Kandang Rebo Dusun Bawah Besari..

03 Desember 2019

opini musri nauli : Makna PS dalam Hukum Tanah Jambi




Akhir-akhir ini tema Perhutanan Sosial (PS) mendominasi pembicaraan publik. Ditengah-tengah isssu lain seperti Reforma Agraria dan Hutan Adat.

Mandat PS tidak dapat dilepaskan dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.83/Menlhk/Setjen/KUM.1/10/2016 Tentang Perhutanan Sosial (P 83).

Semangat P.83 adalah salah satu solusi penyelesaian konflik di sector kehutanan. Dengan target capaian 12,7 juta ha, maka P.83 adalah “penyederhanaan” dari regulasi yang mengatur hak atas tanah disektor kehutanan. Seperti Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan kemitraan kehutanan.

30 November 2019

opini musri nauli : Tanah Terlantar, Humo/Kerbo dan Plali




Marga Bukit Bulan, Marga Batin Pengambang dan Marga Peratin Tuo mempunyai keunikan didalam mengelola hutan dan tanah. Walaupun ketiga marga dikenal sebagai ulu Batanghari dalam lanskap yang sama, namun keunikan tidak dapat ditinggalkan.

28 November 2019

opini musri nauli : Konflik Sumber Daya Alam di Jambi - Suatu Pengantar


KONFLIK SUMBER DAYA ALAM DI JAMBI – Suatu Pengantar[1]
Musri Nauli[2]


Membicarakan sumber daya alam di Jambi tidak dapat dilepaskan dari  akibat pengelolaan sumber daya. Dengan membaca data-data, maka pengelolaan sumber daya alam tidak dapat dilepaskan dari konflik[3]

24 November 2019

opini musri nauli : Dusun Tuo - Sepayung Duo Kaki



Membicarakan Desa Tuo (baca Dusun Tuo) didalam kecamatan Lembah Masurai tidak dapat dilepaskan dari Marga Peratin Tuo. Marga Peratin Tuo berpusat di Dusun Tuo.

F.D.E. van Ossenbruggen, 'Prof.mr. Cornelis van Vollenhoven als ontdekker van het adatrecht', in Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-Indië 90 (1933) I-XLI;, 323 disebut dengan kata “Pratin Tuo”. Istilah “Peratin Tuo” menunjukan tempat pemberhentian.

Marga Peratin Tuo terdiri dari Dusun Nilo Dingin, Dusun Tanjung Berugo, Dusun Sungai Lalang, Dusun Kotorami, Dusun Rancan dan Dusun Tiaro.

23 November 2019

perjalanan ke "Orang Rimba" Marga Air hitam

Melengkapi perjalanan ke "Orang Rimba" Marga Air hitam setelah perjalanan sebelumnya ke Talang mamak simarantihan Marga Sumay bebatin 12, Batin 9 Ilir dan para tumenggung di Muara Kilis TN bukit 30..


Lengkaplah sudah bertemu, mendengarkan dengan hati sembari belajar..

Sudah mau *pecah otak" ingin menuangkan segala mantra ttg alam, ttg aturan hidup sekaligus pengetahuan empirik ttg hutan..

Terima kasih, Tuhan.. Atas diberikan "kemewahan" yg telah engkau berikan.. semoga aku dapat menjadi garda pembela nilai2 mereka..



20 November 2019

opini musri nauli : Marga Bukit Bulan



Menyusuri hulu Sungai-sungai Batanghari adalah sebuah peristiwa penting. Selain memastikan “masih baiknya hutan” yang ada disana, disatu sisi juga mendapatkan cerita langsung dari masyarakat.

Masih teringat ketika awal-awal tahun 2006 menggali cerita tentang Marga Sungai Tenang, Marga Peratin Tuo dan Marga Senggrahan. Kemudian disusul tahun 2011 menggali Marga Batin Pengambang. Dan akhir tahun 2019 “barulah” mendapatkan kesempatan menggali Marga Bukit Bulan.

Marga Bukit Bulan adalah salah satu Marga Tua di Provinsi Jambi. Selain itu dikenal juga Marga Serampas, Marga Sungai Tenang dan Marga Batin Pengambang.

Disebut sebagai “bukit bulan” disebabkan, diatas bukit “terlihat cahaya yang terang”. Cahaya yang terang kemudian disebut sebagai bulan. Disebabkan “cahayanya” diatas bukit maka kemudian disebut sebagai “bukit bulan’[1].

Istilah “Batin” dan “penghulu” menjadi tema sentral dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Batin kemudian disebut sebagai dusun asal adalah “Berkun, Lubuk Bedorong dan Muara Pangi. Muara Pangi sering juga disebut “dusun Manggis”.

Sedangkan “Penghulu” disebut Dusun Temalang, Dusun Meribung, Dusun Sungai Beduri, Dusun Mersip dan Dusun Napal Melintang. Kesemuanya kemudian hanya dikenal sebagai Dusun Lubuk Bedorong, Dusun Berkun, Dusun Meribung dan Dusun Napal Melintang.

09 November 2019

opini musri nauli : Bang Jef - Sang Inspirator





“Bang, pertemuan di Singapura nih, kayak Raffles menentukan Singapura dan Bengkulu “?, kata Jefri Gideon Saragih (Bang Jef) sambil mengepulkan asap rokoknya. Berputar-putar. Persis “kelakuan” gaya merokok anak SMA. Kamipun tertawa.

Kisah itu kemudian membuat saya mempunyai keyakinan. Bang Jef adalah “orang yang kritis” disetiap kesempatan.

05 November 2019

opini musri nauli : Mengenal Jempalo Tangan


Ketika Tumenggung Orang Adat Batin Sembilan Rombong Kandang Rebo – Bawah Bedaro – Rimbo Harapan Bakal Petas, Batanghari menyebutkan “Jempalo tangan” seketika saya tersentak. Sebagai sebuah nilai, “jempalo tangan” menarik perhatian penulis ditengah pengetahuan tentang masyarakat Melayu Jambi.

30 Oktober 2019

opini Musri Nauli : M. Saman - Pejuang Yang Konsisten


Ketika aku mendapatkan kabar meninggalnya M. Saman (Saman), ingatanku langsung terbayang ketika memulai demonstrasi dikampus. Menolak “militerisme” di kampus.

Teringat ketika awal-awal menjelang kejatuhan Orde baru, kami “berkumpul” di kost di Telanaipura (kost Saman dengan Agus Suyatno) untuk “merancang” demonstrasi di UNJA Mendalo.

Isu yang paling hangat adalah menolak “militerisme” dikampus. Tema yang “cukup sensitive” dimana Orde baru begitu kuat.

Demonstrasipun terjadi. Hingga akhirnya, kampus menerapkan “tidak dibenarkan” militerisme “cawe-cawe” untuk “urusan kampus.

28 Oktober 2019

opini musri nauli : Filsafat Alam

Memulai diskusi Filsafat Alam di Nusantara tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya. Dengan dogma “Manusia dan peradaban”, Zenzi Suhadi (Kepala Departemen Advokasi Walhi), maka manusia Nusantara tetap berpihak kepada alam.

Cara berfikir Plato (yang dikenal sebagai tokoh Filsuf barat, murid terkenal dari Socrates. Tokoh-tokoh filsafat Barat yang dikenal hingga abad pertengahan), yang mengenal cara “ide”. Cara “ide” dimulai dari “berfikir dan pengalaman”. Alur pemikiran inilah yang melahirkan “pengetahuan” filsafat Manusia Nusantara didalam melihat alam.

26 Oktober 2019

opini musri nauli : Nadiem Makarim - Menteri Milenial



Ketika Nadiem Makarim memasuki “istana” dan kemudian “disorot” media, hati saya “terpekik”. Gembira melihat “anak milenial” kemudian memasuki dunia pendidikan. Dunia yang mengatur hak mendasar kepada rakyat. Namun masih menyisakan problema yang mendasar. Selain “mutu pendidikan” nasional yang jauh dibawah rata-rata, tingkat penyerapan tenaga kerja juga kurang mendukung.

25 Oktober 2019

opini musri nauli : 5 Tahun Perjalanan Perhutanan Sosial




 

"Terlepas dari pro dan kontra dikalangan organisasi masyarakat sipil,
Walhi memandang kebijakan ini penting untuk diintervensi
dengan memperhatikan tiga urgensitas.
(Nur Hidayati, Direktur Walhi, 2019)


Ketika diumumkan “incumbent” Siti Nurbaya Bakar (SN) untuk menduduki jabatan sama, terbayang “agenda” utama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Perhutanan Sosial (PS), Kebakaran dan Gambut.

Namun tema PS yang menarik perhatian. Tema yang kemudian menjadi “slogan” dengan mencanangkan 12,7 juta ha (RPJMN 2015-2020). Slogan ini kemudian digunakan Jokowi hingga menjelang detik-detik kampanye terakhirnya. Jokowi.

Tema seperti “kebakaran” dan Gambut kemudian tenggelam. Bergantian dengan issu “pasang plang” dan gugatan yang diterima berbagai tempat. Termasuk juga surat edaran yang bikin heboh.

Suka atau tidak suka, tema PS adalah salah satu tema yang paling menjadi perhatian para aktivis dan organisasi masyarakat sipil 5 tahun terakhir. Agenda yang paling banyak “dikerumuni” dan paling banyak juga dijadikan program-program jangka panjang.

Sebagai “orang perencana pembangunan”, SN berhasil mendesaian “roadmap” PS. Berbagai peraturan yang berkaitan dengan PS kemudian bermuara P.83. Sebuah terobosan dan menjadi kodifikasi dari berbagai peraturan lainnya seperti Hutan Desa (Permenhut No. P.89/2014), Hutan Tanaman Rakyat (Permenhut No. P.55/2011), Hutan kemasyarakatan (Permenhut No. P.88/2014) dan Kemitraaan Kehutanan (Permenhut No. P.39/2013).

Tema PS mengingatkan penulis 10 tahun yang lalu. Ketika Walhi Jambi bersama-sama dengan organisasi lingkungan Hidup di Jambi mengusung “hutan Desa”, sebagai “jawaban taktis” menyelamatkan 49 ribu ha didataran tinggi Jambi.

Polemik mulai bermunculan. Jaringan nasional “mencibir” keputusan Walhi Jambi. Bahkan kalimat-kalimat “menyakitkan” masih terngiang ditelinga sampai sekarang.

24 Oktober 2019

opini musri nauli : Bang Burhan yang saya kenal


Ketika diumumkan nama Jaksa Agung, ST Burhanuddin, ingatan saya melayang ketika sidang di Bangko paska kerusuhan massal yang berakhir pembakaran PT. KDA. Sebuah perusahaan sawit yang berkonflik di Desa Empang Benao, Bangko. September 1999.

Ketika proses hukum kemudian dipersidangan, ketika itu saya ditemui oleh Jaksa Penuntut Umum didalam persidangan. Beliau adalah senior saya di Fakultas Hukum Unja. Dengan tenang dia membisikkan.

23 Oktober 2019

opini musri nauli : Membaca Menteri Terpilih


Usai sudah “hiruk-pikuk” penyusunan Kabinet Menteri Jokowi-Makruf. Tarik menarik antara “kandidat” Menteri yang diusung oleh Partai Politik pendukung Jokowi di Pilpres, masuknya Partai Gerindra dan tampilnya generasi “muda” dan jagoan di dunia entertainment adalah puncaknya di hari ini.

Dengan disebutkan nama-nama Menteri maka dipastikan, Jokowi membuka ruang terhadap perkembangan zaman. Masuknya “Nadeim Anwar Makarim, “Wisnutama”, Erick Tohir adalah “perwujudan” slogan Jokowi memasuki milenial.

17 Oktober 2019

opini musri nauli : Paradigma ala Capra




Akhir-akhir ini, pertarungan pemikiran didalam memandang alam memantik polemik panjang. Satu sisi, pemikiran yang menempatkan “alam’ adalah ciptaan dari Sang Pencipta. Ciptaan kepada manusia. Pemikiran ini dikenal sebagai “antrosentris”.

Disisi lain, adanya analisis lingkungan yang kemudian menempatkan alam harus ditempatkan sesuai dengan fungsinya. Baik dari pendekatan lingkungan, pentingnya lingkungan hidup maupun berbagai aspek-aspek lingkungna lainnya. Pemikiran ini kemudian dikenal sebagai “bio-sentris’.

15 Oktober 2019

opini musri nauli : satu Dasawarsa UU Lingkungan Hidup



Ditengah asap yang kian pekat, kebakaran yang semakin sulit ditanggulangi, tiba-tiba umur UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU LH) memasuki satu dasawarsa. Usia matang untuk menentukan arah dan desain model pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia.

Satu dasawarsa juga kemudian “gagap” memaknai UU LH. Gagap yang kemudian menempatkan “kegagalan” memahami hakekat dari UU LH.

09 Oktober 2019

opini musri nauli : Problema Gambut di Jambi



Kebakaran massif di Jambi sejak 1997 hingga sekarang menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat. Tahun 2015, selama tiga bulan ditutupi asap. Hingga Oktober 2015, berdasarkan citra satelit, terdapat sebaran kebakaran 52.985 hektar di Sumatera dan 138.008 di Kalimantan. Total 191.993 hektar. Indeks mutu lingkungan hidup kemudian tinggal 27%. Instrumen untuk mengukur mutu lingkungan Hidup dilihat dari “daya dukung” dan “daya tampung”, Instrumen Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, penggunaan “scientific” dan pengetahuan lokal masyarakat memandang lingkungan hidup.

08 Oktober 2019

opini musri nauli : Hukum Tanah Melayu Jambi





Akhir-akhir ini, ada kecendrungan “membenturkan” Hukum Agraria Nasional yang diatur didalam UU No. 5 Tahun 1960  (UUPA) dengan Hukum Tanah Adat. Kecendrungan ini dapat dilihat baik didalam paradigm penegak hukum maupun dalam penegakkan hukum .

Kecendrungan dapat dilihat seperti ungkapan, “pembuktian” tertulis (segel, sporadik, Sertifikat Hak Milik, surat keterangan Tanah), asas domein verklaring dan Hak milik negara.

04 Oktober 2019

opini musri nauli : Manusia Indonesia




Ketika aksi yang kemudian berakhir dengna kerusuhan di Wamen, Papua, langsung saya panic. Terbayang nasib saudara-saudaraku. Terutama saudara Keluarga istri. Pedagang yang sudah lama tinggal disana.

Suasana panik semakin terasa. Informasi dari sana sangat sedikit. Sementara teman-teman nasional masih sibuk bahas RUU-KPK dan capim KPK. Isu yang “berputar-putar’ cuma itu.

02 Oktober 2019

opini musri nauli : Si Adik Membunuh Kakaknya




Judul diatas adalah perumpamaan atau gambaran terhadap “kekuatan” dari citizen journalist”. Kekuatan maya yang kemudian mulai “menyerang” kekuatan nyata. Senyata kenyataan yang mulai menghinggapinya.

01 Oktober 2019

opini musri nauli : Sesat Pikir




Sejenak publik disuguhi berbagai peristiwa seminggu terakhir ini. Entah aksi mahasiswa, kisah heroik STM, poster-poster kaum milenial yang justru “melambangkan” kemerdekaan pribadi terhadap tubuhnya. Namun semakin hari-hari berbagai komentar mulai bermunculan. Baik yang mendukung maupun yang menolak aksi-aksi.

Pertama. Issu “RUU KPK-RUU KUHP-RUU Pertanahan” adalah issu yang sensitif yang menyentuh rakyat banyak. Issu yang mampu menarik dukungan paling besar sejak ’98. Issu yang mampu merekat berbagai komponen.

29 September 2019

opini musri nauli : Manusia dan hewan

\


Entah “kurang membaca”, kurang gaul”, “kurang jauh jalan”, meme tentang ternak menghiasi dinding lapak FB saya. Saya menyimak, memperhatikan bahkan kadangkala harus berselancar untuk menangkap pesannya. Agar tidak keliru,  apakah cuma  sekedar “menghebohkan” jagat dunia maya. Atau memang benar-benar “kurang memahami” esensi dari pengaturan tentang hewan.

28 September 2019

Peluncuran Handbook Paralegal


Minggu yg berat.. setelah 2 Minggu turun dilapangan, akhirnya otak dipakai menyelesaikan berbagai laporan..

27 September 2019

opini musri nauli : Pemerkosaan dalam Perkawinan (Marital Rape)



Banyak yang mempersoalkan “pemerkosaan dalam perkawinan (marital rape)” yang didalam RUU KUHP. Paradigma ini kemudian “melahirkan” meme. Termasuk berbagai poster “Surat pernyataan” yang “seolah-olah” mempertanyakan logika norma yang menjadi muatan didalam RUU KUHP.

Secara sekilas, kekerasan bahkan pemerkosaan didalam perkawinan (marital rape) menjadi aneh dalam alam masyarakat “patriarki”. Bukankah “didalam perkawinan”, istri harus melayani kebutuhan syahwat dari Suami ? Seorang tokoh agama dengan berapi-api menjelaskan dan penolakkannya.

“Kekeliruan” disebabkan berbagai pendekatan.

opini musri nauli : Generasi '98


Ketika poster mahasiswa yang mempertanyakan dimana generasi ’98, tiba-tiba saya tertawa. Bukan mempertanyakan apalagi menertawakan poster. Sama sekali tidak. Tapi gembira sekaligus berbahagia.

Mempertanyakan generasi sebelumnya juga dilakukan oleh generasi 98’. Generasi yang lahir ketika “usia” matang-nya kemudian menjadi demonstran melawan Soeharto.