Setahun
yang lalu, saya pernah membaca media local
di Jambi tentang Para mantan. Sekilas cerita yang kutangkap maknanya “derita para mantan’.
Konon
kabarnya. Sang Mantan yang pernah berkuasa di Jambi namun menghabisi hari
tuanya hanya dirumah. “Kebiasaan”
mantan ketika berkuasa “sering marah-marah’.
Namun setelah tidak berkuasa, “kebiasaan”
marah-marah tidak bisa hilang. Sang istri mengetahui kebiasaan sang suami
sadar. Apabila kebiasaan marah-marah tidak disalurkan maka akan menimbulkan
depresi yang berkepanjangan.
Maka
“disewalah” orang yang bekerja di
rumah tangga sang Mantan. Tugasnya tiap hari hanya mendengarkan sang mantan “marah-marah’. Maka setelah membaca Koran
setiap hari, sang mantan selalu ngomel, marah-marah, protes atau kritik
terhadap jalannya pemerintahan di Jambi.
Dibilanglah
“pejabat yang tidak tahu diri. Setelah
berkuasa tidak pernah lagi mampir ke rumah”. Atau “pejabat yang sibuk menumpuk kekayaan”. Atau “pejabat yang cuma pelesir ke Jakarta. Atau “pejabat si anu” yang mempunya perumahan yang mewah di Jakarta.
Pokoknya semuanya dibahas setelah membaca Koran.
Biasanya
setelah siang, minum kopi barulah tidur sang mantan.
Kebiasaan
itu terus dilakukan hingga saya kemudian mendapatkan kabar sang mantan
meninggal dunia.
Atau
kisah sang mantan. Yang kemudian “sibuk
bertani” dan kemudian menenggelamkan diri dari jauhnya urusan pemerintahan.
Ada
juga kisah pejabat yang kemudian mengikuti acara-acara pemerintahan. Ingin
disambut seperti pejabat. Dan ngomel ketika yang hadir tidak kenal sang mantan.
Biasanya kemudian dia akan uraikan perjalanan karirnya dan kemudian pekerjaan
dan prestasi ketika menjabat.
Namun
ada juga pejabat yang kemudian ikut pengajian dan menjadi “sepuh”, bijaksana dan menjadi tempat orang banyak bertanya.
Kesemua
cerita diatas adalah cerita para mantan. Ada yang sulit menyesuaikan dengna putaran
zaman. Namun ada yang menghabisi hari tuanya dengan tenang. Oya, ada juga sang
mantan yang menghabisi hari tuanya di penjara. Kasus korupsi yang “sempat
hilang” namun dimunculkan menjelang pension.
Bagaimana
dengan cerita sang mantan yang lain. Nah. Aku ingin masukkan dari kawan-kawan..