Rasanya
dunia mau kiamat. Status di FB atau media massa online bersileweran saling
berganti antara satu pendukung dengan pendukung lain. Mulai dari mempromosikan
hingga saling mencela antara satu dengan yang lain. Tidak ada lagi gagasan
program ataupun mempromosikan candidate masing-masing.
Entah
sudah termakan provokasi atau cuma sekedar mendukung yang bersifat buta, cuma
membaca judul maka kedua pendukung menderu seperti angin. Tidak ada lagi
guyonan ataupun saling bercanda sesama pendukung. Bahkan disetiap akhir postingan
kemudian selalu kemudian menyindir bahkan menghina kelompok lain.
Di
Asian Games, pesta yang harus dirayakan kemudian dirusak dengan pernyataan yang
mengecilkan arti dari pesta. Pembukaan Asian Games yang kemudian “lebih ribut’
stuntman daripada menikmati hiburan yang fenomenal. Kemudian malah meminta
Jokowi harus jujur untuk menerangkan siapa stuntmant-nya daripada menikmati
acara pembukaan.
Belum
usai deru angin membahana tentang pembukaan, eh, pesta emas yang harus
dirayakan bersama kemudian malah dirusak dengan perbandingan prestasi atlet
sekarang dengan Asian Games sebelumnya. Tidak lupa kemudian malah
membanding-bandingkan prestasi sekarang dengan prestasi atlet sebelumnya.
Padahal
kemenangan atlet yang meraih emas dirayakan bersama. Menikmati kemenangan
prestasi atlet malah dijadikan bahan olok-olokan sehingga malah merusak “mood” menikmati
kemenangan atlet.
Konsentrasi
menikmati pertandingan malah kemudian disibukkan pembahasan tagar yang kemudian
menjadi polemic. Entah dengan tuduhan seperti persekusi ataupun tuduhan tidak
menghargai kebebasan berpendapat.
Hallo.
Apakah
tidak bisa sejenak kita memberikan dukungan kepada atlet yang sudah berkeringat
untuk membuat Lagu Indonesia Raya terdengar. Tidak bisakah sejenak menghentikan
segala perbedaan di pilpres untuk memberikan dukungan kepada atlet yang sudah
membuat bendera merah putih berkibar ?
Apakah
begitu banyak energy yang dikerahkan untuk memproduksi sampah-sampah kebencian
setiap hari ?
Tidak
bisakah nasionalisme dibidang olahraga mampu menggelorakan dan menyatukan
sejenak ? Tidak bisakah menghentikan segala umpatan, cacian, makian setiap hari
untuk sejenak merasakan aura kemenangan atlet ?
Pilpres
kok makin tidak asyik. Sampah kok terus diproduksi ?
Lama-lama
kok aku berfikir. Apakah gejala ataupun kecendrungan psikopat sudah menghinggapi
pikiran para pendukungnya. Apakah gejala sakit psiko-sosial sudah begitu parah ?