Marga Simpang Tiga yang berpusat di Pauh kurang dikenal didalam document maupun literature. Nama Marga Simpang Tiga kemudian tenggelam dan lebih dikenal sebagai Pauh.
Simpang Tiga dengan artinya sama juga dikenal di Marga Pangkalan Jambu. Marga Pangkalan Jambu mengenal Simpang tiga dengan istilah “Tiga jalur’. Menunjukkan 3 orang Rio yang menguasai Marga Pangkalan Jambu. Yaitu Rio Niti, Rio Gumalo dan Rio Menang.
Disebut sebagai Simpang tiga disebabkan adanya Simpang tiga yang menuju ke Marga Air Hitam, menuju ke Jambi dan Menuju ke Sarolangun.
Di Marga Batin Pengambang dikenal Dusun Tambak Ratu. Tambak Ratu berasal dari Kata “Tambak” yaitu tepian mandi Ratu yang bernama Ratu Minang Jawa.
Sedangkan Ratu adalah nenek moyang dengan nama Nenek Semula Jadi. Nama Sebenarnya Raden Muhardi. Adiknya bernama Ratu Minang Jawa. Tempatnya ada di Pohon banyas Ujung Tanjung.
Dusun Pulau Puro dikenal sebagai Dusun Kecil. Sedangkan Dusun Tanjung Aur berasal dari istilah “Aur”. Aur artinya “bamboo”. Memang Dusun ini memiliki banyak bamboo. Bambu yang banyak terletak di Tanjung. Sehingga dikenal sebagai “Dusun Tanjung Aur.
Sedangkan Sungai Rambai dikenal “Muko-muko”. Muko-muko berarti “pangkal Dusun” Marga IX Koto. Sebagai daerah terdepan, maka Dusun ini memang dusun yang pertama kali ditemukan di Marga IX Koto dari arah Padang. Masyarakat sering menyebutkan sebagai “jalan Padang Lamo”.
Sebagai daerah “Muko-muko” maka di Dusun Rambai kemudian ditetapkan sebagai Pamuncak.
Advokat. Tinggal di Jambi