Mengikuti Pelatihan Mediator yang diselenggarakan oleh IMN dan menjadi salah satu “coach” memberikan catatan penting. Pelatihan yang bertujuan mendidik menjadi Mediator dan dapat digunakan sebagai bekal menjadi mediator juga menghasilkan mediator yang handal.
Didalam tahap mediasi, salah satu point penting yang menjadi perhatian adalah bagaimana merumuskan issu dan menjadi agenda pembahasan ditahap negosiasi.
Teori bawang Bombay adalah pisau analisis penting didalam menguraikan persoalan konflik yang dipaparkan oleh para pihak.
Sebagaimana diketahui, teori bawang Bombay adalah irisan yang memisahkan antara posisi, kepentingan dan kebutuhan.
Cerita ataupun tutur yang disampaikan para pihak harus dianalisis. Apakah para pihak menempatkan standing diutamakan, kepentingan yang disampaikan dan kepentingan yang disampaikan oleh para pihak.
Selain itu, informasi yang disampaikan harus dipisahkan. Apakah informasi yang disampaikan justru menutupi kepentingan itu sendiri. Sekaligus juga memperkuat posisi dan menekan posisi lawan.
Keterampilan, kemahiran mediator diperlukan untuk menganalisisnya. Salah menempatkan didalam irisan bawang Bombay justru malah mengaburkan kepentingan dan kebutuhan para pihak. Dan menyebabkan mediasi menjadi gagal.
Disisi lain kemampuan mediator menempatkan posisi para pihak, memperkuat kepentingan para pihak sekaligus juga menajamkan kebutuhan para pihak justru akan mempercepat proses dari mediasi yang dilakukan.
Keterampilan dasar sebagai mediator didalam merumuskan persoalan harus diasah, terus menerus dan memerlukan kejernihan.
Sehingga tidak salah kemudian “cara membaca” dan “menjernihkan” persoalan akan membuat mediasi berjalan lancar.
Teringat filosofi Tiongkok “Mengetahui kekuatan sendiri merupakan sebagian kemenangan yang bisa diraih. Sedangkan sisanya adalah pertempuran itu sendiri”.
Baca : Mediasi Sebagai pilihan APS
Pencarian terkait : opini musri nauli, musri nauli, hukum adat jambi, jambi,