Sebagai
“homo socius (makhluk social)”, dalam satu tema maka dibutuhkan dialog, perdebatan bahkan polemic. Tentu saja
yang dibutuhkan bukanlah “mencari siapa pemenang”. Namun argumentasi yang
dipaparkan sehingga pembahasan menjadi luas, komprehensif dan memperkaya
gagasan.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
28 Juli 2018
27 Juli 2018
opini musri nauli : KURANG GIZI
Akhir-akhir ini, gonjang-ganjing
politik di Jambi dihebohkan dengan pernyataan tentang kurang gizi di Jambi yang
mencapai 30%. Bahkan angka nasional mencapai 40 %. Angka yang cukup mengerikan
dan dapat meninggalkan generasi “kurang gizi”.
Sayapun kaget. Apakah angka 30%
busung lapar di Jambi dan 40% di Indonesia sudah mengintai kita. Apakah angka
itu begitu mengerikan sehingga kita lalai atau luput memperhatikannya.
opini musri nauli : PKB – PEMENANG PILPRES
Mengikuti
kiprah PKB sebagai “wadah politik NU’ menarik perhatian public. Ditengah kader
nahdiyin yang sudah tersebar di berbagai partai baik Partai Golkar, PDIP maupun
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kehadiran PKB menjadi “oase” kaum nahdiyin
yang sering “ditinggalkan” oleh pemenang pemilu. Entah zaman Soekarno maupun
zaman Soeharto.
26 Juli 2018
opini musri nauli : TEROR AHOK
TEROR AHOK
Entah
mengapa Ahok begitu meneror, menakuti, menghantui wajah Jakarta. Ahok yang
telah dipenjara, yang tidak lagi bisa bersuara namun mampu membuat namanya
terus dibicarakan, dihina, dibully bahkan dibanding-bandingkan dengannya.
Sebuah aburd ditengah ketidakmampuan untuk berbicara.
opini musri nauli : SBY – SANG DIRIJEN
Tinggal
menghitung hari, koalisi Partai mengumumkan Calon Presiden dan Wakil Presiden
untuk mendaftarkan ke KPU. Namun tersenyumannya Partai-partai pendukung Jokowi,
maka suara yang didapatkan melebihi untuk mendaftar.
PDIP
(18.95%), Partai Golkar (144,75), PKB (9,04 persen), Partai Nasdem (6,72
persen), PPP (6,53
persen) dan Partai Hanura (5,26 persen) meraih
suara melebihi sepertiga untuk mendaftar (61,25 %). Dengan demikian maka
menyisakan suara 38,75 %. Atau dengan meninggalkan satu calon lagi untuk
mendaftar diluar koalisi Jokowi.
opini musri nauli : Marga Mestong
Marga Mestong terdiri dari Lubuk
Kuari, Pematang Jering, Muara Pijoan, Dusun Sarang Burung, Dusun Sembubuk,
Dusun Senaung, Dusun Penyengat Olak, Dusun Rengas Bandung, Dusun Mendalo, Dusun
Bertam, Dusun, Pondok Meja, Dusun Penyengat Rendah, Dusun Kenali Besar. Berpusat
di Dusun Sungai Duren.
25 Juli 2018
opini musri nauli : PUZZLE
Menghubungkan
antara satu Marga dengan Marga yang lain, antara satu Marga dengan Batin
memerlukan penyusuran di tiap-tiap Marga/batin. Setiap pemangku adat, Entah
Depati, Rio, Ngebi, Datuk, Penghulu, Tumenggung menguasai kewilayahan, sejarah,
Dusun asal, model pengelolaan, cara menyelesaikan masalah (Jenjang adat) dan
sanksi.
opini musri nauli : Bahasa Melayu Jambi (2)
Akhir-akhir
ini diksi dan pengetahuan tentang bahasa mulai memudar. Terjebak dengan arti
tanpa memahami makna. Entah kedangkalan ataupun kurangnya literasi memahami
Bahasa Indonesia.
24 Juli 2018
opini musri nauli : PBB – Sang Pengantar Pemenang
Kiprah
Partai Bulan Bintang yang tidak dapat dipisahkan dari kebesaran Partai Masyumi
tidak dapat dilepaskan dari sosok Yusril Ihza Mahendra. Anak “ideology” M.
Natsir bersama dengan Amien Rais. M. Natsir adalah tokoh Partai Masyumi yang
disegani.
opini musri nauli : PARTAI DEMOKRAT – Sang Dirijen Mengatur Lagu
Sebagai
pendatang baru, Partai Demokrat yang lahir 9 September 2001 kemudian mampu
meraih suara Pemilu 2004 sebesar 7,45%.
Dengan bekal 7,45%, Partai Demokrat didukung Partai Bulan Bintang, dan
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Koalisi kerempeng yang merupakan
gabungan tiga partai kecil ini hanya menghasilkan 11 persen dukungan suara. Hasilnya
setelah putaran kedua SBY-JK menang telak dengan selisih cukup jauh yakni:
69.266.350 (60,62%) melawan 44.990.704 (39,38%).
Kememangan SBY-JK mampu melibas
kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Golkar dan mengalahkan incumbent
Megawati Soekarnoputri.
Langganan:
Postingan (Atom)