Jangan dibayangkan tema kali ini kita membicarakan tentang alam Semesta yang sering diperdebatkan ilmuwan ataupun kaum agamawan. Seperti mikro kosmos-makro kosmos.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
Jangan dibayangkan tema kali ini kita membicarakan tentang alam Semesta yang sering diperdebatkan ilmuwan ataupun kaum agamawan. Seperti mikro kosmos-makro kosmos.
Terdengar gumaman dibelakang istana. Suaranya lirih. Hampir tiada terdengar.
“Tuanku, para punggawa, bagaimana nasib hamba ini. Raja dan permaisuri telah meninggalkan Istana Astinapura”, kata Depati lirih.
Berbagai istilah sering menggambarkan perilaku tamu dalam kebiasaan dan etika.
Tamu adalah orang bisu. Yang datang kerumah orang lain namun tidak boleh berbicara keadaan rumah yang didatanginya kepada siapapun.
Dia tidak boleh cerita tentang sambalnya yang keasinan. Atau kopi yang kurang gula.
Entah mengapa kata-kata “brutal politik” digunakan oleh seorang praktisi hukum didalam melihat kisruh Partai Demokrat. Sebuah istilah yang memantik polemik sekaligus juga menarik perhatian.
Kata brutal dipadankan dengan kejam. Dari Bahasa Inggeris yang merupakan terjemahan langsung. Kata brutal kemudian merujuk “very violent”.
“Hok, Lu khan sudah masuk Islam. Apa artinya tulisan di keranda mayat”, tanya temannya. Seorang Tiongkok kepada Tan Hok Tiang.
“Jangan motong antrian orang gotong mayat. Ntar elu dibacok”, kata Tan Hok Liang. Wajahnya tenang. Seakan-akan tidak berdosa.
Yang kami hormati, Bapak Anang Hermansyah… Ibu Asanti, Ibu Krisdayanti
Perkenankanlah saya, Aryo yang diminta oleh Muhammad Attamimi (Halilintar) untuk menjadi jurubicara dan mewakili keluarga besar adik saya tercinta.
Demikianlah prosesi lamaran Keluarga Besar Atta Halilintar (Halilintar) kepada Keluarga besar Aurel Anang Hermansyah.
Ketika seseorang nitezen memposting “Zabag” dengan kemudian menempatkan di daerah Sabak (Tanjung Jabung Timur, 46 km arah Timur Kota Jambi), saya kemudian ingin urun rembug. Sekedar menambah cerita.
Menempatkan “Zabag” yang terletak di Muara Sabak merupakan sebuah perumpaan yang pelik. Bambang Budi Utomo didalam bukunya “Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di Sumatera” dengan jelas menerangkan. Sebagaimana berita Arab yang ditulis Ibn Rosteh (903 M) dan Abu Zayd (916 M) menyebutkan “Sribuza” sebagai jalur-jalur perdagangan oleh pelaut/Saudagar Arab dari Oman ke Kalah (Kedah). Pelayaran selanjutnya dilakukan oleh Pelaut/saudagar Melayu. Salah seorang Saudagar Arab yang bernama Ibn Hordadhe berkunjung ke Sriwijaya tahun 844 – 848 m. Sedangkan pada zaman Kekhalifan Muawiyah disebutkan negeri “Zabag” sebagai bandar lada tersebesar di Sumatera Bagian Selatan. Sedangkan Sejarah Dinasti Tang disebutkan adanya utusan “Mo-lo-yeu tahun 644-645 m.
Di HMI saya diajarkan kepemimpinan, Indonesia dan islam. Perpaduan unik yang membuka cakrawala berfikir.
Dan HMI membuat saya tetap bebas merdeka berfikir. Namun tetap menghargai pemikiran diluar pemikiran saya.
Di HMI saya diajarkan kemerdekaan berfikir. Kemewahan yang hingga kini saya nikmati.
Persaudaran HMI kemudian mengajarkan kekuatan kolektifitas.
Perbedaan pandangan, orientasi politik dan perbedaan kepentingan yang bisa ditertawakan di meja kopi.
Belum sempat sang burung hinggap di ranting kecil, tempat bersandar setiap pagi, berteriaklah sang kura-kura..
"Wahai, sang burung.. Lanjutkan cerita tentang air sungai yang engau ceritakan kemarin pagi", Ujar sang Kura-kura penasaran..
“Halo. Halo. Disini masyarakat sudah kumpul. Semuanya setuju mau dibuat sekat kanal”, teriak Pak Rudy sembari memperagakan menggunakan HP.
“Iya. Sekat kanal mau dibangun. Masyarakat setuju”, kata seseorang didepannya.
Kamipun tertawa. Seisi ruanganpun tertawa.