Ketika mendapatkan kabar meninggalnya Prof. Dr. Muchtar Pakpahan (aku lebih Bang Muchtar. Walaupun dalam pembicaraan kami lebih suka memanggail bang MP), seorang tokoh Buruh, seketika ingatanku berputar puluhan tahun yang lalu.
Kisah bermula ketidaksengajaan. Waktu itu sedang membongkar-bongkar lemari persiapan adikku yang hendak melangsungkan pernikahan.