Kata “pancung” sering dilekatkan didalam Seloko “mancung putus”.
“Yang berhak untuk memutih menghitamkan Yang memakan habis, memancung putus, dipapan jangan berentak, diduri jangan menginjek.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
Kata “pancung” sering dilekatkan didalam Seloko “mancung putus”.
“Yang berhak untuk memutih menghitamkan Yang memakan habis, memancung putus, dipapan jangan berentak, diduri jangan menginjek.
Syahdan. Suasana sunyi. Tiada suara terdengara sama sekali. Diselingi suara gemercik air yang mengalir di tepi padepokan.
Ketika Ali Muzakir, dosen UIN STS Jambi menuliskan tentang “Wacana Martabat Tujuh di Jambi”, sang Penulis kemudian menyebutkan Muhammd Zayn al-Jambi. Seorang ulama Jambi pada awal abad -19-an. Muhammd Zayn al-Jambi menuliskan kitab Qurrat al-‘Aynli Fard al-‘Ayn.
Menurut Ali Muzakir, Manuskrip kitab Qurrat al-‘Aynli Fard al-‘Ayn adalah satu-satunya informasi yang tentunya sangat minim tentang latar belakang kehidupannya.
Pirhat Abbas selain menuliskan tentang tentang “Paham Keagamaan H. Abdul Jalil bin H. Demang : Analisis Kitab Minhaj al- Umniyah fi Bayani ‘Aqidah Ahl al- Sunnah wa al-Jamâ’ah” , salah seorang ulama besar yang berada di pedalaman uluan Batanghari justru ditemukan di Desa Kasiro ternyata juga menuliskan tentang H. Yunus bin H Shaleh.
Arti Pancung yaitu “ujung atau penjuru”. Namun pancung kemudian diartikan sebagai memancung/me-man-cung/ menetak (memenggal) puncak (kepala dan sebagainya). Namun dalam istilah pancung kemudian diartikan “memotong hingga putus”. Sedangkan alas diartikan sebagai “dasar, fondasi” dari posisi rumah.
Alangkah kagetnya ketika menelurusi Syaikh 'Abdus-Samad al-Palimbani dan Samaniyah, kemudian disebutkan perkembangan tarekat Samaniyah di Jambi.
Cerita Ulama di Sumatera Barat (Minangkabau) tidak dapat dipisahkan berbagai tokoh agama (ulama) yang terkenal. Baik dimulai dari Syekh Burhanuddin, Syaikh Ahmad Khatib al Minangkabau, Dr. Malik Karim Amrullah (Ayah HAMKA), HAMKA dan sejarah generasi di Pondok Pesantren Thawalib Putra, Dinniyah Putri dan Kayu Tanam.
Syaikh Ahmad Khatib al Minangkabau adalah mahaguru dari berbagai ulama Nusantara.
Didalam kamus besar bahasa Indonesia, Huma diartikan sebagai ladang yang ditanami padi. Dapat juga diartikan sebagai Tanah yang baru dibuka.
Beberapa saat menjelang purnama, para punggawa kerajaan semakin gelisah. Berbagai titah dari Sang Raja Astinapura belum juga ditunaikan. Mereke tertunduk malu kembali ke Istana Astinapura.
Titah Raja Astinapura mencari pendekar untuk menaklukkan dedemit yang menyerang negeri Astinapura belum juga ditemukan. Sementara titah Raja memerintahkan menjaga perbatasan negeri Astinapura tidak mampu dilaksanakan.
Dedemit semakin menunjukkan keperkasaannya. Entah siang atau malam, suara memekik diberbagai sudut negeri Astinapura.
Para Pemimpin padepokan belum juga keluar dari padepokan. Berbagai tapa brata belum selesai dilakoni.
Kegusaran semakin menjadi-jadi. Negera api sebentar lagi menyerang Negeri Astinapura. Sementara para punggawa sudah banyak meninggalkan istana. Mengumpulkan para pendekar untuk mengusir dedemit.
Cupak dalam arti yang dipergunakan hukum adat ada dua yakni cupak asli dan cupak buatan.
Cupak asli dalam arti sebenarnya adalah ukuran isi yang telah disepakati oleh para para penghulu, duhalang, alim ulama, dan lain-lain.