Ketertarikan penulis dengan
marga serampas ketika gempa bumi tahun 2009. Pusat gempa tanggal 1 Oktober di
Desa Renah Kemumu tidak menyebabkan hancurnya rumah. Rumah penduduk berupa
rumah panggung hanya bergeser dan hanya diperlukan “dongkrak” untuk
memperbaikinya. Konsep rumah panggung terbukti mampu menghindarkan kerugian
karena terkena bencana yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi (pasal 26 ayat
(3) UU No. 24 tahun 2007). Konsep rumah panggung berhasil menghindarkan korban
dan kerusakan yang parah akibat gempa[1].
Kearifan masyarakat menjaga hutan ditandai dengan “keberhasilan” mereka dari
bencana gempa bumi tahun 2009.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
10 Maret 2016
02 Maret 2016
opini musri nauli : Marga Sabak
Didalam peta Belanda, disebutkan
Marga Dendang/Marga Sabak. Marga Dendang
terdiri dari dusun-dusun seperti Teluk Dawan, Kuala Dendang, Dendang, Talang
Babat dan Teluk Buan. Pusat Margo di Parit Culun. Sedangkan didalam peta
disebutkan Pusat Marga di Muara Sabak.
01 Maret 2016
opini musri nauli : MENANTANG AHOK
Jagat belantara
politik kontemporer Pilkada Jakarta sedikit “adem” setelah Ridwan Kamil
(Walikota Bandung) menyatakan tidak maju untuk pilkada Jakarta 2017. Ridwan
Kamil sebagai salah satu orang yang cukup diperhitungkan kemudian memilih berkonsentrasi
untuk di Bandung.
Dalam
pernyataannya, peluang Ridwan Kamil cukup banyak pilihan. Entah memasuki
Jakarta paska 2017, meneruskan jabatannya kedua di Walikota Bandung atau
menunggu peluang untuk Gubernur Jabar.
29 Februari 2016
opini musri nauli : Asap dan Kejahatan kemanusiaan
Ayah,
Mengapa kami tidak boleh main diluar rumah !!!
Bibir
ini seakan-akan kelu menatap asap yang terus datang setiap tahun.
Dalam catatan Walhi, sejak tahun 2006 terdapat 146.264 titik api.
Tahun 2007 : 37.909 titik api. Tahun 2008 : 30.616 titik api. Tahun
2009 : 29.463 titik api. Tahun 2010 : 9.898 titik api. Tahun 2011 :
22.456 ttk api. Bahkan selama periode 13-30 Juni 2013, tercatat 2.643
jumlah peringatan titik api, maka pada periode 20 Februari – 11
Maret 2014 saja telah terdeteksi 3.101 titik api.
opini musri nauli : marga Kumpeh
Membicarakan
Kumpeh tidak terlepas dari peristiwa serombongan saudagar VOC yang dipimpin
oleh Abraham Streck memasuki Batanghari dan berlabuh di Muara Kumpeh pada tahun
1616. Endjat Djaenuderadjat dkk didalam bukunya
“Atlas pelabuhan-pelabuhan bersejarah di Indonesia” menerangkan,
mengenal Muara Kumpeh ditandai dengan Kerajaan Jambi yang diperintah oleh Sultan Abdul
Kahar memberi izin kepada VOC untuk mendirikan kantor dagang (loji) di Muara
Kumpeh. VOC ingin berdagang dengan saudagar Jambi menerima hasil bumi. Muara Kumpeh terletak di daerah pertemuan
Sungai Kumpeh dan Batanghari yang hulunya di Suakkandis.
24 Februari 2016
opini musri nauli : JOKOWI – Presiden Flamboyan “pinjam” Tangan Rakyat
Sementara
public “sedikit” menarik nafas lega
setelah Jokowi “menunda” membahas
revisi UU KPK. Sebagian mengucapkan terima kasih. Sebagian kalangan
“mencemaskan” penundaan revisi UU KPK.
Suasana
hiruk pikuk pembahasan revisi UU KPK “memantik”
diskusi politik hangat. Setelah revisi UU KPK masuk proglenas DPR, hak
inisiatif membahas revisi UU KPK mendapatkan dukungan penuh dari anggota DPR.
Hampir mayoritas anggota menerimanya disaat bersamaan Partai Gerindra
“konsisten” menolak dalam rapat paripurna DPR.
opini musri nauli : Marga di Jambi
Di tengah masyarakat, istilah Marga (margo) menjadi
identitas yang khas sebagai perwujudan persekutuan masyarakat adat (rechtsgemeenshap). Namun
berbeda dengan Marga seperti di Batak dan Minang yang berasal dari factor
geneologis. Marga di wilayah Jambi berasal dari factor pertumbuhan persekutuan
hukum teritorial.
08 Februari 2016
opini musri nauli : Pragmatis Oposisi
Dunia
politik Indonesia sedang “memasuki suasana suram”. Ikrar Koalisi Merah Putih
(KMP) yang digawangi oleh Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Golkar, PPP,
PAN, PKS ketika Pipres 2014 dan “memperkuat koalisi parlemen”. Pelan tapi pasti,
kemenangan berbagai posisi kunci di MPR dan DPR “Berhasil dikuasai”. Termasuk
menggolkan” paket UU MD3.
07 Februari 2016
opini musri nauli : Problema Hukum Perpres No. 1 tahun 2016
Belum
usai kita menyaksikan “orchestra”
asap yang membuat Sumatera dan Kalimantan terpapar, kemudian disuguhkan “orchestra” yang membuat alunan nada
menjadi berbeda.
01 Februari 2016
opini musri nauli : Hutan di mata Rakyat
Dalam perjalanan seminggu lebih mengitari 3
kabupaten (Kabupaten Merangin, Kabupaten
Sarolangun dan Kabupaten Tebo. Kabupaten Sarolangun merupakan kabupaten
pemekaran dari Kabupaten Sarko. Sedangkan Kabupaten Tebo merupakan kabupaten Pemekaran
dari kabupaten Bute), mendengarkan hasil riset di 8 Desa (3 Desa di
Kabupaten Merangin, 5 Desa di kabupaten Sarolangun), mendengarkan suara
“menggelegar” dari rakyat yang selama ini menjaga hutan, akhirnya saya
menemukan sebuah identitas khas milik rakyat. Identitas rakyat yang memandang
hutan. Elsbeth Locher Sholten menyebutkandengan istilah “Jambi Hulu”[1]
Langganan:
Postingan (Atom)