Ditengah
kesibukan suara dengung politik, entah siapa yang mengklaim kemenangan, anggota
KPPS yang terus bertambah (angka terakhir sudah mencapai hampir 400-an), issu “people
power”, pertemuan yang mendesak untuk membatalkan Pemilu 2019, tiba-tiba Jokowi
melemparkan wacana tentang ibukota negara. Issu yang sempat panas ketika awal
pemerintahannya tahun 2014.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
03 Mei 2019
30 April 2019
opini musri nauli : Mandat
Tuntas sudah amanah yg diberikan.
Usai tugas yg dibebankan..
Tdk ada masalah yg tdk bisa diselesaikan.. "Berunding nak keno"..
Mencari bungkul dari pangkal.. Mencari usul dari asal..
Terima kasih semuanya..
24 April 2019
opini musri nauli : RESPEK
Mari
kita lupakan tentang Copras-capres 2019. Mari kita lupakan alasan dari pihak
manapun “siapa Pemenang Pilpres 2019”.
Mari
kita sejenak memalingkan wajah. Menundukkan wajah. Tafakkur. Mengucapkan duka
mendalam terhadap korban yang terus berjatuhan. Panitia KPPS di 20 Provinsi.
Kabar dari KPU sudah mencapai angka ratusan. Bayangkan. Ratusan. Bukan puluhan
orang lagi.
22 April 2019
PERBEDAAN
Mari
kita hentikan “perbedaan” pilihan Presiden/wakil Presiden disebabkan perbedaan
pilihan. Bukankah “perbedaan” adalah fitrah sebagaimana manusia diciptakan
memang dilahirkan berbeda.
Mari
kita hentikan “permainan gila” terhadap bayang-bayang ilusi. Pemiliha Pilpres
telah usai. Kewajiban telah ditunaikan. Jari telah dilumuri tinta ungu.
19 April 2019
opini musri nauli : SUJUD
Sudah
dua hari terakhir, saya malas menonton televisi paska Pemilu serentak 2019.
Selain dipastikan banyak sekali berita-berita yang akan memancing “emosi’,
berita-berita yang ditayangkan “cuma” mengulang-ulang. Sama sekali tidak menarik
perhatian saya. Kalaupun hendak menonton “paling-paling” film Hollywood. Film
Action. Setelah serumah sudah pada tidur.
Saya
kemudian melanjutkan membaca buku-buku yang belum sempat dibaca. Sembari
menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda.
16 April 2019
opini musri nauli : Petarung
Yang
kukagumi dari teman-teman Walhi adalah mental petarung. Ditempa dari zaman Orde
Baru, Walhi kemudian banyak menghasilkan berbagai konsep-konsep yang sekarang
masih digunakan. Entah slogan “moratorium logging (jeda balak)”, “restorasi
Indonesia”, “kawasan ekologi genting”, wilayah Kelola rakyat”.
Interaksi
saya dengan berbagai teman-teman yang menjadi pengurus Walhi mengajarkan saya. Mental
petarung akan diuji di arena sesungguhnya
opini musri nauli : INFRASTRUKTUR
Akhir-akhir ini, tema infrastruktur menjadi wacana public.
Wacana yang memantik kontroversi. Baik yang setuju maupun yang menolak.
14 April 2019
opini musri nauli : BAHASA CINTA
Menyaksikan
spontanitas dari masyarakat yang datang ke Gedung Bung Karno seakan-akan
mengirimkan pesan. Suara diam mulai bergerak. Denyut perlawanan mulai menunjukkan kekuatan suaranya.
Berbagai
Pernik-pernik kreatif bermunculan. Mewarnai suasana Rapat Umum Rakyat Konser
Putih Bersatu. Memutihkan Gedung Bung Karno.
12 April 2019
opini musri nauli : TUHANKU
Tuhanku tidak pernah mengurusi kampanye, pilkada,
Pemilu apalagi ikut Tim sukses..
Tuhanku tidak pernah cawe-cawe mengurusi
pertengkaran rumah tangga.
10 April 2019
opini musri nauli : Marga Dendang
Marga
Dendang terdiri dari Kampung Kuala Dendang, Kampung Koto Kandis Dendang. Dipimpin
seorang Penghulu. Versi yang lain menyebutkan Kampung dipimpin oleh Mangku. Marga
Dendang berpusat di Teluk Dawan[1].
Sedangkan
menurut versi yang lain, Marga Dendang terdiri dari dusun-dusun seperti Teluk Dawan,
Kuala Dendang, Dendang, Talang Babat dan Teluk Buan. Pusat Margo di Parit
Culun.
Kampung
adalah system pemerintahan setingkat Desa. Didaerah ulu Jambi dikenal Dusun.
Langganan:
Postingan (Atom)