10 Desember 2020

opini musri nauli : Memilih Diri Sendiri

 



Berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya, energi, adrenalin dan aura pilgub kali ini menampakkan kegembiraan masyarakat. 


Dengan tingkat partisipasi hingga mencapai 60 %, dukungan kepada Al Haris menampakkan kesan yang unik. “memilih diri sendiri. Memilih kita”. 

09 Desember 2020

opini musri nauli : Memilih adalah Hak




"bang, bangun... Cepat milih !!!, Teriak istri membangunkanku.. 


Ya.. baginya.. memilih adlh bentuk penghormatan kepada panitia.. mereka yg sibuk mempersiapkan hajatan besar acara pilkada.. 


*Memilih adalah hak.. tdk memilih adalah hak", kataku sembari mengucek mata. Bangun kesiangan setelah semalaman terjebak didepan laptop. 

08 Desember 2020

Negeri Astinapura : Gugaman Sunyi di Belakang Istana



Syahdan, berkumpullah para Depati, Rio, Mangku, Temenggung, Dubalang, punggawa kerajaan Astinapura. Mereka berbicara sambil bergumam. Suara dikecilkan. Agar tidak terdengar para pembantu Istana yang menghidangkan panganan sore.


"Para Depati, Rio, Mangku, Temenggung dan Dubalang. Menurut hamba, tahta mahkota Kerajaan Astinapura akan digantikan. Raja Astinapura tidak disukai rakyat Astinapura. Sudah banyak hamba mendapatkan laporan. Demikian, tuanku", kata sang Depati memulai pembicaraan.

Negeri Astinapura : Kabar Telik Sandi



Tergopoh-gopoh Sang Telik sandi memasuki gerbang istana Negeri Alengka. Terdengar suara dari sang penjaga.


“Buka pintu gerbang. Sang telik sandi bergegas hendak masuk ? ”teriak sang Penjaga pintu gerbang


Dengan bergegas sang Telik sandi turun dari kuda. Bergegas menghampiri dan duduk bersila di balairung Istana Negeri Alengka. Menunggu kedatangan Sang Maharaja.

Negeri Astinapura : Ahli Nujum Istana

 


Tergopoh-gopoh pengawal istana negeri Alengka memasuki balairung Istana.. Menghadap sang Maharaja..


"Daulat, tuanku Maharaja.. para ahli Nujum Istana hendak menghadap sang Maharaja.. mereka hendak mengabarkan kabar penting, " sembah sang pengawal.. mukanya tertekuk menghadap kebawah.. khawatir murka sang Maharaja.. mengganggu waktu cengkrama pagi hari sang Maharaja..

Istana Astinapura : Sang Maharaja



Dalam sebuah pertemuan besar di Balairung Istana Kerajaan Alengka, terdengar suara menghentak ruangan.


“Bukankah titahku sudah jelas. Para penyamun yang menyantroni rumah-rumah penduduk harus dihukum gantung dialun-alun Kerajaan. Mengapa titahku tidak engkau dengar para Adipati ?”, teriak sang maharaja. Suaranya terdengar diseluruh sudut ruangan balairung istana.

Negeri Astinapura : Kedatangan Maharaja di Negeri Awan

 


Dengan mengendarai burung Garuda, burung kesaktian para Dewa, maharaja negeri Alengka pergi menuju ke negeri Awan. Menemui sahabat karibnya yg pernah berkunjung ke istana negeri Alengka.


Sesampainya di balairung istana negeri Awan, gegap gempita, sorak sorai memenuhi langit di awan jingga.. semua rakyat bergembira menyambutnya..

Negeri Astinapura : Kerumuman ditengah Pasar

 


 Riuh rendah gemuruh ditengah pasar. Maharaja Negeri Alengka dan Raja Negeri Awan mendatangi kerumuman pasar yang disesaki rakyat negeri Awan.


“Lihatlah Maharaja Negeri Alengka. Rela berdesak-desakkan mendatangi kerumunan ditengah pasar’, ujar para Perempuan rakyat negeri Awan.


“HIdup Maharaja” teriak suara ditengah kerumunan pasar.

“Hidup Negeri Alengka”, sambut suara dan diikuti gemuruh suara.

Negeri Astinapura : Kabar dari Telik Sandi

 


Berkumpullah para adipati, punggawa kerajaan, pinisepuh, pemimpin padepokan dan para abdi Kerajaan Negeri Alengka. Mengitari duduk bersila. Di balairung Istana Alengka.


“Daulat, tuanku”, sembah sang telik sandi. Semuanya menunggu kabar dari kerumunan pasar. Kabar berita dari pelosok negeri. Dari seluruh kabar negeri tetangga.

Negeri Astinapura : Pengelana Sunyi



Syahdan. Ketika goro-goro mulai terdengar diufuk kerajaan negeri Astinapura, semua orang berteriak untuk didengar suaranya..


Terdengar lantunan nada berirama, suara sengau diujung kerumuman, teriakan, histeris berpadu dalam kerumuman ditengah pasar.