Akhir-akhir ini tema pertalite memantik wacana publik.
Keinginan Pemerintah yang sedang menggodok Aturan soal pembatasan pembelian BBM jenis pertalite dan Solar memang menarik perhatian publik.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
Akhir-akhir ini tema pertalite memantik wacana publik.
Keinginan Pemerintah yang sedang menggodok Aturan soal pembatasan pembelian BBM jenis pertalite dan Solar memang menarik perhatian publik.
Akhir-akhir ini, Partai politik kembali menatap Pemilu yang akan dilaksanakan pada tahun 2024. Tanggal 14 Februari dan pilkada dilaksanakan 27 November 2024.
Ketentuan ini telah tegas dicantumkan didalam Pasal 167 ayat (6) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu). Penyenggaraan Pemilu 20 bulan sebelum hari pemungutan suara.
Dalam Acara KNLH Walhi (semacam Rapimnas) Para Pemimpin Walhi se Indonesia, setiap para pembicara selalu menyelipkan pantun-pantun.
Baik pantun yang disusun dan kemudian dibaca didalam kata sambutan. Maupun didalam dialog disela-sela kegiatan.
Rasanya menikmati sensasi mudik di Minangkabau tidak dapat dilepaskan dari makanan. Makanan yang kaya rempah.
Setelah dari Padang menuju ke Painan, biasa dikenal “Muara”, berjejer makanan yang menjadikan Kepala Ikan sebagai “simbol”. Gulai Kepala Ikan Karang.
Selain diatur didalam konstitusi dan berbagai peraturan perundang-undangan, Hukum adat juga telah lama dipraktekkan didalam Hukum Acara Perdata di Pengadilan Negeri. Terutama berkaitan dengan hak atas tanah.
Putusan Mahkamah Agung No.222 K/Sip/1954 tegas menyebutkan “Menurut hukum adat di Kayu Agung Palembang, kesaksian kepala marga bukanlah suatu syarat mutlak untuk sahnya jual beli suatu toko.
Ketika saya melihat tayangan peristiwa “penggebrekkan” istri ke hotel dan menangkap basah sang suami dengan seorang Perempuan bukan istrinya di media sosial, suara kemudian menjerit-jerit melihat kelakuan sang suami.
Suara “Selingkuh” terdengar nyaring disela-sela tayangan video.
Tiba-tiba Indonesia kehilangan “Guru Bangsa’. Sebuah keteladanan yang tiada putus disebutkan.
Membicarakan Buya Syafii terbayang akan kesederhanaan, keteladanan bahkan rasa decak kagum atas semangat tentang Indonesia.
“Bang, bang Fahmi dirumah sakit Umum”.
“Bang, ketuo Fahmi meninggal di rumah sakit umum”.
Badan sedang rebahan kemudian tersentak bangkit. Bak Berita “halilintar” di siang Bolong.
Syahdan. Sang telik sandi menemui sang Raja Astinapura yang Tengah semedi. Menyelesaikan rapalan mantra.
Sembari menundukkan Kepala, tangan terkatup didada, sang Raja memejamkan matanya. Tanpa suara.
Syahdan. Berkumpullah para Depati, Mangku, menti Kerajaan dan Seluruh punggawa kerajaan. Semuanya terdiam. Duduk terpakur menghadap lantai. Tidak ada satupun yang berani mengangkat mukanya.
“Siapakah yang berkhianat kepada Raja Astinapura ?’, kata sang Raja Astinapura. Wajahnya memerah. Menandakan murka yang tiada tertahan.