Apel
Malang, Apel Washington
Pelumas,
semangka, Bos Besar
Arbain
Milyar Cash
Daging
busuk, salam putih
Persidangan
“dugaan” korupsi daging impor sapi memasuki babak baru. Terlepas
berbagai issu seperti “dugaan” terlibatnya petinggi Partai, tarik
menarik barang bukti yang akan disita, kejutan demi kejutan
mengagetkan publik. Kata-kata yang digunakan mengernyitkan dahi. Apa
“skenario” yang akan dilakukan.
Kata-kata
yang digunakan memang bermaksud agar “pembicaraan” berlangsung
yang dikuatirkan akan “disadap” tidak mudah diketahui isi
pembicaraannya.
Publikpun
kaget ketika berbagai kata-kata sandi seperti “Apel Malang, Apel
Washington” merupakan kata-kata untuk menggantikan istilah “Apel
malang” artinya kiriman uang berupa rupiah, “Apel Washington”
artinya uang berupa dollar. Belum lagi istilah lain seperti “joker”,
daging busuk, salam putih”.
Berbagai
rangkaian skenario yang sedang disusun, penggunakan bahasa sandi
membuktikan, para pelaku mereka yang memiliki pengetahuan yang cukup,
pendidikan yang diatas rata-rata, penguasaan informasi yang besar.
Belum lagi jaringan yang rapi yang membuat, upaya pembongkaran
korupsi harus memerlukan waktu yang lama, sabar dan tekun untuk
membaca arah dan setting skenario yang sangat canggih.
Penggunaan
Sandi tentu saja dipengaruhi latar belakang para pengguna sandi.
Istilah-istilah digunakan dengan kata-kata yang hanya para pengguna
sandi yang mengetahui. Istilah-istilah bisa saja digunakan bisa
mengaburkan percakapan.
Kata-kata
“apel Washington” yang digunakan merupakan para pengguna sandi
sudah terbiasa berkomunikasi dengan pergaulan internasional.
Sedangkan, kata-kata seperti “pustun” biasa dikenal dalam
komunikasi di kalangan yang menguasai bahasa Arab.
Belum
lagi seperti istilah “paket”, “kiriman”, “barang” untuk
menggantikan istilah “uang, tumpukkan uang maupun dana bagi hasil
fee korupsi.
Sandi
Korupsi
Dalam
pergaulan antara para pelaku korupsi, penggunaan istilah memang
bertujuan untuk “mengaburkan” isi pembicaraan. Sandi digunakan
untuk mengaburkan langkah yang akan dilakukan. Sandi digunakan untuk
“memutuskan” langkah memantau langkah para koruptor.
Dalam
berbagai skenario korupsi yang telah dilakukan, baik dalam kasus
ditangkapnya oknum Jaksa dan Artalyta, kasus Hembalang yang
melibatkan petinggi Partai maupun suap daging impor sapi, kita
mendapatkan pelajaran dari penggunaan istilah. Istilah-istilah yang
digunakan semakin canggih, semakin rumit, semakin kabur. Sehingga
dibutuhkan pendalaman untuk melihat penggunaan kata-kata sandi.
Belum
lagi kata-kata seperti “Ketua Besar”, “Tuan Besar” yang
apabila kita tafsirkan, bisa saja menimbulkan berbagai pertanyaan.
Siapa “ketua besar dan tuan besar”. Apakah pemimpin yang harus
diberi perhatian atau cuma sekedar menegaskan, rangkaian kegiatan
korupsi harus dipantau para pemimpin mereka.
Cara-cara
canggih
Sebagai
kejahatan kerah putih (white collar crime), korupsi terus semakin
canggih. Cara-cara yang dilakukan disusun semakin rapi, tidak mudah
terdeteksi, rumit bahkan apabila sekilas, tidak terbaca dengan baik.
Berbagai
peraturan yang digunakan, dicoba disusun dengna menutup berbagai
lobang pengintaian. Dokumen yang disusun sangat rapi. Tidak terbaca
akan adanya “upaya” skenario untuk korupsi. Belum lagi para
pengawas proyek, pimpinan yang juga rapi untuk “menutupinya”.
Selain
itu juga, penggunaan alat juga turut mempengaruhi semakin canggihnya
korupsi. Penggunaan alat komunikai yang sudah canggih, tertutup, rapi
bahkan menggunakan berbagai peralatan modern.
Pertemuan
dan tempat pertemuan disusun sehingga tidak mudah dipantau. Berbagai
korupsi juga disusun di tempat yang tidak mudah dideteksi. Masih
ingat kita bagaimana skenario yang disusun di berbagai kantor
parlemen, kantor-kantor publik yang sulit diakses oleh publik.
Sekali
lagi kita melihat peristiwa berbagai percakapan “skenario” dapat
kita baca bagaimana kata-kata diawal tulisan merupakan skenario
canggih untuk korupsi. Kata-kata itu sengaja ditampilkan di awal
tulisan untuk membuktikan “korupsi” memang kejahatan-kejahatan
yang canggih.
Dimuat di Posmetronline, 19 Mei 2013
http://www.metrojambi.com/v1/home/kolom/18359-korupsi-memang-canggih.html
Dimuat di Posmetronline, 19 Mei 2013
http://www.metrojambi.com/v1/home/kolom/18359-korupsi-memang-canggih.html