Banyak
yang pesimis terhadap perkembangan politik kontemporer Indonesia.
Banyak yang tidak percaya “Partai” merupakan instrumen
demokrasi di negara modern. Agama, warna kulit, suku tidaklah menjadi
“ukuran” demokrasi. Kekuatan oligarkhi politik, politik
dinasti, modal yang besar “memasuki” dunia politik.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
04 Juni 2014
opini musri nauli : Mencari “Pemimpin
Usai
sudah penetapan Capres/cawapres 2014. Usai sudah penetapan nomor urut
Capres/Cawapres 2014. Tinggal kita “mempersiapkan” diri
melihat kampanye yang dilakukan oleh para tim sukses.
Tentu
saja banyak analisa tentang kemenangan Pilpres. Banyak prediksi,
perkiraan siapa yang menjadi pemenang Pilpres. Banyak yang memberikan
pendapat “siapa yang pantas” menjadi pemimpin di Republik
Indonesia.
03 Juni 2014
opini musri nauli : Blusukan, Turba dan Sidak
Tiba-tiba
istilah “blusukan” menjadi istilah kosakata yang paling
sering dibicarakan Pilpres. Istilah yang digunakan media ketika
melihat kegiatan Jokowi yang sering turun ke lapangan. Jokowi turun
ke gorong-gorong, duduk di warung, mendatangi puskesmas, kantor
camat, kantor lurah. Jokowi nyelonong ke rumah-rumah penduduk. Jokowi
mampir ke kantor LSM (YLBHI, SPI, AMAN, WALHI). Media kemudian
meliputnya setiap hari dan perjalanan Jokowi menjadi headline di
berbagai media.
01 Juni 2014
opini musri nauli : Branding Pilpres 2014
Dalam
dunia yang begitu cepat, informasi begitu penting, maka trend dunia
sudah berubah.
Dulu
orang hanya mengenal produk. Kemudian bergeser mengenal mutu. Namun
itupun tidak cukup. Kemudian beralih kemasan. Dan sekarang menjadi
branding.
Begitulah
dunia yang terus berubah.
31 Mei 2014
30 Mei 2014
opini musri nauli : KEKELIRUAN PERNYATAAN AHMAD YANI (PPP) DALAM KASUS BUSWAY
Dalam
dialog di TV One dengan tema kasus korupsi pengadaan bus
Transjakarta. Dialog dihadiri Ahmad Yani (PPP) mewakili kubu
pendukung Prabowo – Hatta, Trimedya Panjaitan (PDIP) mewakili kubu
pendukung Jokowi – Jusuf Kalla.
Isu
ini memang “memantik” persoalan yang cukup hangat
dibicarakan. Kitapun sudah mengetahui arah diskusi. Ahmad Yani
“mendorong” agar kasus ini segera diproses secara cepat
dan meminta kepada Kejaksaan Agung untuk “memeriksa” Jokowi.
Sedangkan Trimedya Panjaitan sepakat agar kasus ini diserahkan kepada
pihak yang berwenang. Namun kasus ini jangan dipolitir dengan
mengaitkan dengan Jokowi.
opini musri nauli : Ganteng dan Kaya
Tiba-tiba
saya menjadi grogi ketika Amien Rais mengatakan harus memilih
Presiden yang ganteng dan kaya. Saya grogi selain karena tidak
ganteng dan tidak juga kaya. Tidak ganteng seperti Pakde Sartono yang
sering “nyeleneh” di Kompasiana. Tapi Apakah betul memang
orang memilih karena kegantengan dan kekayaan.
Tapi
apakah memang betul, perempuan Indonesia suka pria ganteng dan kaya ?
29 Mei 2014
opini musri nauli : Surat Terbuka Untuk Mahfud, MD
Jambi, 29 Mei 2014
Kepada Yth Bapak Mahfud,
MD
di
Jakarta
Dengan Hormat
Sebelumnya saya mendoakan
kepada Yang Tuhan Maha Esa agar bapak diberi kesehatan dan dapat
berfikir untuk bangsa.
Selanjutnya saya minta
maaf mengirimkan surat terbuka kepada bapak. Selain karena saya
merasa gelisah dan tidak mesti harus menyampaikan kemana, saya yakin
pasti bapak sibuk sehingga saya tidak berkesempatan mengantar surat
ini secara langsung.
opini musri nauli : Anies Baswedan dan Mahfud, MD
Melihat
wawancara antara Anies Baswedan dan Mahfud, MD didalam acara “Mata
Najwa” memang ditunggu para penggemar acara ini. Entah berapa
kali Najwa Shihab berhasil “menguliti” pendatang. Rhoma
Irama, Angel Elga, Farhat Abbas merasakan “panasnya” duduk
di kursi. Dan mereka pulang dengna tertunduk lesu. Berhasil dicecar
tanpa memberikan perlawanan berarti.
Sehingga
acara Mata Najwa berhasil menjadi acara ditunggu-tunggu penonton
selain acara “Kick Andy” dan ILC.
23 Mei 2014
Ada Apa di Wilayah Sakral ?
Memasuki suasana Pilpres,
sekali lagi (ingat sekali lagi), kita dipertontonkan yang memalukan.
Surya Darma Ali (SDA) ditetapkan tersangka dalam kasus korupsi
penyelenggaraan haji tahun 2012. SDA memimpin sebuah Kementerian
“prestise”. Kementerian Agama.
Langganan:
Postingan (Atom)