Dalam
lakon pewayangan, cerita Sengkuni dan Brutus “berkejaran” dengan kabar kebenaran dari pinggir kampong. Cerita
ini berseliweran sehingga Raja bingung untuk “memilah” kabar.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
04 Januari 2017
02 Januari 2017
opini musri nauli : Jambi dan Peradaban Dunia
Sebagai
bagian dari Sumatera, Sriwijaya, Melayu, tentu saja Jambi dipengaruhi berbagai
pengaruh dari luar Jambi. Baik dipengaruhi berkaitan dengan kepentingan dagang,
pengaruh agama maupun pengaruh sistem pemerintahan dan sistem social dari
berbagai penjuru dunia.
opini musri nauli : WAKTU
Tema
“waktu” merupakan salah satu hutang tulisan
yang baru kuselesaikan kali ini.
Waktu
dapat dijadikan sandaran ataupun pandangna terhadap hidup.
29 Desember 2016
opini musri nauli : WEWENANG DAN HAK
Entah
memang belum paham atau memang “pura-pura”
tidak tahu, istilah wewenang dan hak sering bercampur istilah didalam
mendudukkan persoalan.
Kalaupun
di lapisan masyarakat umum, istilah ini sering bercampur-baur, saya berusaha
mengerti ataupun mencoba memaklumi. Tapi kalaupun masih terjadi di lapisan
penegak hukum, maka itu “kiamat kecil”.
Keterlaluan.
28 Desember 2016
opini musri nauli : Strategi Membongkar kejahatan
Dalam
ilmu kriminologi, teknik-teknik untuk membongkar kejahatan diperlukan agar
kasus dapat terungkap. Selain “skill” mumpuni, insting, pengalaman panjang
penyidik, kebiasaan pelaku hingga berbagai hubungan antar satu dengan lain
diperlukan agar perkara dapat dibongkar.
26 Desember 2016
opini musri nauli : Warisan Gusdur
“Menurut saya,
Gus Dur itu diutus Tuhan, untuk mengajarkan Indonesia agar pandai berbeda
dengan yang lain. Karena itu, Gus Dur sangat kontroversial, setiap sikap dan
ucapannya menimbulkan kontoroversi. Dengan begitu, orang Indonesia akan belajar
bagaimana berbeda dengan orang lain. Itu sebetulnya hakikat kehadiran Gus Dur
di Indonesia.
Kemudian,
kita akan menjadi Negara yang betul-betul demokratis, karena saling menghargai
pendapat orang lain. Kita Negara yang sangat plural, sangat majemuk. Kita
mempunyai slogan Bhinneka Tunggal Ika, dan itu akhir-akhir ini seperti sedang
mendapatkan tantangan orang-orang yang tidak bisa berbeda dengan
saudara-saudaranya. Gus Dur sangat berperan, sangat berjasa dan banyak. Mungkin
nanti, pengikut-pengikutnya yang bertanggung jawab untuk meneruskan
perjuangannya”. KH. Mustofa Bisri
Menjelang
akhir tahun dimana suasana natal dan Tahun baru begitu terasa, tidak salah
kemudian merupakan bulan milik Gusdur (Abdurrahman
Wahid), bapak Bangsa yang rela mengulurkan tangannya meraih siapapun yang
dikucilkan. Seorang Cucu tokoh kharismatik, KH. Hasyim Asyari, pendiri NU.
Ayahnya KH Wahid Hasyim, Menteri Agama pada awal-awal revolusi.
23 Desember 2016
opini musri nauli : GENERASI MILLENIUM
#OM. TELOLET.OM” tiba-tiba menjadi
viral dan “menghentikan” sementara
hiruk pikuk dunia sosmed. Tagar itu menjangkiti dan menyebar melebihi kecepatan
pesawat supersonic sekalipun. DJ-DJ bahkan pemain sepakbola dunia menjadikan
tagar didalam twitter-nya. Baik resmi di blog klub sepakbola maupun twitter.
Berbagai
viral kemudian “menghela” nafas
sejenak setelah hiruk pikuk suasana politik di Indonesia. Menenggelamkan issu “equil”, “sari roti”, “penghinaan Pahlawan” bahkan
semua orang kemudian berebut mencari informasi tentang suara knalpon “bernada” dari bis-bis malam antar kota.
22 Desember 2016
opini musri nauli : REZIM IZIN LINGKUNGAN
Dunia hukum mengalami “geger”. Putusan Mahkamah Agung yang
mengabulkan permohonan dari Joko Priyanto dkk dan Walhi menuai problema hukum.
Putusan Mahkamah Agung ditingkat Peninjauan Kembali Nomor 99 PK/TUN/2016 (Putusan Mahkamah Agung) kemudian “dipelintir” oleh pihak yang kalah (baca Gubernur Jawa Tengah) dengan
menerbitkan Izin lingkungan baru kepada PT. Semen Indonesia.
19 Desember 2016
opini musri nauli : KESALAHAN PARADIGMA TENTANG KARHUTLA
Didalam sebuah
pertemuan di Jakarta dengan Tema penegakkan hukum dan kebakaran hutan dan lahan
(KARHUTLA), saya kaget mengetahui bagaimana pandangna para pihak didalam
melihat persoalan hukum (KARHUTLA). Dari para pihak yang mewakili unsur
akademisi, penegak hukum hingga berbagai pihak saya kemudian menyadari ada
persoalan di tataran paradigm. Tulisan ini mencoba untuk memotret bagaimana
pandangan parapihak sekaligus sebagai otokritik paradigm didalam persoalan
hukum.
18 Desember 2016
opini musri nauli : NU – Warisan Islam untuk Indonesia
Akhir-akhir
ini NU sebagai organisasi Islam di Indonesia mengalami “hujatan” dan
“pembunuhan karakter”. Persoalan “wiridan, maulidan ataupun tradisi panjang di
kalangan NU dipersoalkan.
Langganan:
Postingan (Atom)