Belum sempat sang burung hinggap di ranting kecil, tempat bersandar setiap pagi, berteriaklah sang kura-kura..
"Wahai, sang burung.. Lanjutkan cerita tentang air sungai yang engau ceritakan kemarin pagi", Ujar sang Kura-kura penasaran..
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
Belum sempat sang burung hinggap di ranting kecil, tempat bersandar setiap pagi, berteriaklah sang kura-kura..
"Wahai, sang burung.. Lanjutkan cerita tentang air sungai yang engau ceritakan kemarin pagi", Ujar sang Kura-kura penasaran..
"Wahai, Sang burung.. Cerita apa hendak kau sampaikan pagi ini", sambut sang kura-kuran senang. Burung datang setiap pagi hari sembari bercerita kepada kura-kura..
"Kura-kura.. Maafkan aku yang tidak datang kemarin pagi. Hari hujan mengguyur tempatku.. beranjak bangun. Jerami hangat tubuhku membuatku malas keluar dari sarang. Siang hari barulah Mentari menampakkan wajahnya", Pinta sang burung sebelum kura-kura bertanya...
"Wahai, kura-kura.. aku datang" Teriak sang burung dari kejauhan..
"Ahai. Aku tahu engkau akan datang'. Sambut sang kura-kura gembira..
"Wahai sang burung. Mengapa engkau kemarin tidak datang.. Aku sudah lama menunggu kabar dirimu", teriak kura-kura sambil menunjukkan wajah kecewanya..
"Ahai, Kura-kura.. Di tempatku hujan lebat sekali.. Paruhku tidak dapat melewati hujan.. Aku mohon maaf. Tidak bisa bercerita kepadamu.. " Pinta sang Burung.
Sudah berapa lama kura-kura menunggu kedatangan sang burung. Dengan sabar sang kura-kura terus menunggu cerita dari sang burung. Tapi Burung yang ditunggu tidak datang..
Setelah menempuh perjalanan panjang, hinggaplah burung di sebuah pohon. Terdengar sayup-sayup suara memanggil..
“Hai burung, mengapa engkau hinggap di pohon. Turunlah kesini. Mari kuceritakan kepadamu tentang dunia.