Donald Trump berhasil merebut
suara Kelas
pekerja kulit putih, terutama yang tidak mengenyam pendidikan universitas,
laki-laki dan perempuan. Mereka yang
tinggal di pedesaan menggunakan suara, antara lain dengan tujuan suara mereka
didengar. Mereka inilah yang selama ini merasa ditinggal oleh kalangan mapan.
Sikap rasial ditandai dengna melarang muslim masuk ke Amerika. Sikap yang ditunjukkan ketika menjadi Presiden kemudian melarang muslim datang dari Iran, Irak, Suriah, Libya, Somalia, Sudan dan Yaman. Selain itu juga termasuk menutup seluruh masjid di Amerika,
Kemudian rencana pembangunan
tembok berbatasan dengan Meksiko dan
membatasi dari dari peredaran narkoba. Dan menghina warga Meksiko dan mengusir
wartawan keturunan Meksiko,
Bahkan didalam debat
Presiden, Donald Trump mencela wajah calon Presiden Carly Fiorina, mencela
rambut Hillary Clinton. Bahkan menentang dan tidak mendukung Barack Obama
sebagai Presiden.
Belum lagi sikap rasialnya
dengan imigran dan pengungsi yang dituduh sebagai penyebab berbagai konflik social
di tengah masyarakat.
Donal Trump yang dikenal Raja
bisnis Amerika di The Trump Organisation dan pendiri Trump Entertainment
Resort.
Kehidupan
Donald Trump tidak sepi dari skandal. Baik pengakuan dari Miss Utah, Negara bagian
AS, percakapan locker room, video viral dengan perempuan cantik berpakaian
seksi. Cerita ini melengkapi rangkaian dari kemampuan Donald Trump melaksanakan
agenda “Miss Universe, Miss USA dan Miss Teen USA.
Sikap
rasial dan skandalnya selain menimbulkan kejijikan dari bangsa Amerika yang
berlatar multi etnik juga memberikan antipasti di kalangan partai Republik.
Berbagai kampanyenya kemudian membuat para penguasa partai Republik
meninggalkan arena kampanye ketika mendengar sikap rasial dari Donald Trump.
Namun
sikap rasial dan skandal Donald Trump tidak menghentikan Donald Trump menjadi
Presiden AS. Rakyat Amerika telah memilih dan mengalahkan Hillay Clinton.
Terlepas
dari kemenangan Donald Trump, kemenangan Donal Trump harus dilihat dari sudut
pandang yang luas. Rakyat Amerika memilih Donald Trump, selain Donald Trumph
merupakan orang yang popular namun berhasil merebut suara Kelas pekerja kulit putih, terutama yang tidak
mengenyam pendidikan universitas, laki-laki dan perempuan. Termasuk
daerah-daerah yang semula mendukung Partai Demokrat kemudian beralih memilih
Donald Trump yang diusulkan oleh Partai Republik.
Selain
itu sikap ingin mengembalikan kejayaan Amerika, mengembalikan harkat bangsa
Amerika menjadi penyumbang suara terbesar memilih Donald Trump. Rakyat yang
merasakan dipinggirkan dan dikuclikan dan pertarungan Amerika di global yang
membuat bandul global mulai bergeser ke Eropa dan dominasi Tiongkok dalam
berbagai forum juga berhasil dimainkan oleh Donald Trump. Belum lagi berbagai
kebijakan Obama yang dikenal Obamacare yang menyedot anggaran Negara Amerika.
Kemenangan
Donald Trump adalah wajah Amerika. Warga kelas putih ingin mengembalikan
sebagai bangsa mulia. Persis yang dilakukan Hitler pada masa kemenangan perang
dunia. Kalimat mantra sakti Hitler yang terkenal “res arya”, Jerman ras yang
mulia kemudian melakukan pembantaian terhadap Yahudi.
Kemenangan
Donald Trump melengkapi sikap rakyat Inggeris yang memenangkan “Brexit”.
Inggeris keluar dari Eropa (British Exit).
Namun
sikap dan pandangan Donald Trump didalam memulai kebijakannya menuai protes
dari rakyat Amerika. Dimulai dari demonstrasi di jalanan ketika dilakukan
pelantikan Donald Trump, Putusan Hakim di Seatle yang membatalkan melarang
perjalanan bagi warga dari tujuh Negara. Keputusan yang kemudian diikuti Negara
bagian Minnesota. Belum lagi viral dari rakyat Amerika yang mengambil sikap
menjadi pelindung Imigran dan keturunan dari Negara islam.
Rakyat
Amerika yang berlatar belakang multi-etnik kemudian mengambil sikap untuk
melawan bentuk diskriminasi terhadap kemanusiaan karena adanya perbedaan agama.
Perlawanan
dari Rakyat Amerika terhadap kebijakan Donald Trump yang rasial membuktikan.
Pandangan Pemerintah merupakan pandangan dari Negara (state). Bukan pandangan
dari rakyat Amerika (Nation). Sehingga tidak salah kemudian, kita harus
bergandengan tangan untuk melawan state yang rasial, diskriminatif dan tidak
melindungi minoritas. Bukan memusuhi bangsa Amerika.
Kemenangan
Donald Trump dapat menjadikan pengalaman dan pelajaran bagi rakyat Indonesia. Sikap
rasial justru akan menarik peradaban bangsa Amerika menjadi bangsa yang
disoroti dunia. Amerika yang akan menjadi bangsa yang toleran akan menjadi
bangsa yang rasis dan akan menarik ke pengalaman buruk sebelum perang dunia II.
Dan akan dicatat tinta hitam sebagai bangsa yang tidak mengikuti perkembangan
zaman.
Terlepas
dari kemenangan Donald Trump yang rasial dan diskriminatif. namun berbagai
peristiwa baik terhadap perlindungan dari kaum mayoritas, perlawanan rasial
merupakan cerminan bagi kita.
Semangat
ini juga menularkan di Toronto, Kanada. Rakyat Toronto kemudian mengelilingi masjid
disaat dilangsungkan sholat jumat paska tewasnya 6 orang muslim di Kanada.
“Bayangkan,
orang beriman yang ingin beribadah dalam damai, mendoakan perdamaian, berada
dalam risiko besar. Rumah ibadah adalah
tempat suci yang harus dilindungi." teriak rakyat Toronto ketika membuat
pagar hidup mengeliling dan melindungi Mesjid
Begitu
juga Lebih dari seribu
warga muslim Norwegia kemarin membentuk rantai manusia buat melindungi sebuah
sinagoge atau rumah ibadah bagi kaum Yahudi di Ibu Kota Oslo. Mereka
bergandengan tangan berdiri dalam bentuk lingkaran di depan sinagoge itu. Mereka
bermaksud melindungi kaum Yahudi dari tindak kekerasan yang terjadi di Eropa
belakangan ini.
Sedangkan
di Pakista, Muslim di
Lahore yang tergabung dalam organisasi "Pakistan for All". Mereka
menyambangi gereja St. Anthony dan membentuk rantai manusia di sekeliling
gereja tdan melindunginya ketika Taliban mulai menebor teror.
Sudah
saatnya kita mengulurkan tangan dan memberikan perlindungan kepada kelompok
minoritas.
Dunia
sedang berubah. Kemanusiaan ditempatkan sebagai adiagung sebagai ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.