Ditengah
masyarakat, penghormatan terhadap pemimpin diucapkan berbagai seloko seperti “Alam
sekato Rajo. Negeri sekato Batin. Atau “Alam
Berajo, Rantau Berjenang, Negeri Bebatin, Luhak Berpenghulu, Kampung betuo,
Rumah betengganai”
Setiap
ucapan, perbuatannya, pandangan, sikap kemudian diikuti orang banyak. Yang
berhak untuk memutih menghitamkan Yang memakan habis, memancung putus, dipapan
jangan berentak, diduri jangan menginjek. “Disitu kusut diselesaikan.
Disitu keruh dijernihkan. Disitu kesat sama diampelas. Disitu bongkol sama
ditarah. “didahulukan
selangkah”. Dilebihkan sekata'. Tempat pegi betanyo. Tempat balek becerito”.
Sehingga
setiap tempat di Jambi kemudian diberi penghormatan terhadap kepemimpinannya.
Di
Marga Batin Pengambang disebutkan disebutkan adanya Rio Cekdi Pemangku Rajo.
Yang bertugas menjaga pintu dari Timur. Dengan wilayahnya Bathin Pengambang,
Batu berugo, Narso. Debalang Sutan yang bertugas menjaga pintu di sebelah
selatan. Dengan wilayah Sekeladi, Guguk tinggi, Tangkui, Padang Baru. Menti
Kusumo yang bertugas menjaga pintu dari Utara. Dengan wilayah Rantau Jungkai,
Renah Kemang, Sungai keradak. Debalang Rajo yang menjaga pintu dari
barat. Dengan wilayah Muara Simpang, narso kecil.
Penempatan
“penjagaan” yang bertugas empat penjuru mata angin seperti di Marga Batin
Pengambang seperti Rio Cekdi Pemangku Rajo (Timur), Debalang Sutan (Selatan),
Menti Kusumo (Utara) Debalang Rajo (barat) adalah “punggawa” menjaga pemukiman
Marga Batin Pengambang.
Marga
Serampas dikenal Depati Seri Bumi Puti Pemuncak Alam Serampas, Depati Pulang
Jawa, Depati Singo Negaro, Depati Karti Mudo Menggalo, Depati Seniudo, Depati
Payung, Depati Kertau, Depati Siba.
Di
Marga Sungai Tenang dikenal gelar seperti Depati Suko Merajo (Dusun Gedang), Depati
Tuo Menggalo (Dusun Tanjung Mudo), Rio Penganggun Jago Bayo (Dusun Tanjung
Alam), Depati Suko Dirajo (Dusun Kotobaru), Depati Suko Menggalo (Dusun Tanjung
Benuang), Depati Gento Rajo (Pulau
Tengah), Pemangku Sanggo Ning di Rajo (Desa Renah Pelaan), Depati Sungai Rito (Rantau
Suli), Depati Payung (Desa Pematang Pauh), Sako Rio Pembarap (Dusun Koto Teguh).
Marga
Tiang Pumpung dikenal Depati Manjuang (Muara Siau), Depati Agung (Pulau Raman),
Rio Depati (Sekancing), Depati Purbo Alam (Dusun Baru, Renah Jelmu, Muara
Sakai, Beringin Sanggul dan Renah Manggis). Depati Permai Yudo (Pulau Bayur),
Depati Suko Berajo (Selango).
Didalam
Marga Renah Pembarap dikenal Depati Mangku Rajo dan Depati Mangku Mudo dengan pusat
Marga Renah Pembarap di Guguk. Sedangkan di Marga Senggrahan dikenal Depati
Tiang Menggalo di Dusun Kandang, Depati Depati Kuraco di Lubuk Beringin, Depati
Renggo DiRajo di Lubuk Birah dan Rio Kemuyang di Durian Rambon.
Di
Marga Senggarahan dikenal Depati Tiang Menggalo (Dusun Kandang, Depati Surau
Gembala Halim (Dusun Klipit), Depati Kurawo (dusun Lubuk Beringin), Depati Renggo
Rajo (Lubuk Birah) dan Rio Kemunyang (Dusun Durian Rambun).
Di
Marga Batin IX ULU dikenal “Datuk
Melako, Depati, Penghulu Makin, Penghulu dan Sumono. Sumono adalah kekuasaan
Tertinggi.
Di
Marga Datuk Nan Tigo dikenal Datuk Temenggung,
Datuk Ranggo, Datuk Demang. Datuk Temenggung berpusat di Dusun Mengkadai. Datuk
Ranggo berpusat di Dusun Muara Mansao. Sedangkan Datuk Demang berpusat di
Kampung Pondok.
Marga
Jujuhan mengenal Rio Petinggi dan Rio Agung. Istilah Rio kemudian menggantikan
istilah kepala Desa di Kabupaten Bungo.
Selain
Depati atau Rio dikenal Datuk, Ngebi dan Penghulu. Istilah Datuk dikenal
berbagai tempat seperti Datuk Raja Nan Putih (Marga Pangkalan Jambu), Datuk
Temenggung Suto Yudho (Marga VII Koto), Datuk (Marga Air Hitam, Marga Datuk nan
Tigo).
Penghormatan
Ngebi dikenal di Marga Maro Sebo Ulu. Sedangkan Istilah penghulu dikenal di Marga
Pemayung Ulu dan Marga-marga yang terletak di daerah hilir Jambi. Seperti Marga
Kumpeh Ulu, Marga Kumpeh, Marga Jebus. Di Marga Tungkal Ulu selain dikenal
Penghulu juga dikenal Demang.
Penghormatan
terhadap kepemimpinan ditandai dengan Seloko “Beliaulah memegang lantak nan dak goyang, cermin nan dak kabur, yang
punya anak buah/rakyat banyak, yang memasukkan petang mengeluarkan pagi,
beliaulah yang memuncak, urek nan menunggang dalam negeri.
Sifatnya harus adil, data bak sawah
selupak, licin bak lantai bemban, beranak tiri beranak kandung, tidak tumbuh di
papan nak berentak, tumbuh di di duri nak senginjek, tumbuh dimatao
dipicingkan, tumbun perut dikempiskan. Kalo perlu beruk dirimbo disusukan, anak
pangku diletakkan.
Begitu
agungnya pemimpin ditandai dengan seloko Elok
negeri dengan yang tuo. ramai Negeri oleh yang mudo”.
Advokat. Tinggal di Jambi