Memang
“demam” Jokowi telah memberikan pelajaran kepada kita semua.
Setiap denyut dan setiap langkah Jokowi tidak terlepas dari sorotan
liputan media massa. Mulai dari blusukan ke tempat-tempat yang sering
luput dari perhatian Pemerintah DKI, gaya Jokowi, cengengesan, tidak
peduli penampilang, deman baju kotak-kotak hingga setiap pernyataan
ataupun harapan yang disampaikan. Hampir setiap hari kemudian selalu
dikabarkan perkembangan terhadap langkah Jokowi. Mengalahkan berita
entertainment. Mengalahkan issu artis sekalipun.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
16 November 2012
opini musri nauli : PELAJARAN PENTING DARI JOKOWI
Berita
menggembirakan dikabarkan dari Jakarta. Belum lama hitungan hari
Jokowi dan Ahok dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta kemudian
“mewujudkan” janjinya untuk memenuhi kartu Sehat dan Kartu
Pintar. Kartu Sehat dan kartu Pintar merupakan janji Jokowi yang
paling dinanti oleh masyarakat. Masyarakat percaya dengan Jokowi
karena telah membuktikannya selama 8 tahun di Solo. Dengan janjinya
itulah, kemudian masyarakat memilih dan kemudian membuktikan Jokowi
menang dalam Pilkada DKI.
Kartu
Sehat sebagai “card” untuk masyarakat kurang mampu untuk
mendapatkan Fasilitas kesehatan sama seperti Fasilitas kesehatan yang
dirasakan golongan mampu. Pemerintah DKI kemudian yang memberikan
“jaminan” dengan “menyiapkan” dana APBD DKI untuk rujukan
Rumah Sakit yang ditunjuk. Pemerintah DKI juga “bekerjasama”
dengan berbagai rumah sakit swasta. Beragam fasilitas kesehatan yang
disediakan rumah sakit kemudian “memberikan” jaminan kepada
golongan kurang mampu untuk menikmati fasilitas tanpa dibebani
berbagai biaya-biaya yang tidak perlu, biaya yang mahal maupun
biaya-biaya yang ditentukan sepihak rumah sakit tanpa mampu
dibayarkan oleh masyarakat.
11 November 2012
opini musri nauli : LANGKAH DAHLAN ISKAN DAN JOKOW
LANGKAH
DAHLAN ISKAN DAN JOKOWI
Dahlan
Iskan dan Jokowi merupakan sosok yang paling fenomenal dan paling
ditunggu publik setiap langkah-langkahnya. Meminjam Istilah Effendi
Gozali. Keduanya sedang menjadi “media darling”.
“Blusukan” Jokowi seakan-akan menjawab publik bagaimana
“keinginan” publik yang setiap langkah dan keputusannya
ditunggu rakyat. Keputusan yang berasal dari bawah dan dapat mewakili
suara rakyat.
10 November 2012
opini musri nauli : MEMAKNAI PAHLAWAN DITENGAH KETIDAKTELADANAN
Entah
mimpi atau lagi bingung, strategi Pemerintahan SBY-Boediono
menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Soekarno dan Hatta.
Pemberian ini kemudian menyentak alam bawah sadar rakyat Indonesia.
Indonesia kemudian sadar, ternyata Pengucap Ikrar Merdeka (Sang
Proklamator) baru diangerahi Gelar Pahlawan Nasional. Logikapun
terbanting. Daya pengetahuan publikpun terganggu. Konsentrasi
nasionalpun pecah.
06 November 2012
opini musri nauli : MENCARI MODEL PENYELESAIAN DILUAR PENGADILAN (Catatan Perjalanan Mengikuti RSPO)
MENCARI
MODEL PENYELESAIAN DILUAR PENGADILAN
(Catatan
Perjalanan Mengikuti RSPO)
Harus
diakui, pembangunan perkebunan kelapa sawit menggiurkan dan menarik
perhatian berbagai pihak. Indonesia menjadikan ekspor CPO sebagai
komoditas unggulan dan berambisi menjadikan sebagai produsen terbesar
di dunia
dengan areal pada tahun 2006 seluas 6,075 juta hektar dan produksi
sebanyak 16,08 juta ton. Dan produksi tersebut, 12,1 juta ton
(75,25%) diantaranya diekspor dan konsumsi untuk industri minyak
goreng dan industri negeri sebanyak 3,8 juta ton (24,75%)
(Dirattanhun,
Potensi Kelapa sawit sebagai Bahan baku Diesel, (
www.ditjenbun.deptan.go.id,
13 Juli 2008
Putusan MA Terhadap Masturo Bukan Preseden Buruk
Menurutnya perubahan itu terjadi atas dasar kewenangan MA dalam melihat adanya ketidak sesuaian keputusan yang diambil di bawah.
"Atas alasan adanya ketidak sesuaian itulah MA mengambil sebuah keputusan yang berbeda dengan apa yang diputuskan di Pengadilan," katanya saat dihubungi Tribun kemarin.
Menurutnya perbedaan putusan yang terjadi antara MA dan PN disebabkan oleh banyak faktor, misalnya sudut pandang seorang Hakim PN dalam melihat perkara yang akan diputuskan. Demikian juga MA memiliki sudut pandang tersendiri dalam melihat berkas perkara.
Lalu terhadap kasus‑kasus korupsi yang diputuskan di Jambi apakah MA harus mengambil keputusan yang lebih berat dari yang diputuskan di pengadilan?
"Tentu tidak harus lebih berat, karena hal ini sesuai dengan kewenangan, bisa lebih berat dan juga bisa lebih ringan," katanya.
Menurutnya meski banyak kasus korupsi yang diputuskan di pengadilan yang setelah dinaikkan ke MA menjadi lebih berat, itu tidak menjadi preseden buruk bagi pengadilan. Karena ini, sekali lagi sangat terkait dengan kewenangan.
"Tidak semua apa yang diputuskan MA sesuai dengan fakta sebenarnya, cukup banyak keputusan MA yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya," katanya. (dot/mai)
http://jambi.tribunnews.com/2012/11/06/putusan-ma-terhadap-masturo-bukan-preseden-buruk
"Atas alasan adanya ketidak sesuaian itulah MA mengambil sebuah keputusan yang berbeda dengan apa yang diputuskan di Pengadilan," katanya saat dihubungi Tribun kemarin.
Menurutnya perbedaan putusan yang terjadi antara MA dan PN disebabkan oleh banyak faktor, misalnya sudut pandang seorang Hakim PN dalam melihat perkara yang akan diputuskan. Demikian juga MA memiliki sudut pandang tersendiri dalam melihat berkas perkara.
Lalu terhadap kasus‑kasus korupsi yang diputuskan di Jambi apakah MA harus mengambil keputusan yang lebih berat dari yang diputuskan di pengadilan?
"Tentu tidak harus lebih berat, karena hal ini sesuai dengan kewenangan, bisa lebih berat dan juga bisa lebih ringan," katanya.
Menurutnya meski banyak kasus korupsi yang diputuskan di pengadilan yang setelah dinaikkan ke MA menjadi lebih berat, itu tidak menjadi preseden buruk bagi pengadilan. Karena ini, sekali lagi sangat terkait dengan kewenangan.
"Tidak semua apa yang diputuskan MA sesuai dengan fakta sebenarnya, cukup banyak keputusan MA yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya," katanya. (dot/mai)
http://jambi.tribunnews.com/2012/11/06/putusan-ma-terhadap-masturo-bukan-preseden-buruk
05 November 2012
opini musri nauli : MELAWAN KORUPSI
Indonesia
darurat korupsi. Itu tema yang paling pantas disampaikan melihat
bagaimana kronisnya para “pengurus” negara “mengurusi”
negara. Setiap lini, setiap kesempatan, setiap waktu merupakan teknik
dan cara bagaimana uang rakyat “dirampok”.
04 November 2012
opini musri nauli : MENGHITUNG HARI ANAS URBANINGRUM
Korupsi
proyek Hambalang “memakan” energi bangsa cukup serius.
Hiruk piruk persoalan hukum kemudian “bergeser” menjadi
wacana nasional. Hampir praktis “seluruh” energi The
Rulling party dikonsentrasikan menghadapi berbagai pemeriksaan. Baik
dimulai dari Angelina Sondakh, M. Nazaruddin hingga Anas Urbaningrum
“dipusingkan” berbagai pemeriksaan di KPK. Belum lagi
petinggi-petinggi The Rulling party.
03 November 2012
opini musri nauli : SBY, SDA DAN SEBAGAINYA
Presiden
Soesilo Bambang Yudhoyono menerima penghargaan dari Ratu Inggris
Elizabeth II berupa penghargaan Knight Grand Cross in the Order of
the Bath. Sebelum Presiden
Yudhoyono, Knight Grand Cross in the Order of the Bath
hanya diberikan kepada mantan Presiden AS Ronald Reagan, mantan
Presiden Perancis Jacques Chirac, serta Presiden Turki Abdullah Gul.
Order of the Bath
terdiri atas tiga kelas. Knight Grand Cross
merupakan kelas yang tertinggi. Dua kelas berikutnya adalah Knight
Commander serta Companion.
(http://nasional.kompas.com/read/2012/10/29/17044978/Presiden.SBY.Mendapat.Penghargaan.dari.Ratu.Inggris)
02 November 2012
opini musri nauli : HUKUM DALAM PERKEMBANGAN
Dalam
diskusi informal, sebagian kalangan mengagumi Singapura didalam
mengelola kotanya. Hampir praktis semuanya sudah tertata dengan baik.
Setelah membicarakan bagaimana Singapura mengelola kotanya, kemudian
mereka mengagumi Singapura didalam menerapkan hukumnya.
Banyak
yang melihat prestasi Singapura didalam menata kota dan membangun
sistem hukum. Terlepas dari berbagai kekurangan, kemudian Indonesia
seringkali “bermimpi” agar dapat seperti Singapura. Semuanya
tertata rapi dan sistem hukum dihormati. Kemudian mereka berharap
agar Indonesia dapat belajar dari Singapura.
Langganan:
Postingan (Atom)