“Menurut saya,
Gus Dur itu diutus Tuhan, untuk mengajarkan Indonesia agar pandai berbeda
dengan yang lain. Karena itu, Gus Dur sangat kontroversial, setiap sikap dan
ucapannya menimbulkan kontoroversi. Dengan begitu, orang Indonesia akan belajar
bagaimana berbeda dengan orang lain. Itu sebetulnya hakikat kehadiran Gus Dur
di Indonesia.
Kemudian,
kita akan menjadi Negara yang betul-betul demokratis, karena saling menghargai
pendapat orang lain. Kita Negara yang sangat plural, sangat majemuk. Kita
mempunyai slogan Bhinneka Tunggal Ika, dan itu akhir-akhir ini seperti sedang
mendapatkan tantangan orang-orang yang tidak bisa berbeda dengan
saudara-saudaranya. Gus Dur sangat berperan, sangat berjasa dan banyak. Mungkin
nanti, pengikut-pengikutnya yang bertanggung jawab untuk meneruskan
perjuangannya”. KH. Mustofa Bisri
Menjelang
akhir tahun dimana suasana natal dan Tahun baru begitu terasa, tidak salah
kemudian merupakan bulan milik Gusdur (Abdurrahman
Wahid), bapak Bangsa yang rela mengulurkan tangannya meraih siapapun yang
dikucilkan. Seorang Cucu tokoh kharismatik, KH. Hasyim Asyari, pendiri NU.
Ayahnya KH Wahid Hasyim, Menteri Agama pada awal-awal revolusi.