Usai
sudah “gemblengan” di kawah candradimuka selama sebulan penuh. Dengan kesadaran
penuh, puasa kemudian “dipaksa” menahan diri dari segala hawa nafsu (batin) dan
menahan diri dari hal yang dilarang seperti makan, minum dan perbuatan lainnya
(Lahir). Tidak ada satupun “paksaan” dari Tuhan selain hanya ditujukan kepada
“Ya Ayuhallazi” (Wahai orang beriman). Ayat yang ditujukan kepada manusia
beriman.
Dalam
tingkatan iman, makna “Ya Ayuhallazi” melebihi daripada makna “Ya Ayuhannas
(Wahai Manusia). Tingkatan Ya Ayuhallazi kemudian melebihi makna kepada
perintah kepada manusia semata. Dengan demikian maka ayat “berpuasa” memang
ditujukan kepada hanya orang-orang beriman. Melebihi panggilan kepada manusia
islam semata. Atau manusia semata. Sehingga orang yang memenuhi panggilan orang
berpuasa melebihi derajat keimanan kepada orang biasa.