Mengikuti
kiprah PKB sebagai “wadah politik NU’ menarik perhatian public. Ditengah kader
nahdiyin yang sudah tersebar di berbagai partai baik Partai Golkar, PDIP maupun
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kehadiran PKB menjadi “oase” kaum nahdiyin
yang sering “ditinggalkan” oleh pemenang pemilu. Entah zaman Soekarno maupun
zaman Soeharto.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
27 Juli 2018
26 Juli 2018
opini musri nauli : TEROR AHOK
TEROR AHOK
Entah
mengapa Ahok begitu meneror, menakuti, menghantui wajah Jakarta. Ahok yang
telah dipenjara, yang tidak lagi bisa bersuara namun mampu membuat namanya
terus dibicarakan, dihina, dibully bahkan dibanding-bandingkan dengannya.
Sebuah aburd ditengah ketidakmampuan untuk berbicara.
opini musri nauli : SBY – SANG DIRIJEN
Tinggal
menghitung hari, koalisi Partai mengumumkan Calon Presiden dan Wakil Presiden
untuk mendaftarkan ke KPU. Namun tersenyumannya Partai-partai pendukung Jokowi,
maka suara yang didapatkan melebihi untuk mendaftar.
PDIP
(18.95%), Partai Golkar (144,75), PKB (9,04 persen), Partai Nasdem (6,72
persen), PPP (6,53
persen) dan Partai Hanura (5,26 persen) meraih
suara melebihi sepertiga untuk mendaftar (61,25 %). Dengan demikian maka
menyisakan suara 38,75 %. Atau dengan meninggalkan satu calon lagi untuk
mendaftar diluar koalisi Jokowi.
opini musri nauli : Marga Mestong
Marga Mestong terdiri dari Lubuk
Kuari, Pematang Jering, Muara Pijoan, Dusun Sarang Burung, Dusun Sembubuk,
Dusun Senaung, Dusun Penyengat Olak, Dusun Rengas Bandung, Dusun Mendalo, Dusun
Bertam, Dusun, Pondok Meja, Dusun Penyengat Rendah, Dusun Kenali Besar. Berpusat
di Dusun Sungai Duren.
25 Juli 2018
opini musri nauli : PUZZLE
Menghubungkan
antara satu Marga dengan Marga yang lain, antara satu Marga dengan Batin
memerlukan penyusuran di tiap-tiap Marga/batin. Setiap pemangku adat, Entah
Depati, Rio, Ngebi, Datuk, Penghulu, Tumenggung menguasai kewilayahan, sejarah,
Dusun asal, model pengelolaan, cara menyelesaikan masalah (Jenjang adat) dan
sanksi.
opini musri nauli : Bahasa Melayu Jambi (2)
Akhir-akhir
ini diksi dan pengetahuan tentang bahasa mulai memudar. Terjebak dengan arti
tanpa memahami makna. Entah kedangkalan ataupun kurangnya literasi memahami
Bahasa Indonesia.
24 Juli 2018
opini musri nauli : PBB – Sang Pengantar Pemenang
Kiprah
Partai Bulan Bintang yang tidak dapat dipisahkan dari kebesaran Partai Masyumi
tidak dapat dilepaskan dari sosok Yusril Ihza Mahendra. Anak “ideology” M.
Natsir bersama dengan Amien Rais. M. Natsir adalah tokoh Partai Masyumi yang
disegani.
opini musri nauli : PARTAI DEMOKRAT – Sang Dirijen Mengatur Lagu
Sebagai
pendatang baru, Partai Demokrat yang lahir 9 September 2001 kemudian mampu
meraih suara Pemilu 2004 sebesar 7,45%.
Dengan bekal 7,45%, Partai Demokrat didukung Partai Bulan Bintang, dan
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Koalisi kerempeng yang merupakan
gabungan tiga partai kecil ini hanya menghasilkan 11 persen dukungan suara. Hasilnya
setelah putaran kedua SBY-JK menang telak dengan selisih cukup jauh yakni:
69.266.350 (60,62%) melawan 44.990.704 (39,38%).
Kememangan SBY-JK mampu melibas
kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Golkar dan mengalahkan incumbent
Megawati Soekarnoputri.
23 Juli 2018
opini musri nauli : DURIAN (2)
Entah
bagaimana perasaan saya ketika melihat posting media cetak yang memperlihatkan
hasil razia durian yang hendak dibakar. Darah saya mendidih. Pikiran
berkecamuk. Entah apa kalimat yang pantas untuk melihat gambarnya.
Durian
adalah symbol kemakmuran. Seloko Jambi dengan jelas mengabarkan “Padi menjadi.
Rumput Hijau. Kerbau gepok. Ke aek cemeti
keno. Ke darat durian gugu’”. Seloko ini mirip dengan istilah Jawa “Gemah ripah. Loh Jinawi. Negeri tentram
kerto raharjo”
opini musri nauli : HUKUM LINGKUNGAN DALAM PRAKTEK PERADILAN
“Nauli, tanggal 23, ada di Jambi ?”, ujar Ibu Prof. Elita Rahmi diujung
Telephone.
“Ada bu. Belum ada jadwal keluar kota”,
ujar saya sembari menutup buku.
“Ok. Nanti ada undangan. Ikut pertemuan
Seminar Nasional Hukum Lingkungan”, Lanjut bu elita.
“Siap, bu ?” kata saya.
Langganan:
Postingan (Atom)