Tuhan menciptakan berbagai makhluk Hidup.
Hewan, Tanaman dan Manusia.
Dan tugas menugaskan manusia untuk menjadi pemimpin alam semesta
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
Tuhan menciptakan berbagai makhluk Hidup.
Hewan, Tanaman dan Manusia.
Dan tugas menugaskan manusia untuk menjadi pemimpin alam semesta
Syahdan. Terdengar suara kegaduhan di balairung Istana Astinapura. Para dubalang Raja dan punggawa kerajaan mengelilingi Balairung Istana Astinapura.
“Tuanku, hamba mendapatkan kabar dari sang telik sandi. Kerumuman pasar dihebohkan para punggawa kerajaan. Mereka berteriak di kerumuman pasar. Sungguh tidak pantas, tuanku”, kata sang punggawa kerajaan.
Didalam hukum acara Perdata dikenal para pihak. Pihak yang mengajukan gugatan kemudian dikenal sebagai pihak penggugat. Sedangkan yang digugat kemudian dikenal sebagai pihak tergugat. Begitu juga di lapangan hukum Tata usaha negara dan Pengadilan agama.
Mengapa PTUN dan Pengadilan Agama juga mengenal istilah penggugat dan tergugat ? Sebelum lahirnya Pengadilan Agama dan Pengadilan Tata usaha negara, mekanisme gugatan masih merujuk kepada Pengadilan umum. Dalam hal ini kemudian dikenal sebagai Pengadilan Negeri.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, rumah adalah bangunan tempat tinggal. Rumah juga diartikan bangunan pada umumnya. Seperti Gedung. Rumah juga diartikan kiasan dengan kata-kata majemuk. Seperti “Membangun rumah” yang diartikan “membuat rumah”.
Rumah adat sering disebutkan dengan balairung.
Disaat Euro 2020 digelar ditengah pandemi, mari kita lupakan suasana pandemi yang mulai menggila di Indonesia.
Sebagai contoh Pertandingan antara Portugal dan Hungaria disaksikan langsung 61.000 orang. Dalam tayangan pertandingan, stadion yang namanya diambil dari nama legenda sepak bola dunia, Ferenc Puskas, itu tampak dipenuhi oleh suporter kedua negara. Penampakan yang tentunya jarang disaksikan oleh pecinta sepak bola selama Covid-19 mewabah.
Terdengar kepakkan sayap dari Burung. Hinggap di pepohonan. Tidak lama kemudian sang burung bersenandung. Terdengar suaranya lirih.
“Ada apa, wahai sang burung. Mengapa hari ini engkau bermuram durja ?”, tanya sang kura-kura heran. Padahal Hampir setiap hari sang burung bernyanyi.
“Benar, wahai kura-kura. Hari ini aku Sedang berduka. Sehingga aku kemudian bersenandung. Mengusir kegalauan hatiku”, jawab sang burung.
Bersifatlah seperti rembulan. Yang terus memberikan harapan ditengah kegelapan.
Yang terus membangunkan mimpi.
Namun tidak perlu berharap berlebihan. Karena “pungguk” tidak bisa merindukan bulan.
Syahdan. Para dubalang Raja dan punggawa kerajaan mengelilingi Balairung. Menunggu kedatangan Raja Astinapura.
“Tuanku. Mengapa Raja Astinapura belum juga duduk di singgasana kerajaan Astinapura ?”, tanya sang dubalang raja.
Cara Pandang masyarakat Melayu Jambi menempatkan “Rajo” sebagai tanda dan bakti dan sikap patuh kepada Pemimpin.
Kesalahan apapun dari Rakyat maka Rajo Tetap harus menerima sembah. Sebagaimana seloko seperti ”Raja tidak boleh menolak sembah. Teluk dak boleh nolak limpahan kapar.
Tiongkok sudah pamer teknologi 5G. AS dan Tiongkok kirimi pesawat ke Mars.. Mereka sudah santai ke bulan..
Jokowi promosi 4.0.