Menyusuri
hulu Sungai-sungai Batanghari adalah sebuah peristiwa penting. Selain
memastikan “masih baiknya hutan” yang ada disana, disatu sisi juga mendapatkan
cerita langsung dari masyarakat.
Masih
teringat ketika awal-awal tahun 2006 menggali cerita tentang Marga Sungai
Tenang, Marga Peratin Tuo dan Marga Senggrahan. Kemudian disusul tahun 2011
menggali Marga Batin Pengambang. Dan akhir tahun 2019 “barulah” mendapatkan
kesempatan menggali Marga Bukit Bulan.
Marga
Bukit Bulan adalah salah satu Marga Tua di Provinsi Jambi. Selain itu dikenal
juga Marga Serampas, Marga Sungai Tenang dan Marga Batin Pengambang.
Disebut
sebagai “bukit bulan” disebabkan, diatas bukit “terlihat cahaya yang terang”.
Cahaya yang terang kemudian disebut sebagai bulan. Disebabkan “cahayanya”
diatas bukit maka kemudian disebut sebagai “bukit bulan’[1].
Istilah
“Batin” dan “penghulu” menjadi tema sentral dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga Batin kemudian disebut sebagai dusun asal adalah “Berkun, Lubuk
Bedorong dan Muara Pangi. Muara Pangi sering juga disebut “dusun Manggis”.
Sedangkan
“Penghulu” disebut Dusun Temalang, Dusun Meribung, Dusun Sungai Beduri, Dusun
Mersip dan Dusun Napal Melintang. Kesemuanya kemudian hanya dikenal sebagai
Dusun Lubuk Bedorong, Dusun Berkun, Dusun Meribung dan Dusun Napal Melintang.