Setahun
terakhir ini, KPK berkonsentrasi terhadap potensi korupsi di sektor
Sumber daya alam. Pada tanggal 11 Maret 2013 lalu, Nota Kesepakatan
Bersama telah ditandatangani 12 Kementerian/Lembaga, yang dimaksudkan
untuk menyelesaikan akar masalah sektor sumber daya alam atau sektor
kehutanan. Ke-12 instansi itu antara lain Kementerian Kehutanan,
Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pertanian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian
Hukum dan HAM, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan,
Badan Pertanahan Nasional, Badan Informasi Geospasial, Komnas HAM,
dan Bappenas (NKB). NKB ini berlaku sejak ditandatangani hingga 11
Maret 2016 dan dilaksanakan secara keseluruhan di 18 provinsi.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
25 November 2014
Izin Tambang Dicabut. Apakah Jerat Hukum Tetap Dilakukan? -
Kolam batubara di Lahat,
Sumsel.
Eksploitasi batubara diduga merupakan faktor pendorong alih fungsi
kawasan hutan. Empat provinsi di Sumatera, yakni Sumatera Selatan, Jambi,
Bangka Belitung, dan Riau diminta KPK mencabut sejumlah izin pertambangan yang
dinilai bermasalah.
19 November 2014
opini musri nauli : Senamat Ulu
Istilah senamat masih
menimbulkan berbagai versi. Versi pertama menyebutkan, kata senamat
berasal dari istilah “seni amat”. Seni amat berarti adik
bungsu. Atau terkecil. Sebagai adik bungsu atau terkecil
ditandai dengan Batu patah sembilan (Menhir). Sedangkan versi
kedua menyebutkan arti kata senamat berasal dari istilah senang
amat. Senang amat berarti hidup senang1.
opini musri nauli : MERASAKAN SENSASI PELAYANAN LOKAL
Secara
tidak sengaja, setahun yang lalu saya menaiki pesawat Citilink di
terminal 1 C Bandara Soekarna – Hatta. Saya kaget ternyata ada
penerbangan Jakarta-Lubuk Linggau.
14 November 2014
opini musri nauli : Seni Dendang Khas Pinoraya
Seni
dendang Mutus Tari. Itu sebagian kata-kata yang menarik dari Undangan
dari Zenzi Suhadi, Sang Kampanye Walhi dari Desa Tungkal I, Kecamatan
Pinoraya, Bengkulu Selatan, Bengkulu. Kata-kata itu merupakan
rangkaian panjang dari prosesi adat setelah “Ambil bambu dan Daun”,
“Melemang – Menunggu Mendah”, “Tari Andun”, “Bimbang Adat
– Menjamu”.
opini musri nauli : BAHASA INGGERIS JOKOWI
Dunia politik dihebohkan
Bahasa Inggeris Jokowi yang masih “medhok” bahasa Jawa. Dalam
forum-forum internasional seperti G-20 dan KTT Asean, Bahasa Inggeris
Jokowi sempat disindir oleh mereka yang “mengaku”sebagai pengamat
Bahasa Inggeris. Namun sebaliknya justrumengapresiasi Bahasa inggeris
Jokowi yang membuat hadirin memberikan applaus terhadap paparan
Jokowi dan peluang investasi di Indonesia.
08 November 2014
Musri Nauli: Moratorium Tidak Tepat Sasaran
Terpisah, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi Jambi menilai, rencana moratorium dinas kehutanan tidak tepat sasaran. Ini disampaikan Direktur Eksekutif WALHI Provinsi Jambi saat dikonfirmasi Tribunjambi.com Sabtu (8/11).
Di katakan Musri, kebijakan moratorium yang dicanangkan Dishut Jambi tidak sesuai dengan seharusnya. Alasannya, kawasan yang dikenakan moratorium merupakan kawasan hutan garapan milik masyarakat.
04 November 2014
Walhi Jambi Gugat Perusahaan Perkebunan Pembakar Lahan
VIVAnews - Organisasi lingkungan hidup Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi) berencana menggugat sejumlah perusahaan perkebunan yang ditengarai
membakar lahan mereka untuk pembukaan lahan baru. Pembakaran lahan itu
menyebabkan bencana kabut asap menyelimuti wilayah Jambi.
30 Oktober 2014
opini musri nauli : Cerita Susi dan MA
Dalam
dua pekan, dunia politik Indonesi “geger” dengan lakon bintang
“sang nyentrik” Susi Puji Astuti (Susi) sebagai Menteri Kelautan
dan Perikanan dan MA, fesbuker “bully Jokowi. Keduanya meroket
menjadi pembicaraan populer di dunia maya. Kebetulan keduanya “cuma”
tamatan SMP.
opini musri nauli : Catatan Kecil kasus Fesbukers
Akhir-akhir
ini kita dihebohkan dengna penangkapan seorang Facebook yang memuat
gambar (maaf. Yang tidak pantas) dengan memuat photo Jokowi
dan Mega. Publik kemudian “hendak” digiring penangkapan
fesbuker dengan upaya cara-cara “otoriter”. Menangkap
orang yang dianggap berbeda dengan Jokowi.
Saya
kaget dengan upaya penggiringan. Entah “seakan-akan”
dikomando, suara yang disampaikan berteriak sama. Persis “koor”
dalam dengungan lebah. Berisik dan berguman tidak jelas suara yang
keluar.
Langganan:
Postingan (Atom)