Mendapatkan
kabar duka awal minggu ini seakan-akan menyentak dada. Direktur Walhi Kalsel
(2012-2015) kemudian menghadap Sang Khalik. Ditengah usianya yang masih relative
muda.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
29 Agustus 2019
28 Agustus 2019
opini musri nauli : Selamat Jalan, Sobat
(In Memoriam Donny Pasaribu)
Musri Nauli
Seakan-akan
tidak percaya mendapatkan kabar meninggalnya sobat seperjuangan dimasa
reformasi. Tokoh yang tetap kritis walaupun dekat dengan kekuasaan.
21 Agustus 2019
opini musri nauli : Mental Under Estimate
Agak
telat saya memposting pandangan terhadap temuan obat yang dapat mengatasi
kanker. Selain tersita waktu dan mobilitas yang membuat tidak memungkinkan
membuka laptop, pandangan dari ahli kesehatan juga penting untuk melihat
persoalan ini secara utuh (komprehensif).
Sebagai
cerita bertutur dari masyarakat mengenai obat-obatan (etnofarmasi), pengetahuan
“adiluhung” tentang etnofarmasi tidak dapat diabaikan.
opini musri nauli : Tafsir Sesat Karhutla
Akhir-akhir
ini kembali Jambi diselimuti asap. Mengingat traumatic panjang 2015. Mengulangi
kesalahan 1997. Periode panjang untuk menerima sesak nafas.
Masih
terbayang dalam ingatan public. Ketika seluruh pemangku kepentingan kemudian
“berduyun-duyun” keliling kampong mengajak agar tidak membakar. Sehingga tidak
mengulangi asap 2015. Hampir disetiap kesempatan.
Pelan
tapi pasti. Masyarakat kemudian menjadi takut untuk membakar arealnya. Termasuk
untuk menanam padi. Komoditas utama sehari-hari.
17 Agustus 2019
opini musri nauli : Filsafat Nusantara
Akhir-akhir ini, bangsa
Indonesia dijejali berbagai pengetahuan yang berangkat dari pemikiran barat.
Entah istilah-istilah seperti “rasional-empiris”, “alam mikro-alam makro”,
“mikrokosmos-makrokosmos”, “material-non material”, “kongkrit-rasional”,
“logis-rasional”, “mekanis”, berhadapan
dengan “alam cosmopolitan”, “irrasional-magis”, “mistis”, “irmaterial”, “alam
bawah sadar”, “organis-mekanis” atau “irrasional-magis”.
Pengetahuan itu kemudian
menjadi gagap ketika “keluhuran”, “budi pekerti”, “alam bawah sadar” mampu
menjelaskan secara utuh (komprehensif) tentang alam dan berbagai dinamikanya.
16 Agustus 2019
Kegiatan : Berfikir Mencari kebenaran
BERFIKIR MENCARI
KEBENARAN[1]
Musri Nauli[2]
Dan
sekarang wahai orang-orang yang telah menghukumku, ingin kuramalkan nasib
kalian; sebab sebentar lagi aku mati, dan saat-saat menjelang kematian manusia
dianugerahi kemampuan meramalkan. Dan kuramalkan kalian, para pembunuhku, bahwa
tak lama sesudah kepergianku maka hukuman yang jauh lebih berat daripada yang
kalian timpakan kepadaku pasti akan menantimu… jika kalian menyangka bahwa
dengan membunuh seseorang kalian dapat menjegal orang itu sehingga tak mengecam
hidup kalian yang tercela, kalian salah duga; itu bukan jalan keluar terhormat
dan membebaskan; jalan paling mudah dan bermartabat bukanlah dengan memberangus
orang lain, namun dengan memperbaiki diri kalian sendiri. Kematian mungkin sama
dengan tidur tanpa mimpi –yang jelas baik- atau mungkin pula berpindahnya jiwa
ke dunia lain. Dan adakah yang memberatkan manusia jika ia diberi kesempatan
untuk berbincang dengan Orpheus, Musaeus, Hesiodus, dab Homerus? Maka,
sekiranya hal ini benar, biarlah aku mati berulang kali. Di dunia lain itu
mereka tak akan menghukum mati seseorang hanya karena suka bertanya: tentu
tidak. Sebab kecuali sudah lebih berbahagia daripada kita saat ini, mereka yang
di dunia lain itu abadi, sekiranya apa yang sering dikisahkan itu benar… “
(Pidato
Socrates, Pengadilan Tinggi Athena, 399 SM)
Pidato
Socrates menjelang kematiannya menjadi magnet untuk kebesaran Filsafat yang
tumbuh di Yunani. Menjadi permulaan pembicaraan Filsafat yang tumbuh di Eropa.
Sebagian kalangan menyebutkan sebagai Filsafat Barat.
Dituliskan
oleh Plato[3],
Socrates merupakan filosof besar. Socrates adalah guru Plato dan Aristoteles.
Ketiganya kemudian dikenal ahli filsafat besar dari Eropa. Pondasi yang
kemudian menginspirasi tumbuhnya berbagai varian filsafat hingga zaman
Renaissance.
Mengapa
filsafat begitu penting dikehidupan manusia ?
06 Agustus 2019
opini musri nauli : Kisah Semut dari Mbah Maimun
Mendapatkan
kabar duka mendalam terhadap kepergian Guru bangsa, KH Maimun Zubair (Mbah
Maimun) mengingatkan kebesarannya namanya. Duka mendalam terhadap Guru yang
jejaknya kemudian memberikan keteduhan, kenyamanan, kesantunan bahkan kedamaian.
Tidak ada satupun kata-katanya yang keras. Teduh memayungi siapapun yang ingin
dekatnya.
Sebagai
orang yang diwarisi “kharomah” dan mempunyai ilmu yang adiluhung yang mumpuni,
Mbah Main dapat disejajarkan dengan Kiyai Langitan. Ilmunya menembus langit
dengan penguasaian ilmu agama.
30 Juli 2019
opini musri nauli : Diplomasi Kopi
Akhir-akhir
ini, tema kopi mendominasi pembicaraan public. Entah menikmati khas kopi daerah
tertentu maupun cita rasa, menikmati sebagai bagian pergaulan dari melepaskan
penatnya menjalani rutinitas pekerjaan, sebagai gaya hidup maupun sebagai
bagian dari rutinitas agenda perjalanan menikmati kota ditengah malam.
Dalam
hubungan dan jaringan, istilah “mengopi” atau “kongkow-kongkow”, kadang agenda
menikmati kopi tidak menjadi agenda utama. Berbagai tempat justru tidak
mempromosikan ciri khas kopi tertentu. Agenda pembicaraan juga dibaluti dengan
berbagai pekerjaan yang menghendaki “temu” atau “kopi darat”.
28 Juli 2019
opini musri nauli : Obrolan Warung Kopi
Saat
menikmati minum kopi di warung sederhana sudut Kota, saya bertemu sahabat yang sudah
lama tidak berjumpa. Perjumpaan yang tidak sengaja lebih memberikan efek kejut
sebagai sahabat lama.
Percakapan
dimulai dari basa-basi. Yah. Seperti keadaan kesehatan, pekerjaan, rutinitas
maupun aktivitas sehari-hari. Maklum digenerasi saya, persoalan kesehatan
menjadi salah satu tema yang cukup menyita perhatian.
26 Juli 2019
KKSR : SMB Gunakan SAD Sebagai Tameng Kejahatan
JAMBI - Kelompok Kerja Sosial Regional (KKSR) menegaskan bahwa kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) dalam menjalankan kegiatannya selalu menggunakan Suku Anak Dalam (SAD) atau orang rimba sebagai “tameng” dalam melakukan tindakan kejahatan atau kriminalitas.
Langganan:
Postingan (Atom)