Beberapa waktu yang lalu, media online “www.detik.com" mengabarkan tentang Rahasia Candi Borobudur yang baru terungkap di zaman Modern.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
Beberapa waktu yang lalu, media online “www.detik.com" mengabarkan tentang Rahasia Candi Borobudur yang baru terungkap di zaman Modern.
Tidak dapat dipungkiri, manusia mengungkapkan ekspresinya melalui kata. Sebuah kebudayaan setelah sebelumnya masih menggunakan isyarat.
Menurut berbagai Ahli, ketika ekspresi Diungkapkan dengan kata-kata maka tidak dapat dihindarkan, ketika kata dihasilkan, diucapkan ataupu kemudian diungkapkan dipengaruhi latar belakang sosial, cara pandang hingga simbol-simbol yang digunakan.
Syhadan. Terdengar kehebohan di Istana Astinapura. Para adipati, Rio, Mangku, debalang batin, Punggawa kerajaan mengelilingi Raja Astinapura. Mendengarkan kabar dari sang telik sandi.
Sebagaimana telah dijelaskan pada materi sebelumnya, walaupun pihak penggugat berhak menarik siapapun sebagai tergugat, namun terhadap penarikan pihak sebagai tergugat yang tidak mempunyai kapasitas sebagai tergugat, maka gugatan tidak dapat diterima.
Terdengar suara bergemuruh di padepokan. Suara berteriak memberikan dukungan kepada adipati yang hendak bertarung di alun-alun Istana Astinapura.
Sedangkan punggawa penjaga negeri juga ditandai dengan arah angin. Di Marga Batin Pengambang dikenal Rio Cekdi Pemangku Rajo yang bertugas menjaga pintu dari Timur. Dengan wilayahnya Bathin Pengambang, Batu berugo, Narso. Debalang Sutan yang bertugas menjaga pintu di sebelah selatan. Dengan wilayah Sekeladi, Guguk tinggi, Tangkui, Padang Baru. Menti Kusumo yang bertugas menjaga pintu dari Utara. Dengan wilayah Rantau Jungkai, Renah Kemang, Sungai keradak. Debalang Rajo yang menjaga pintu dari barat. Dengan wilayah Muara Simpang, narso kecil (Desa Tambak Ratu, 28 Juli 2013)
Syahdan. Terdengar kegaduhan ditengah pasar. Rakyat Astinapura berduyung-duyun berkerumuman. Mendengarkan cerita sang telik sandi.
Didalam alam kosmopolitan Jawa dikenal “kiblat papat lima pancer’ sebagai nilai falsafat Jawa. Kiblat papat lima pancer sebagai falsafah Jawa merupakan salah satu perwujudan konsep mandala. Suwardi Endraswara menyebutkan “Sedulur papat lima pancer” (Suwardi Endraswara, Memayu Hayuning Bawana – Laku Menuju Keselamatan dan Kebahagiaan Hidup Orang Jawa)
Ini sedikit berbeda dengan di Bungo. Gelar Rio diberikan kepada Kepala Dusun yang memang putra asli. Sedangkan Depati adalah Kepala Dusun sebagai “urang sumando”. Namun didalam perkembangannya berdasarkan Perda Bungo, Semua Kepala Desa kemudian diberikan Rio. Sedangkan Desa menjadi Dusun.
Gelar seperti “Datuk”, “”Depati”, Rio, “Ngebi” adalah gelar yang diberikan kepada Kepala Desa (dulu Kepala Dusun).