30 Oktober 2020

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (2)


Mengikuti perjalanan Al Haris “seakan-akan” berkejaran waktu. Dengan stamina yang kuat, tidak mengenal capek, para kru pendukung berkejaran untuk mendukung agenda yang telah disusun. 


Didalam sebuah pemberitaan, ketika disebutkan Al Haris mengunjungi “ujung” Sarolangun ataupun Ujung Jambi maka seketika terbayang tentang Marga Batin Pengambang. Sebuah Marga tertua yang dikenal di Jambi. 


Ditambah ketika Al Haris mengunjungi Muara Talang, Desa Muara Air Dua menyeberang melalui jembatan gantung yang hanya bisa ditempuh sepeda motor atau kendaraan roda. Kemudian menuju Desa Batin Pengambang, Desa Sekeladi dan Desa sekitarnya. Maka dipastikan Al Haris kemudian berkunjung dan mengeliling Marga Batin Pengambang. 

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (1)

 

Ketika penulis mengetahui Al Haris yang datang menemui masyarakat di Desa Muara Air Dua, Sekeladi, Batin Pengambang dan desa-desa sekitarnya, tiba-tiba penulis teringat sejarah panjang masyarakat Marga Batin Pengambang. 


Nama-nama Desa yang disebutkan adalah Dusun asal atau Dusun Tuo yang termasuk kedalam Marga Batin Pengambang. 


Namun belum selesai penulis menuliskan tentang Marga Batin Pengambang, penulis kemudian mendapatkan kabar. AL Haris kemudian bertemu dengan tim Pemenangan Kecamatan Tanjung Tanah. Seketika penulis Marga Batin Pengambang kemudian terhenti.


Pandangan penulis kemudian malah menarik perhatian ke Tanjung Tanah. Cerita yang penting dituturkan. Dan terlalu sayang kemudian dilewatkan. Dan untuk sementara cerita di Marga Batin Pengambang kemudian dipending dulu. Penulis kemudian berkonsentrasi menuliskan tentang Tanjung Tanah. 

29 Oktober 2020

Opini Musri Nauli : Rasionalitas




“Dedek, mama ngomong nih.. kok dedek dak dengar omongan mama”, protes istriku. suaranya sedikit meninggi.. 


“Mama nih.. Dedek lagi makan.. kata mama, kalo makan dak boleh ngomong. !!”, protes s bungsu.. 


Aku yang sedang rebahan dikamar, mendengar suara protes si bungsu, tiba-tiba bangkit. Tersentak. Bangun. Dan kemudian tertawa terbahak-bahak. 


Sembari keluar kamar aku kemudian bergumam. “Nah, tuh !!,”.  Sang istri cuma cemberut. 

28 Oktober 2020

Opini Musri Nauli : Jurnalis

"Bang jangan ada kawan-kawan yang tertinggal”, kata Al Haris mengingatkan.. 

Demikian ujaran pendek ketika awal-awal penugasan sebagai Direktur Media Publikasi dan Opini Tim Pemenangan Al Haris-Sani di Pilgub Jambi 2020. 

27 Oktober 2020

Opini musri nauli : Salesmen

Mengikuti diskusi yang dipaparkan oleh Bahren Nurdin yang berjudul “Menjadi Pemilih Loyalis Rasionalis”, seketika saya tertawa terbahak-bahak. 

Dengan perumpamaan membeli ikan sungai di pasar, perumpamaan yang disampaikan Bahren mendukung tema yang dipaparkan. “Loyalis” dan “rasioanis”. 

Opini : Adab

 ADAB

Suatu hari, ketika saya didatangi seorang tua.. Tergopoh-gopoh menceritakan kasus yang menimpanya.. Sembari menangis dia tidak rela tanahnya dirampas.. 

“Demi Allah, bang.. Saya sendiri yang membuka Rimbo ini.. Kapalan tangan Sayo”, katanya geram.. Suaranya meninggi.. Dia memperlihatkan surat gugatan..

Saya diam.. sembari membaca gugatan.. saya tersentak.. Bukan gugatan yang menarik perhatian saya.. Tapi kop surat dan penerima kuasa penggugat.. 

Setelah menerima surat kuasa, saya bergegas kerumah kuasa hukum penggugat.. Tidak lupa membawa makanan dan buah-buahan.. 

Sembari memperkenalkan resmi sebagai kuasa hukum tergugat, saya membatasi diri untuk membicarakan kasusnya.. 

25 Oktober 2020

Opini : Keteladanan




Oleh: Musri Nauli

Menyimak acara debat kandidat Gubernur Jambi 2020, gegap gempita terasa para pendukungnya. Bersama-sama dengan tim sukses para pendukungnya berusaha meyakinkan pemilih dari berbagai quote yang disampaikan para kandidat. 

Namun konsentrasi penulis bukan terhadap tema-tema debat, penyampaian visi-misi kandidat, Teknik berdebat, cara menyampaikan gagasan, strategi menyerang dan bertahan terhadap tema lain. Sama sekali tidak. 

Tapi peristiwa yang mungkin luput dari pengamatan publik. 

Opini Jambi : Debat Calon Gubernur Jambi 2020 “Sunyi” yang “Terlihat”



Tetapi pada malam ini di debat pertama calon gubernur Jambi, tidak terlihat perdebatan itu dilakukan oleh calon gubernur Jambi, apakah program-program strategis yang dibuat dan sebarkan keseluruh media elektronik dan cetak bukan hasil dari gagasan calon gubernur?, bukan dari ide dan pengalaman calon gubernur?

Perdebatan calon gubernur Jambi malam ini hanya melihat obrolan-obrolan biasa yang terlihat di warung kopi atau kumpulan di pos-pos ronda. Pada hal momentum debat kandidat yang diselengarakan oleh KPU Propinsi Jambi ini sangat strategis sekali untuk menyampaikan gagasan dan ide yang lakukan untuk memimpin rakyat Jambi kedepan.

Apa yang salah dalam debat kandidat calon gubernur Jambi malam ini? Apa tidak ada proses komunikasi atau transformasi dari tim ke calon gubernur Jambi? Atau situasi dan kondisinya kurang baik?. Didalam debat calon pemimpin tradisi berargumentasi, keras menyampikan dan meyakinkan gagasan kita lebih baik itu wajib disampaikan, perbedaan dan perdebatan itu bukan hal yang salah, justru ini untuk memperkuat, karena ini memilih pemimpin rakyat.

Selengkapnya di Jambiseru.com

https://www.jambiseru.com/opini/2020/25/10/debat-calon-gubernur-jambi-2020-sunyi-yang-terlihat

23 Oktober 2020

Opini Musri Nauli : Jambi dari Berbagai Perspektif

 

Opini oleh : Musri Nauli


Ketika saya menerima undangan sebagai pemateri Forum Group Discussion (FGD) Melayu Institute, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha Saifuddin, sama sekali tidak terbayang “acara” yang dipersiapkan untuk Dosen-dosen melakukan penelitian. 


Saya hanya berfikir diskusi dengan mahasiswa “terbatas”, santai, cair, informal. Apalagi tema yang ditawarkan membicarakan Jambi dari berbagai perspektif. Atau berbagai lintas disiplin ilmu. Baik dari sejarah, Bahasa, Budaya dana agama masyarakat Melayu Jambi. 


Namun alangkah kagetnya saya ketika memasuki ruangan. Melihat dosen-dosen dari kampus terkemuka di Jambi. Apalagi pembukaan acara dan kata sambutan Ibu Dekan. Yang berharap dari FGD akan dihasilkan rumusan dan bahan penelitian tentang masyarakat Melayu Jambi. Ditambah lagi dengan harapan agar dapat diketahui tempat penelitian (site penelitian). 

Opini Musri Nauli : Informasi


"Pemogokan sekolah untuk iklim". Demikian kata-kata Greta Thunberg (16 tahun), siswa Swedia bolos sekolah ketika berdemo didepan gedung Parlemen Swedia. 


Kata-katanya kemudian menggentarkan dunia. Bak mantra dia kemudian merapalkannya.. 

"Kalian telah mencuri impian dan masa kecil saya dengan kata-kata kosong kalian"


Dia kemudian mengajak ratusan ribu siswa di 100 negara untuk bolos sekolah.. 


Greta malah kemudian menjadi kandidat kuat untuk meraih Penghargaan Nobel. Lambang perdamaian dunia. 


18 Oktober 2020

Pemimpin



Saya percaya.. Pemimpin tuh diciptakan.. bukan dilahirkan..

Dulu, pemimpin di didik di padepokan.. latih ilmu Kanuragan hingga ilmu zohir..

17 Oktober 2020

16 Oktober 2020

opini musri nauli : Penganan


Menurut kamus Bahasa Indonesia “Penganan” adalah segala macam kue. Atau juga sering disebut kudapan. 


Tradisi menikmati kudapan dipagi hari dengan kopi atau teh adalah tradisi untuk menyambut tamu yang datang. Baik di pagi hari maupun sore hari. 

14 Oktober 2020

Pertarungan


 
Saya percaya, pertarungan dimenangkan dengan pasukan yg disiplin, efektif dan kaya strategi..

13 Oktober 2020

opini musri nauli : Protokoler




Protokoler berasal dari kata “protol”. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, protoloker kemudian mengatur surat-surat resmi hasil perundingan, peraturan upacara, tatacara hubungan diplomati, orang yang bertugas mengatur jalannya upacara dan aturan yang mengatur peraturan pesan dalam jejaring komunikasi atau antara dua atau lebih peranti. 

10 Oktober 2020

Opini musri nauli : Cerita Daun Sungkai

 


Dimana posisi, kamerad “, kata suara diujung telephone.. 

“Ntar. Aku masih ketemu orang dulu. 1 jam lagi aku meluncur”, kataku disela-sela pertemuan

“Ngapo. Lagi merebus daun sungkai, yo”, sambar suara di ujung telephone. 

Tertawa kamipun berderai. 


Entah mengapa, tema daun sungkai mulai menguasai pembicaraan. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Kandidat Gubernur Al Haris tidak dapat dipisahkan dari cerita daun sungkai. 

09 Oktober 2020

opini musri nauli : Pepesan Kosong


Hiruk pikuk Pilkada Jambi 2020 mulai menjadi pembicaraan masyarakat. Berbagai Poster, baliho, spanduk menghiasa wajah Kota dan Kabupaten di Provinsi Jambi. Belum lagi kaos, pin ataupun atribut yang menjadi pemandangan sehari-hari ditengah masyarakat. 

08 Oktober 2020

Opini musri nauli : Sekali Lagi Tentang Omnisbus Law

 



Ketika berbagai pihak kemudian melakukan penolakan terhadap RUU-Omnibus Law yang kemudian “masih dilanjutkan” pembahasannya, maka penolakan semakin massif. Bahkan ketika DPR-Pemerintah kemudian tetap melanjutkan pembahasan hingga pengesahan, amarah public tidak dapat dihindarkan. Publik kemudian disuguhkan “perdebatan” yang tidak substansi. 


Namun teriakkan “supporter (cheeflead)” lebih menggelikan dibandingkan dengan pengesahan itu sendiri. 


Berbagai meme kemudian menghiasai media maya. Entah dengan “enteng” menuduh sang penolak tidak membacanya, adanya “susupan” agenda ataupun “ada yang membiayai”. 


Nurani pubik seakan-akan “dipacu” untuk melakukan perlawanan. Apalagi kemudian “skill komunikasi” yang buruk dari negara. 


07 Oktober 2020

opini : Pelaku Anak

 




Membaca berita anak-anak sekolah yang kemudian mendatangi DPRD Kota Jambi menimbulkan berbagai polemik. Sebagian mengecam. Sebagian kemudian melihat dari sudut pandang yang berbeda. 


Melihat anak-anak sekolah berbaju putih-biru muda membuktikan yang datang adalah anak-anak sekolah tingkat Atas. Atau anak-anak masih dibawah umur. 


Kebetulan UU masih mengamanatkan yang disebut dewasa adalah orang yang berumur 18 tahun. Sehingga dipastikan berdasarkan UU Perlindungan Anak dapat dikategorikan sebagai “anak dibawah umur”.  Begitu juga UU Pengadilan Anak. Masih menempatkan “dibawah 18 tahun” belum dewasa.


opini musri nauli : Pengadilan Tata usaha negara

 


KETIKA lahir Pengadilan Tata Usaha Negara berdasarkan UU No 8 Tahun 1986, maka Indonesia kemudian dikenal sebagai negara hukum. Dimana putusan pejabat negara dapat dipersoalkan secara hukum dimuka pengadilan (hukum).

opini musri nauli : PENYAKSI




“Yah, ayah jadi Direktur, ya”, kata si Bungsu diujung telephone. Terdengar suara berderai. 


“Yah, dek”, kataku sembari menahan tawa. Panggilan “adek’ kami lekatkan kepada sibungsu. Seluruh keluarga memanggil sibungsu dengan panggilan “Adek”. 


Teringat percakapan ketika si bungsu menelephoneku disaat aku masih diluar kota. Saya kemudian tidak membayangkan “suasana” dirumah. Selain mobilitas “urusan” yang masih ribet, suasana di Jambi tidak kurasakan langsung. 

06 Oktober 2020

opini musri nauli : Tong kosong

 


Akhir-akhir ini, Pilkada Jambi 2020 tidak dapat dilepaskan dari kampanye yang berapi-api. Entah dengan semangat “program lahan tidur”, “menyelesaikan persoalan tambang”, “membangun jalan”, perhatian dengan “pertanian” atau issu-issu aktual lainnya. 


Sebagai gagasan, cita-cita, program ataupun “mimpi” membenahi Jambi, berbagai issu aktual pasti menarik perhatian orang. 

opini musri nauli : Membicarakan Konflik Sektor Kehutanan

 

Membicarakan sumber daya alam di Jambi tidak dapat dilepaskan dari akibat pengelolaan sumber daya. 


Namun disisi lain, persoalan pengelolaan sumberdaya alam tidak dapat dilepaskan dari konflik. 

05 Oktober 2020

opini musri nauli : Orang Udik

 


Akhir-akhir ini, saya lebih suka menggunakan ikat kepala. Kadangkala memakai lacak, blangkon atau udeng. Lacak nama resmi ikat kepala yang kemudian disepakati tokoh budayawan Jambi sejak tahun 1983. 


Nama Lacak popular kembali ketika Gubernur Jambi Zumi Zola mengenakannya. Bahkan ditetapkan menjadi pakaian resmi di instansi Pemerintah. 


Walaupun didaerah Timur Jambi seperti di Sabak dan Tungkal dikenal Tanjak, namun ketika pertemuan besar budayawan 1983, nama untuk ikat kepala di Jambi kemudian disepakati Lacak. 


Tanjak dikenal didaerah pantai timur Sumatera. Seperti di Riau dan beberapa kabupaten yang termasuk Provinsi Riau dan Kepri. 


Sedangkan Blangkon adalah ikat kepala masyarakat Jawa. Udeng dikenal di masyarakat Sunda dan Jawa Barat. 


04 Oktober 2020

opini musri nauli : Sahabat


Wahai Umar, Sungguh mulia hidupmu. 

Engkau dikeliling orang banyak. 

Tidak. Sahabatku adalah orang yang datang ketika aku sakit 

(Umar bin Khattab)



Setelah seharian bertemu dengan teman yang sudah lama tidak ketemu, kembali ke kantor dan berencana istirahat sejenak, tiba-tiba telephone masuk. 


“Bang, tolong kirimi ramuan daun sungkai ke Ibu Masnah. Titip salam. Semoga cepat sembuh”, kata telephone diujung seberang


Siap, Pak Bupati”, kataku terbangun. Panggilan Pak Bupati sering kusampaikan sebagai panggilan akrab. Sekaligus juga tanda pergaulan. 


Terbayang “rasa persahabatan” yang tulus dari Bupati Merangin ketika mendengar kabar Covid yang diderita sahabatnya. 

03 Oktober 2020

opini musri nauli : Anak Dusun


Kisah dimalam hari bercerita di sebuah sekretariat organisasi kepemudaan membuat saya tercenung. Cerita dari mereka membuat saya merenung. 


Kata-kata “dusun”, “anak dusun”, “orang dusun” atau orang kita terus mewarnai pembicaraan. 

02 Oktober 2020

opini musri nauli : Kucing Dalam Karung

 


Didalam berorganisasi, tidak dapat disangkal, cita-cita, harapan, keinginan yang disampaikan para kandidat ditunggu para anggota. Dalam istilah keren disebut “mimpi” dari pemimpin untuk mengurusi organisasi. 


Ada yang berapi-api bermimpi “punya sekretariat”. Ada yang berambisi “punya kantor”. Ada yang mengajak orang memilih dengan “kebersamaan”. Ada yang mengajak “memilih dengan hati Nurani”. 


Sebagai slogan sih, ok-ok saja. Dan itu sah untuk meraih dukungan dari anggota. 


Namun ketika kandidat yang diusungnya cuma “berpolesan” wajah, isi otak yang tidak muncer, naik kendaraan mewah ditengah anggota sudah beberapa kali terbukti. 

01 Oktober 2020

opini musri nauli : Jurnalistik dan Pilkada



Belum beranjak dari tempat tidur di pagi hari, saya kemudian membuka internet. Browsing internet. Sekaligus membaca status teman-teman didunia maya. 


Alangkah kagetnya ketika saya membaca status beberapa teman jurnalis yang saya kenal. Keluhan tentang “media yang diatur”. Demikian kesan beberapa status FB. 


Tersentak. Sayapun kemudian menghubungi tim internal, memastikan beberapa sumber yang kredibel, menghubungi beberapa narasumber yang terpercaya. 


Pelan kemudian saya telusuri. Satu persatu. Persis menguraikan benang kusut. Kemudian menyusunnya kembali. Seperti menyusun puzzle. 


Syukurlah. Dari tim internal Media publikasi dan Opini Al Haris – Sani tidak melakukan perbuatan yang “tercela”.