19 November 2020

Opini musri nauli : Perjalanan Betuah (30)

 


Setelah menyusuri desa-desa di sepanjang Sungai Batanghari, perjalanan politik (Roadshow) Al Haris kemudian ke berbagai tempat yang termasuk kedalam Kecamatan Renah Mendaluh. 


Kecamatan Renah Mendaluh terdiri dari Desa Sungai Rotan, Desa Cinta Damai, Desa Lampisi, Desa Pulau Pauh, Desa Rantau Benar, Desa Muara Danau, Desa Tanah Tumbuh, Desa Sungai Paur dan Desa Bukit Bakar. Dengan ibukota di Kelurahan Lubuk Kambing (BPS, 2019)


Sedangkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kelurahan Lubuk Kambing kemudian mengalami pemekaran. 

18 November 2020

Opini musri nauli : Perjalanan Betuah (29)

 



Setelah menyusuri desa-desa di pinggir Sungai Batanghari seperti Desa Londrang, Desa Rantau Panjang dan Desa Manis Mato maka Al Haris berkesempatan untuk ziarah ke makam Orang Kayo Hitam. 


Sebagaimana telah diterangkan pada berbagai opini yang telah disampaikan beberapa waktu yang lalu, Orang Kayo Hitam adalah nama yang melekat masyarakat Jambi. 


Cerita tentang Orang Kayo Hitam tidak hanya dikenal diberbagai Marga/Batin di sekitar makam Orang Kayo Hitam yang terletak di Simpang. Simpang termasuk kedalam Marga Berbak. Atau diceritakan di Marga Kumpeh Ulu dan Marga Kumpeh Ilir. 


Opini musri nauli : Perjalanan Betuah (28)



Ketika menyusuri Sungai Batanghari, Al Haris menyempatkan diri mampir ke Desa Manis Mato, Desa Londrang dan Desa Rantau Panjang. 


Sebelum mendiskusikan tentang Desa Manis Mato dan Desa Rantau Panjang maka dapat dilihat dari Desa Londrang. 


Menyebutkan Dusun Londrang maka tidak dapat dipisahkan dari cerita dan tutur ditengah masyarakat yang termasuk kedalam Marga Jebus. 


Arti “jebus” adalah “penebus’. Tempat Jebus merupakan “pelarian” dari Kerajaan. Ditempat ini kemudian bersembunyi dan menghilangkan diri dari kejaran. Setelah bermukim di Jebus, justru dia menjadi tobat dan kemudian menjadi orang baik. Sehingga tempat “penebus” kemudian dikenal sebagai “jebus”. Kata “Jebus” merupakan dialek yang menyebutkan “penebus” atau “tebus’. 

opini musri nauli : Air Berbagi - Bukan dikuasai. Kesaksian Supervisi Perusahaan penyebab kebakaran 2015

Didalam Peraturan Presiden yang memberikan mandat kepada BRG adalah melakukan supervisi dalam konstruksi, operasi dan pemeliharaan infrastruktur di lahan konsesi 


Salah satu provinsi yang menjadi pemantauan adalah Provinsi Riau. Dari 119 perusahaan yang menjadi penyebab kebakaran, baru 44 (36,9%) yang menyerahkan RKU dan Rencana pemulihan. Terdiri dari 68 HGU baru 21 yang menyerahkan (31 %) dan perusahaan kayu 51 baru 23 yang menyerahkan (45 %). 

17 November 2020

opini musri nauli : Sang penakluk

Jangan remehkan si bungsu. Jangan remehkan anak milenial. Jangan remehkan sang mata sipit. 

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (27)





Setelah mendiskusikan tentang Mersam yang termasuk kedalam Marga Kembang Paseban yang tarletak di Kabupaten Sarolangun, maka saatnya mendiskusikan tentang nama tempat Air Hitam termasuk kedalam Kabupaten Sarolangun. 


Disebut sebagai Marga Air hitam adalah sungai yang berwarna air hitam. Sungai air hitam mengelilingi Marga dan mengitari Dusun-dusun yang termasuk kedalam Marga Air Hitam. Pusat Marga terletak di Lubuk Kepayang. 


Adapun dusun-dusun yang termasuk kedalam Marga Air Hitam adalah Dusun Lubuk Kepayang, Dusun Baru, Dusun Semurung, Dusun Jernih Tuo dan Dusun Lubuk Jering. 


Kisah rakyat tentang Marga Air Hitam tidak dapat dipisahkan dari cerita rakyat tentang Orang Kayo Hitam. Orang Kayo hitam adalah putra dari Datuk Paduko Berhalo. Datuk Paduko berhalo sering disebut sebagai orang yang meneruskan kerajaan Tanah Pilih. Saudara Rang Kayo Hitam adalah Orang Kayo Pingai, Orang Kayo Pedataran dan Orang kayo Gemuk. 


16 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (25)

 



Perjalanan politik (roadshow) Al Haris ke Desa Tuo dan Desa Kotorami tidak dapat dipisahkan dari cerita tentang Marga Peratin Tuo, Marga Tiang Pumpung dan Marga Sungai Tenang. 


Cerita tentang Marga Peratin Tuo masih hidup dan menjadi pedoman didalam kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat. 


Desa Tuo dan Desa Kotorami kemudian masuk kedalam Kecamatan Lembah Masurai. 

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (24)

 



Membicarakan perjalanan politik (roadshow) Al Haris ke Desa Tuo, Desa Tanjung Berugo tidak dapat dipisahkan dari tutur ditengah masyarakat tentang Marga Peratin Tuo. 


Puyang Marga Peratin Tuo mengenal Cerita tentang “mambang” tentang nenek yang berperang, sehingga disebut ‘perang gunung’. Salah satu contoh perang gunung terjadi antara Nenek Wali Mantring Baju Temago yang bersemayam di Gunung Sumbing dengan Nenek Serampu Alam Sati yang bersemayam di Gunung Sumbing. Akibat kesaktian dari Nenek membuat gunung menjadi sumbing. Gunung ini kemudian dikenal sebagai Gunung Sumbing. 


Di Dusun Tuo mengenal Legenda Si Pahit Lidah. Legenda Si Pahit Lidah tidak dapat dilepaskan dari cerita tentang Batu Larung. Si Pahit Lidah mempunya kesaktian setiap perkataannya terbukti (pahit lidah). 

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (26)

 

Sebelum ke Marga Batin Pengambang, menyusuri berbagai tempat di Kerinci, Marga Bukit Bulan, Marga Pelawan, Batin VI Sarolangun, Batin Datuk Nan Tigo Marga Tiang Pumpung dan Marga Peratin Tuo, Al Haris sebelumnya ke Mersam dan air Hitam. 


Nama tempat Mersam dikenal di Kabupaten Batanghari. Sedangkan nama tempat Air Hitam termasuk kedalam Kabupaten Sarolangun. 


Namun kali ini kita akan menyusuri tentang Mersam. 


Mersam tidak dapat dipisahkan dari tutur ditengah Masyarakat. Dikenal sebagai bagian dari Marga Kembang Paseban. 

15 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (23)

 


Setelah membicarakan Luak XVI maka konsentrasi kemudian dilanjutkan menapak perjalanan Betuah Al Haris di daerah Muara Siau. 


Membicarakan Muara Siau tidak dapat dilepaskan dari Marga Tiang Pumpung. 


Marga Tiang Pumpung, Marga Renah Pembarap dan Marga Senggrahan termasuk kedalam Luak XVI. Bersama dengan Marga Serampas, Marga Sungai Tenang dan Marga Peratin Tuo. 


Hubungan kekerabatan dengan Marga Tiang Pumpung, Marga Renah Pembarap ditandai dengan seloko “Gedung di tiang pumpung, Pasak di Pembarap. Dan kunci di Senggrahan. 


opini musri nauli : Perjalanan Betuah (22)

 


Setelah dari Marga Bukit Bulan Bulan yang termasuk kedalam Kabupaten Sarolangun, Al Haris kemudian menyusuri daerah Muara Siau, Dusun Tuo dan Desa Tanjung Berugo dan Rantau Panjang.  


Membicarakan wilayah Muara Siau, Desa Tuo dan Desa Tanjung Berugo memerlukan irisan wilayah yang rumit. Belum lagi Desa Rantau Panjang dan kecamatan Lembah Masurai dan Kecamatan Muara Siau. 


Untuk memudahkan pembahasan maka pembahasan harus dipisahkan. Sehingga akan memudahkan pemahaman. 


Desa Tuo (sering juga disebut Dusun Tuo), Desa Tanjung Berugo, Desa Rantau Panjang sering disebutkan sebagai Luhak XVI. 


Muchtar Agus Cholif, mendefinisikan makna “LUAK XVI”. Arti LUAK “berarti kurang, usak, tidak cukup lagi”. 


14 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (21)

 




Didalam perjalanan menyusuri tempat di Sarolangun, salah satu tempat yang didatangi oleh Al Haris adalah Meribung. 


Meribung tidak dapat dipisahkan dari Marga Bukit Bulan. 


Marga Bukit Bulan adalah salah satu Marga Tua di Provinsi Jambi. Selain itu dikenal juga Marga Serampas, Marga Sungai Tenang dan Marga Batin Pengambang. 


Disebut sebagai “bukit bulan” disebabkan, diatas bukit “terlihat cahaya yang terang”. Cahaya yang terang kemudian disebut sebagai bulan. Disebabkan “cahayanya” diatas bukit maka kemudian disebut sebagai “bukit bulan’. 


opini musri nauli : Perjalanan Betuah (20)

 


Sebelum menuju Meribung yang termasuk kedalam Marga Bukit Bulan, Al Haris sempat menerima keluhan dari masyarakat Desa Sungai Nibung yang termasuk wilayah Singkut. 


Membicarakan wilayah singkut tidak dapat dipisahkan wilayah adat Marga Pelawan. Wilayah yang memanjang dari Sarolangun menjelang batas Jambi – Sumsel. Menuju Lubuk Linggau. 


Marga Pelawan berpusat di Pelawan. Peta Belanda tahun 1910 juga menyebutkan Pusat Marga Pelawan di Pelawan. Menurut tutur masyarakat, Pelawan terletak di Dusun Rantau “tak Tenang’. Namun dalam perkembangannya kemudian juga disebutkan “Rantau Tenang”.


opini musri nauli : Perjalanan Betuah (19)



Tidak dapat dipungkiri, perjalanan Al Haris ke Pasar Sarolangun kemudian menarik perhatian masyarakat. 


Sebagai pejabat yang pernah bertugas di Pemerintah Kabupaten Sarolangun, nama Al Haris cukup familiar dikenal masyarakat di Sarolangun. 

13 November 2020

Ketemu Dokumen Pelantikan Dewan Kehormatan Peradi DPC Jambi, 22 Mei 2017

 Setelah membongkar-bongkar file, eh, ternyata disebelah malah Gubernur Jambi..


Dr. Arsyad, SH, MH, Drs. H. Abdullah Sani, M. Pdi, Herri Najib, SH, Muhammad Syahlan Samosir, SH, MH., Abdul Hair, SH. H. Al Haris, S.Sos, MH,

(Pelantikan Dewan Kehormatan Peradi DPC Jambi, 22 Mei 2017)

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (18)


Ketika Al Haris mendatangi Tim Pemenangan ke Desa Sekapur Sirih, Jujuhan, Bungo maka kata Jujuhan tidak dapat dipisahkan dari Marga Jujuhan. 


Marga Jujuhan dikenal sebagai Marga yang berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatera Barat. Didalam Tembo Propinsi Jambi, “berjenjang dari Sialang Belantak Besi, lepas dari Durian Takuk Rajo. Melayang ke Tanjung Semelidu menuju Berajo Nan Seberang”.


12 November 2020

opini musri nauli : Sensasi Jalan Tol

 





Sebagai orang yang dilahirkan, sekolah dan dibesarkan di Jambi, mimpi anak Melayu Jambi menikmati jalan tol adalah sebuah keniscayaan. Sama juga mimpi anak Melayu Jambi menikmati naik kereta api. 


Kereta api Cuma ada di Medan dan Palembang. Dulu jalur favorit adalah Palembang ke Bandar Lampung. Kemudian naik bus ke Bakauheni. Menyeberang kemudian naik bus baru tiba Jakarta. 


Ataupun masa-masa sebelum reformasi, rute ke Jakarta paling tingga naik Lorena. Bis ekslusif yang mewah untuk ukuran pada masanya. Apalagi bangku cuma 1-2. Dikenal satu dua adalah bangku eklusif yang berbaris Cuma ada dua dan satu kursi. Harganya cukup mahal (waktu itu). Sekitar Rp 82.500,-. 


Harga tiket Rp 82.500,- cukup mahal. Karena apabila menggunakan angkutan umum paling hanya berkisar Rp 50.000,-. Rp 20.000,- Jambi – Bandar Lampung.

11 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (17)

 


Ketika Al Haris kemudian datang menemui sayap pendukug Tim Pemenangan Al Haris-Sani ke Bungo, maka Bungo tidak dapat dipisahkan dari cerita dan tutur masyarakat. 


Bungo merupakan Ibukota Bungo. Dalam sejarah panjang, Masyarakat mengenal sebagai Batin III. Tidak mengenal Batin III Ilir. 


Disebut Batin III terdiri dari tiga dusun asal. Yaitu Dusun Air Gemuruh, Dusun Teluk Panjang dan Dusun Tanjung Menanti. 


Masing-masing dipimpin oleh pemangku Dusun yang disebut Datuk Rio. Sehingga dikenal Datuk Rio Air Gemuruh, Datuk Rio Teluk Panjang dan datuk Rio Tanjung Menanti. Berpusat di Kampung Baru. 


Kemudian diberi gelar Rio Peniti Ulu Bungo (Kampung Baru). Ulu Bungo atau Kampung Baru kemudian dikenal sebagai nama tempat Muara Bungo. Pusat Pemerintahan Kabupaten Bungo. 


10 November 2020

Opini musri nauli : Perjalanan Betuah (16)

 

Ketika Al Haris mendatangi Kecamatan Kuamang Kuning, Kecamatan Pelepat dan Kecamatan Pelepat Ilir, Bungo maka tidak dapat dipisahkan sejarah panjang Marga Pelepat. 


Marga Pelepat dapat ditelusuri apabila menggunakan jalan lintas Sumatera yang melewati Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo. Marga Pelepat langsung berbatasan dengan Marga V Rantau Panjang. Atau Marga yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Merangin. Sehingga dipastikan seluruh wilayah Kuamang Kuning termasuk kedalam Marga Pelepat. 


Selain itu juga wilayah Kuamang Kuning yang terdapat didalam wilayah Kabupaten Merangin justru terletak didalam wilayah Marga Batin V. 


Pusat Marga Pelepat di Senamat. Sedangkan Marga Batin V disebut-sebut di Rantau Panjang. 


Sehingga wilayah Kuamang Kuning adalah wilayah Marga Pelepat dan Marga batin V Merangin. 

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (15)


Setelah melihat batas Jambi – Sumbar yang dikenal sebagai “durian takuk Rajo. Tanjung Samalidu” yang dikenal sebagai “Ikrar Bukit Sitinjau Laut” atau “Deklarasi Bukit Sitinjau Lau”, maka Al Haris kemudian menyampiri basis di Kecamatan VII koto dan Kecamatan VII Koto Ilir. 


Membicarakan Kecamatan VII Koto dan Kecamatan VII Koto Ilir tidak dapat dipisahkan dengan sejarah panjang Marga VII Koto. Marga yang termasuk kedalam wilayah adat kabupaten Tebo yang langsung berbatasan dengan Provinsi Sumbar. 


Dari beberapa tutur yang disampaikan di berbagai tempat, Marga VII Koto dikenal sebagai tempat berkumpulnya “Debalang Raja” untuk menentukan rapat. Pusat Marga di Sungai Abang. 


Marga VII Koto juga dikenal sebagai “jalur” perjalanan Raja Tanah Pilih. Alur perjalanan ini setelah ditempuh dari Marga IX Koto di Teluk Kuali.

09 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (14)



Sebelum mendatangi Dapil 3 Dan dapil 4 terutama ke Rimbo Bujang dan Kecamatan VII Koto dan Kecamatan VII Koto, Al Haris sempat ke perbatasan Jambi – Sumbar. 


Ditengah masyarakat Jambi – Sumbar (baca masyarakat Minangkabau dan Kerajaan Pagaruyung) batas Jambi dikenal sebagai “durian takuk Rajo”. 


Istilah “durian takuk Rajo” tercermin didalam Tembo Provinsi Jambi dan Tambo Pagaruyung. 


Didalam Tembo Propinsi Jambi, “berjenjang dari Sialang Belantak Besi, lepas dari Durian Takuk Rajo. Melayang ke Tanjung Semelidu menuju Berajo Nan Seberang”.

08 November 2020

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (13)


Setelah perjalanan dari Sungai Bengkal yang termasuk kedalam Marga Petajin Ilir kemudian dilanjutkan ke Tebo Tengah seperti di Muara Tebo yang termasuk kedalam Marga Petajin Ulu, Al Haris kemudian didalam roadshow menyusuri dari Batas Jambi-Sumbar, mampir ke Kecamatan VII koto Ilir dan Kecamatan VII Koto. Kemudian barulah ke Kecamatan Sumay dan Kecamatan Serai Serumpun.  

Sebelum membahas Kecamatan VII Koto Ilir dan Kecamatan VII Koto yang termasuk kedalam wilayah adat Marga VII Koto, penulis akan mengisahkan tentang Kecamatan Sumay dan Kecamatan Serai Serumpun. 


Upaya Tim Haris-Sani Mengawal Basis, Musri Nauli: Mengalir Saja Seperti Desain yang Telah Disiapkan

 



TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Tim Al Haris-Abdullah Sani sudah diintruksikan mengawal basis masing-masing.


Di sisa waktu tahapan kampanye Pilkada serentak 2020 ini tim pemenangan menjadi kekuatan yang kerjanya paling diharapkan.

07 November 2020

Opini musri nauli : Perjalanan Betuah (12)

 

Melanjutkan perjalanan politik (roadshow) Al Haris di kabupaten Tebo, setelah dari Sungai Bengkal kemudian menuju Muara Tebo. 


Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, Sungai Bengkal sebagai pusat Marga Petajin Ilir, maka Muara Tebo termasuk kedalam wilayah adat Marga Petajin Ulu. Dahulu berpusat di Sungai Keruh. 


Namun didalam peta Belanda “Schetskaart Residentie Djambi – Adatgmeenschappen (Marga’s), selain nama Sungai Keruh juga disebutkan Muara Tebo dan Muara Kilis. 

Opini musri nauli : Perjalanan Betuah (11)


Setelah ke Sungai Bengkal yang termasuk kedalam wilayah Marga Petajin Ilir, Al Haris kemudian melanjutkan roadshow politiknya ke Kecamatan Tebo Iliur, Kecamatan Tebo Tengah dan Kecamatan VII Koto Ilir. 

Dilanjutkan ke Kecamatan Sumay dan Kecamatan Serai Serumpun. 


Apabila menilik nama-nama kecamatan yang telah dijalani maka berbagai kecamatan kemudian menginduk ke Dapil 1, Dapil 2, Dapil 3, Dapil 4. 


Dapil 1 terdiri dari Kecamatan Tebo Ilir, Kecamatan Muara Tabir, Kecamatan Tengah Ilir. Dapil 2 terdiri dari Kecamatan Tebo Tengah, Kecamatan Sumay dan Kecamatan Rimbo Ilir. Dapil 3 terdiri dari Kecamatan Rimbo Bujang dan Rimbo Ulu. Dan Dapil 4 terdiri dari Kecamatan Serai Serumpun, Kecamatan VII koto Ilir dan VII Koto. 


Namun ditengah masyarakat, Kabupaten Tebo terdiri dari Marga VII Koto, Marga IX Koto, Marga Sumay, Marga Petajin Ulu, Marga Petajin Ilir dan Marga Tabir Ilir. Marga Tabir Ilir sering juga disebut Bangko Pintas (Tebo dalam Tutur di Masyarakat, www.serujuambi.com, 2 Nov 2018). 


Untuk memudahkan pembahasannya maka daerah-daerah ataupun nama-nama tempat menggunakan penuturan ditengah masyarakat. Penuturan masyarakat kemudian didukung oleh peta Belanda “Schetskaart Residentie Djambi – Adatgmeenschappen (Marga’s). 

06 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (10)


Mengikuti roadshow Politik Al Haris di Sungai Bengkal maka kemudian tidak dapat dipisahkan dari tutur ditengah masyarakat. Marga Petajin Ilir. 


Marga Petajin Ilir terdiri dari Dusun Sungai Bengkal, Dusun Muara Ketalo, Dusun Teluk Rendah, Dusun Betung Bedarah, Dusun Sungai Aro dan Dusun Kunangan. Berpusat di Dusun Sungai Bengkal. Dulu masih ada kantor Marga di Dusun Sungai Bengkal yang terletak ditepi Sungai Batanghari. 


Setiap pemangku Dusun dikenal Lurah. Kecuali Dusun Sungai Aro yang diberi gelar Depati. Sedangkan Ngebi adalah perangkat Dusun yang terletak di Kampung. Ada juga disebut sebagai Penghulu Mudo. 


Sedangkan Kepala Marga disebut Pesirah. 

Opini musri nauli : Orang Kayo Hitam

Kisah Orang Kayo Hitam adalah kisah Raja Jambi. Dituliskan didalam berbagai stambood (istilah kitab induk. Semacam Tembo). 


Kata-kata “Orang Kayo Hitam” sering juga dengan dialek “Rang Kayo Hitam”. Kisah Heroik yang melekat kuat ditengah masyarakat. 


Dituturkan ditengah masyarakat dan menjadi pengetahuan umum yang tidak perlu lagi dibantah. 


Didalam Buku Sejarah Nasional Indonesia III – Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia” disebutkan keturunan Datuk Paduko Berhalo kemudian melahirkan Orang Kayo Hitam, Orang Kayo Pingai, Orang Kayo Pedataran dan Orang Kayo Gemuk.


M. Nasir Didalam bukunya Keris Siginjei Mengenal budaya daerah Jambi menyebutkan Orang Kayo Hitam adalah anak bungsu dari Datuk Paduko Berhalo dan Putri Pinang Masak (Putri Selaras Pinang Masak). 


05 November 2020

Opini musri nauli : Perjuangan Betuah (9)


Mengikuti perjalanan Al Haris ke arah Timur Jambi mengingatkan sejarah panjang di Tanjung Jabung Timur. 


DALAM peta Belanda “Schetskaart Residentie Djambi – Adatgmeenschappen (Marga’s), disebutkan wilayah Tanjung Jabung Timur terbagi kedalam dua marga. Pertama Marga Dendang/Sabak. Marga Berbak. 


Didalam Peta Belanda disebutkan Pusat Marga Dendang/Sabak berpusat di Muara Sabak. Sedangkan Marga Berbak berpusat di Rantau Rasau. 


Selain nama tempat Muara Sabak, Marga Sabak/Dendang juga disebutkan nama tempat Mendahara. Mendahara yang disebutkan terletak di tepi laut Tiongkok Selatan. 


Ditengah masyarakat dikenal ditepi laut. Atau ada juga yang menyebutkan “muara laut”. 

04 November 2020

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (8)


Ketika Al Haris didalam roadshow kemudian mampir di Desa Mukai Mudik, Murasman didalam sambutannya terharu dengan kedatangan Al Haris. Dengan bangga dan terharu, Murasman kemudian bercerita tentang keluarga Besar warga Kerinci. Secara silsilah Al Haris keturunan Pulau Sangkar. 


Membicarakan Desa Mukai Mudik dan Pulau Sangkar merupakan sejarah yang panjang. 


Didalam tembo wilayah Kerinci dan berbagai sumber disebutkan Kerinci dikenal sebelah Ulu dan Sebelah Ilir. 


Incuk Permato Menunggu Latih Koto Pandan, Pondok Tinggi. Bajina Latih Koto Lima Sering (Sungai Penuh). Ungguk menungguh Latih Kota Beringin, Rawang. Mangku Agung menunggu Tebat Tinggi, Sungai Tutung. Si Bungo Alam menunggu Talang Banio, Kemantan. Dan Puti Dayang Ramaiyah di Kemantan Darat. 


Kesemuanya kemudian disebut Latih yang enam Luhak Alam Kerinci. 

03 November 2020

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (7)


Dalam dialog dengan teman-teman jurnalis Kerinci dan Sungai Penuh di Sungai Penuh, terungkap berbagai istilah yang menggambarkan hubungan kekerabatan antara Al Haris dengan Kerinci. Istilah “kerinci tinggi” dan “kerinci rendah”. 


Istilah “Kerinci Tinggi” dan “Kerinci Rendah” tidak dapat dilepaskan dari makna Luak XVI. Muchtar Agus Cholif, mendefinisikan makna “LUAK XVI”. Arti LUAK “berarti kurang, usak, tidak cukup lagi”. 


Sebuah istilah berasal dari daerah Merangin, Kerinci, Melayu. Sehingga artinya kurang dari XVI. XVI adalah identitas kurang dari XVI. Sebuah Persatuan Masyarakat Hukum Adat yang terjadi pada tahun 1915. 

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (6)

 


Ketika Al Haris mendatangi Desa Jujun maka terungkap berbagai ungkapan. Ungkapan rindu “sanak batino kami” terhadap istri Al Haris yang merupakan “bukan uhang lain”, nenek Moyang, “kenduri sko”, Nenek Mamak Rajo Mudo, Depati Menco, adalah gambaran terhadap kegiatan. 


Membicarakan Desa Jujun dimulai dari kekerabatan istri Al Haris yang merupakan keturunan Jujun. Nenek Moyang yang berdasarkan tembo adat. 


Sejarah di Desa Junjun tidak dapat dipisahkan dari Nenek Mamak Rajo Mudo dalam Luhak Depati Menco. 


Menurut berbagai sumber,  Sejarah dari Kalbu Depati Jujun berasal dari Nenek Kalbu Depati Jujun yang berasala dari Jawa-Mataram. Dua kakak-beradik. Yang Pertama Tuan Bujang. Adiknya Dayang Gadis. Selain itu ikut dua orang lain yang bernama Penjuto dan Ayu. 

02 November 2020

opini musri nauli : Jubah

SETIAP di dalam persidangan pidana, Hakim, jaksa penuntut umum dan advokat harus memakai jubah. Jubah adalah pakaian  berbaju hitam..