Akhir-akhir
ini gonjang-ganjing politik kontemporer mulai menarik perhatian public.
Pertemuan pimpinan 6 partai pendukung Jokowi di Istana kemudian disambut dengan
pertemuan SBY – Prabowo di Kuningan. Politik kemudian mengarah kepada bakal
calon Presiden yang mengerucut kepada Jokowi dan Prabowo. Jokowi kemudian
menjadi sorotan. Namun SBY yang menjadi bintang. Bintang yang menguasai
panggung dan menggunakan medium sebagai “centrum’ untuk mengendalikan issu.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
31 Juli 2018
opini musri nauli : MEMAHAMI DIKSI SETAN
Akhir-akhir ini, kita dipaksa menerima
pemberitaan tentang politik yang menggunakan kata “Setan’. Entah apa yang
dimaksudkan dengan kata “setan’. Namun kata itu ditujukan diluar kelompok yang
dimaksudkan.
Kata “Setan” dimulai dari “laskar” yang bertujuan
untuk menghancurkan “setan”, maka kata “setan” kemudian mengemuka.
Kata Setan menjadi “Demarkansi” yang memisahkan
antara satu kelompok dengan kelompok lain. Menjadi pembatas dan pembeda. Garis
yang kemudian menjadi “medan tarung” sebagai perjuangan politik.
30 Juli 2018
opini musri nauli : PANTANG LARANG (3)
Selain
mengatur pantang larang terhadap daerah-daerah yang tidak boleh dibuka seperti “Teluk
sakti. Rantau Betuah, Gunung Bedewo”, “rimbo sunyi”, “hutan keramat, “hutan
Puyang”, “Hutan betuah”, “Hutan hantu pirau” dan pantang larang terhadap hewan
dan tumbuhan tertentu, pantang larang terhadap perilaku terhadap alam juga
dikenal.
‘Tidak
dibenarkan menyebut nama “harimau”. Harimau adalah salah satu hewan yang
dihormati dan disebutkan dengan penamaan “nenek” atau “datuk”.
29 Juli 2018
opini musri nauli : IDENTITAS POLITIK DALAM POLITIK DI INDONESIA
IDENTITAS POLITIK DALAM POLITIK DI INDONESIA[1]
Musri Nauli[2]
Ketika
tema “penduduk asli”, “putra daerah”,
“Pribumi” mulai menggejala dan memenuhi wacana public, secara sekilas saya
kemudian menjadi resah. Apakah kita memang dilahirkan sebagai “penduduk asli”, “putra daerah”, “pribumi”
sehingga menjadi berbeda. Berbeda dimata hukum, politik dan budaya ?
28 Juli 2018
opini musri nauli : Homo Socius
Sebagai
“homo socius (makhluk social)”, dalam satu tema maka dibutuhkan dialog, perdebatan bahkan polemic. Tentu saja
yang dibutuhkan bukanlah “mencari siapa pemenang”. Namun argumentasi yang
dipaparkan sehingga pembahasan menjadi luas, komprehensif dan memperkaya
gagasan.
27 Juli 2018
opini musri nauli : KURANG GIZI
Akhir-akhir ini, gonjang-ganjing
politik di Jambi dihebohkan dengan pernyataan tentang kurang gizi di Jambi yang
mencapai 30%. Bahkan angka nasional mencapai 40 %. Angka yang cukup mengerikan
dan dapat meninggalkan generasi “kurang gizi”.
Sayapun kaget. Apakah angka 30%
busung lapar di Jambi dan 40% di Indonesia sudah mengintai kita. Apakah angka
itu begitu mengerikan sehingga kita lalai atau luput memperhatikannya.
opini musri nauli : PKB – PEMENANG PILPRES
Mengikuti
kiprah PKB sebagai “wadah politik NU’ menarik perhatian public. Ditengah kader
nahdiyin yang sudah tersebar di berbagai partai baik Partai Golkar, PDIP maupun
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kehadiran PKB menjadi “oase” kaum nahdiyin
yang sering “ditinggalkan” oleh pemenang pemilu. Entah zaman Soekarno maupun
zaman Soeharto.
26 Juli 2018
opini musri nauli : TEROR AHOK
TEROR AHOK
Entah
mengapa Ahok begitu meneror, menakuti, menghantui wajah Jakarta. Ahok yang
telah dipenjara, yang tidak lagi bisa bersuara namun mampu membuat namanya
terus dibicarakan, dihina, dibully bahkan dibanding-bandingkan dengannya.
Sebuah aburd ditengah ketidakmampuan untuk berbicara.
opini musri nauli : SBY – SANG DIRIJEN
Tinggal
menghitung hari, koalisi Partai mengumumkan Calon Presiden dan Wakil Presiden
untuk mendaftarkan ke KPU. Namun tersenyumannya Partai-partai pendukung Jokowi,
maka suara yang didapatkan melebihi untuk mendaftar.
PDIP
(18.95%), Partai Golkar (144,75), PKB (9,04 persen), Partai Nasdem (6,72
persen), PPP (6,53
persen) dan Partai Hanura (5,26 persen) meraih
suara melebihi sepertiga untuk mendaftar (61,25 %). Dengan demikian maka
menyisakan suara 38,75 %. Atau dengan meninggalkan satu calon lagi untuk
mendaftar diluar koalisi Jokowi.
opini musri nauli : Marga Mestong
Marga Mestong terdiri dari Lubuk
Kuari, Pematang Jering, Muara Pijoan, Dusun Sarang Burung, Dusun Sembubuk,
Dusun Senaung, Dusun Penyengat Olak, Dusun Rengas Bandung, Dusun Mendalo, Dusun
Bertam, Dusun, Pondok Meja, Dusun Penyengat Rendah, Dusun Kenali Besar. Berpusat
di Dusun Sungai Duren.
25 Juli 2018
opini musri nauli : PUZZLE
Menghubungkan
antara satu Marga dengan Marga yang lain, antara satu Marga dengan Batin
memerlukan penyusuran di tiap-tiap Marga/batin. Setiap pemangku adat, Entah
Depati, Rio, Ngebi, Datuk, Penghulu, Tumenggung menguasai kewilayahan, sejarah,
Dusun asal, model pengelolaan, cara menyelesaikan masalah (Jenjang adat) dan
sanksi.
opini musri nauli : Bahasa Melayu Jambi (2)
Akhir-akhir
ini diksi dan pengetahuan tentang bahasa mulai memudar. Terjebak dengan arti
tanpa memahami makna. Entah kedangkalan ataupun kurangnya literasi memahami
Bahasa Indonesia.
24 Juli 2018
opini musri nauli : PBB – Sang Pengantar Pemenang
Kiprah
Partai Bulan Bintang yang tidak dapat dipisahkan dari kebesaran Partai Masyumi
tidak dapat dilepaskan dari sosok Yusril Ihza Mahendra. Anak “ideology” M.
Natsir bersama dengan Amien Rais. M. Natsir adalah tokoh Partai Masyumi yang
disegani.
opini musri nauli : PARTAI DEMOKRAT – Sang Dirijen Mengatur Lagu
Sebagai
pendatang baru, Partai Demokrat yang lahir 9 September 2001 kemudian mampu
meraih suara Pemilu 2004 sebesar 7,45%.
Dengan bekal 7,45%, Partai Demokrat didukung Partai Bulan Bintang, dan
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Koalisi kerempeng yang merupakan
gabungan tiga partai kecil ini hanya menghasilkan 11 persen dukungan suara. Hasilnya
setelah putaran kedua SBY-JK menang telak dengan selisih cukup jauh yakni:
69.266.350 (60,62%) melawan 44.990.704 (39,38%).
Kememangan SBY-JK mampu melibas
kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Golkar dan mengalahkan incumbent
Megawati Soekarnoputri.
23 Juli 2018
opini musri nauli : DURIAN (2)
Entah
bagaimana perasaan saya ketika melihat posting media cetak yang memperlihatkan
hasil razia durian yang hendak dibakar. Darah saya mendidih. Pikiran
berkecamuk. Entah apa kalimat yang pantas untuk melihat gambarnya.
Durian
adalah symbol kemakmuran. Seloko Jambi dengan jelas mengabarkan “Padi menjadi.
Rumput Hijau. Kerbau gepok. Ke aek cemeti
keno. Ke darat durian gugu’”. Seloko ini mirip dengan istilah Jawa “Gemah ripah. Loh Jinawi. Negeri tentram
kerto raharjo”
opini musri nauli : HUKUM LINGKUNGAN DALAM PRAKTEK PERADILAN
“Nauli, tanggal 23, ada di Jambi ?”, ujar Ibu Prof. Elita Rahmi diujung
Telephone.
“Ada bu. Belum ada jadwal keluar kota”,
ujar saya sembari menutup buku.
“Ok. Nanti ada undangan. Ikut pertemuan
Seminar Nasional Hukum Lingkungan”, Lanjut bu elita.
“Siap, bu ?” kata saya.
22 Juli 2018
opini musri nauli : PARTAI GERINDRA – Pemimpin Oposisi
Dari
hasil berbagai survey, Prabowo masih diunggulkan menjadi “penantang” serius di
Pilpres 2019. Sebagai penantang serius, Prabowo berhasil menyingkirkan Gatot
Nuryanto, Anies Baswedan, Tuan Guru Bajang (Gubernur NTB) dan Agus Harimurti
Yudhoyono (AHY).
Sebagai
penantang serius Pileg 2019, Prabowo “kenyang” mengikuti Pilpres. Mengikuti
konvensi Partai Golkar tahun 2004, Wakil
Presiden 2009 mendampingi Megawati Soekarnoputri (PDIP) dan candidate Presiden
2014. Dengan sederet proses panjang mengikuti pilpres berhasil menancap kuat di
pulbik. Sehingga dapat dimengerti Prabowo jauh meninggalkan candidate lain.
opini musri nauli : BERBOHONG DAN MENCURI
Lengkaplah
sudah rangkaian korupsi di Indonesia. Dari Surya Dharma Ali (Menteri Agama),
Ketua Partai Keadilan Sejahtera (Lutfhi Hasan Ishaq) dan terakhir Irwandi Yusuf
(Gubernur dari Aceh). Daerah yang menganut Qonum dan meletakkan Hukum Islam sebagai
ajaran sehari-hari.
Membaca
tertangkapnya Gubernur Aceh adalah konfirmasi dari kegelisahan adanya “Dugaan”
permainan kongkalikong dari dana Otonomi khusus untuk Aceh.
opini musri nauli : Marga Pemayung Ilir
Kata
Pemayung berasal “payung” Raja yang dikenal sebagai Pangeran Prabo. “Pemayung”
adalah Pemayung rajo. Pusat Marga Pemayung Ilir di Dusun Lubuk Ruso. Lubuk Ruso
adalah tempat “guru sembah”[1].
Istilah
Pemayung juga dikenal di Marga Pemayung Ulu, Desa Pemayungan Marga Sumay[2]
dan Marga Renah Pembarap[3].
21 Juli 2018
opini musri nauli : PDIP – Sang Oposisi
Sebagai
Ketua Umum Partai yang mengalami ketidakadilan di masa Soeharto, Megawati
Soekarno Putri telah ditempa matang untuk memimpin PDIP. Partai yang “diobrak-abrik”
Soeharto dalam penyerbuan kantor PDI tahun 1996 (dikenal Kudatuli/Kerusuhan 27
Juli 1996).
Memimpin
partai ditengah himpitan orde baru namun kemudian menjadi kampiun Pemilu 1999
namun kalah dalam pemilihan Presiden di MPR. Membuat Megawati memimpin partai
sebagai partai oposisi 2004 dan 2009. Sebuah konsisten panjang yang berhasil
menjadi pemenang 2014 sekaligus mengantarkan Jokowi menjadi Presiden.
opini musri nauli : PARTAI GOLKAR DIPERSIMPANGAN JALAN
Ketika
Munas Partai Golkar mendukung Jokowi untuk Pilpres maka public berharap Partai
Golkar setia untuk duduk di pemerintahan. Partai Golkar diharapkan menjadi
bagian dari proses perencanaan pembangunan yang dicanangkan Jokowi.
20 Juli 2018
opini musri nauli : MATEMATIKA DI PILPRES 2019
Terlepas
dari manuver beberapa partai menjajaki candidate Pilpres 2019, secara resmi
Partai yang sudah mendeklarasikan mendukung candidate tertentu sudah
disampaikan ke Publik. PDIP – Partai Nasdem – PPP – Partai Golkar mendukung
Jokowi. Partai Gerindra mendukung Prabowo.
19 Juli 2018
opini musri nauli : Aur
Bak
“aur dengan tebing” kata temanku
sembari posting di FB bersama dengan istrinya. Akupun tersenyum melihat
postingnya.
Di tengah masyarakat Melayu Jambi
dikenal “Bak
aur dengan tebing, tebing sayang ke aur, aur sayang dek tebing, tebing runtuh
aur tebawo. Tidak terpisahkan antara tebing
dengan aur.
18 Juli 2018
opini musri nauli : Tanah pemberian
Sebagai
masyarakat Melayu, Masyarakat Melayu Jambi terbuka terhadap kedatangan penduduk
dari luar dusun. Pengaruh Minangkabau dapat dilihat di Marga Sungai Tenang, Marga
Pangkalan Jambu, Marga Air hitam, Marga Pelawan, Marga Batin Pengambang, Marga
Bukit Bulan, Marga Datuk nan Tigo, Marga VII Koto, Marga IX Koto, Marga
Jujuhan, Marga Sumay, Marga Serampas. Seloko seperti “Jika
mengadap ia ke hilir, jadilah beraja ke Jambi. Jika menghadap hulu maka Beraja
ke Pagaruyung atau Tegak Tajur, Ilir ke
Jambi. Lipat Pandan Ke Minangkabau[1] membuktikan hubungan kekerabatan yang kuat antara
masyarakat di hulu Sungai Batanghari dengan Pagaruyung.
opini musri nauli : Marga Jebus
Marga Jebus terdiri dari Dusun
Jebus, Dusun Rukam, Dusun Gedung Terbakar, Dusun Londrang, Dusun Suak Kandis dan
Dusun Sungai Aur. Pusat Marga di Suak Kandis. Dusun Suak Kandis kemudian
dipimpin Pesirah.
opini musri nauli : Sepenasib - Sepenanggungan
Kebersamaan, kesetiaan, senasib
sepenanggungan merupakan cermin masyarakat Melayu Jambi. Ikrar kesetiaan yang
dikenal sebagai “sumpah setio” ditandai
dengan Seloko “Ke langit sama dikadah. Ke
bumi sama dikutungkan. Darah samo dikacau, daging samo dikimpal[1]”. Atau juga sering disebut ”ada samo dimakan. Dak ado samo ditelan”.
17 Juli 2018
opini musri nauli : NAMA DIKANTONG JOKOWI DAN PRABOWO
Terlepas
dari Anies Baswedan atau Gatot Nurmantyo yang sudah mendeklarasikan sebagai
Bacapres (bakal Calon Presiden), Nama Jokowi dan Prabowo masih diunggulkan
berbagai lembaga survey sebagai kandidat kuat Calon Presiden. Dengan
memperhitungkan “head to head” Pilpres 2019
maka mata public kemudian dikonsentrasikan kepada “pendamping” Presiden
(baca Wakil Presiden).
Menyimak
nama-nama yang beredar maka menarik untuk kita pilah untuk melihat berbagai scenario
kemungkinan. Bukankah politik adalah “seni” kemungkinan.
15 Juli 2018
opini musri nauli : Alam Pikiran Masyarakat Melayu Jambi
Setiap
peradaban tidak dapat dipisahkan alam pikiran dengan alam semesta. Sistem
budaya masa prasejarah adalah sistem budaya mistis yang berkaitan erat dengan
sistem kepercayaan mistis.
14 Juli 2018
opini musri nauli : Bahasa Melayu Masyarakat Jambi
13 Juli 2018
opini musri nauli : Marga Berbak
Marga
Berbak berbatasan langsung dengan laut Tiongkok Selatan. Laut Tiongkok Selatan biasa
dikenal Pantai Timur Sumatera. Marga Dendang/Sabak dan Marga Jebus. Dengan
Marga Dendang/Sabak dikenal sebagai Simpang. Begitu juga dengan Marga Jebus[1].
Simpang yang dimaksudkan adalah persimpangan Sungai Batanghari yang mengilir ke
Timur Jambi dan membelah. Aliran Sungai Batanghari satu menuju langsung ke
Muara di Pulau Berhala. Sedangkan satunya berbelok kiri menuju Muara Sabak dan
menuju lautan Pantai Timur Sumatera. Sedangkan Marga Jebus menyebutkan batas
dengan Marga Berbak adalah “Perbuseno”[2].
Marga Dendang/Sabak menyebutkan batas dengan Marga Berbak dengan tandai “Rambai Belubang dan pangkal bulian[3].
opini musri nauli : Pamit ke Penghulu
“Pamit
ke penghulu” adalah Seloko terhadap kegiatan yang dilakukan diwilayah kekuasaan
Dusun harus sepengetahuan pemangku Adat. Sebagai pemangku adat, ditandai dengan
“Alam
sekato Rajo. Negeri sekato Batin. Atau “Alam Berajo, Rantau
Berjenang, Negeri Bebatin, Luhak Berpenghulu, Kampung betuo, Rumah betengganai”
atau “Alam berajo, rantau bejenang, kampung betuo, negeri
bernenek mamak. Atau “Luak Sekato Penghulu, Kampung Sekato Tuo, Alam sekato Rajo, Rantau
Sekato Jenang, Negeri sekato nenek moyang. Seloko ini melambangkan alam kosmos Rakyat Melayu Jambi untuk
menempatkan dan menghormati pemimpin.
09 Juli 2018
opini musri nauli : Pantang Larang (2)
Selain
mengenal pantang larang terhadap daerah yang dilindungi, masyarakat Melayu
Jambi juga mengenal pantang larang terhadap hewan dan tumbuhan. Di Desa Sunga
Keradak (Sarolangun) mengenal Kepala Sauk, bukit gundul, bukit larangan,
dan setiap hulu sungai yang tidak boleh dibuka. Selain itu juga tanaman yang
tidak boleh ditebang seperti durian, petai, cempedak hutan, kayu sengkawang,
kabau, enau, landor rambai, tampui, mampaung, tayas, manggis, jering (jengkol),
dan baungan. Dan hewan yang tidak boleh diburu seperti Harimau, macan, beruang,
anjing hutan, tapir (tenok), kucing hutan, ungko, siamang, burung gading
(termasuk seluruh burung-burung yang dilarang)[1].
opini musri nauli : Pantang Larang
Masyarakat mengenal
daerah-daerah yang dilindung yang dikenal dengan istilah pantang larang. Daerah
pantang larang kemudian dikenal sebagai daerah lindung atau daerah konservasi
tinggi.
08 Juli 2018
opini musri nauli : ASIAN GAMES DIMATA PELANCONG
Mari
kita lupakan mimpi Jakarta yang belum juga menunjukkan arah mendukung Asian
Games. Entah sepi dari pemberitaan, belum banyaknya umbul-umbul. Atau seperti
negara lain yang membuka relawan pendukung acara untuk menyukseskan acaranya.
Atau
lupakan juga mimpi Palembang yang jalan ke bandara baru diaspal. LRT hingga kini
belum juga digunakan oleh public. Konon kabarnya peresmiannya pertengahan Juli.
Atau lupakan seluruh venue yang tidak terdengar kabarnya digunakan “pracoba”
digunakan atlet.
02 Juli 2018
opini musri nauli : Marga Peratin Tuo
Marga
Peratin Tuo termasuk LUAX XVI. LUAK XVI terdiri dari Marga Serampas, Marga
Sungai Tenang, Marga Peratin Tuo, Marga Tiang Pumpung, Marga Renah Pembarap dan
Marga Senggrahan. Tideman menyebutkan “Luak
XVI merupakan federasi. Luak XVI merupakan 10 Marga di Kerinci dan 6 Marga di
Bangko. Bersama-sama dengan Serampas, Sungai Tenang, Peratin Tuo, Tiang
Pumpung, Renah Pembarap mengaku berasal dari Mataram (Jawa). Tideman kemudian menyebutkan “Senggrahan termasuk kedalam Sungai Manau”.
Senggrahan bersama-sama dengan Pratin Tuo dan Mesoemai”[1].
Dalam berbagai dokumen sering juga disebut dengan kata “Pratin Tuo”[2].
Istilah “Peratin Tuo” menunjukan tempat pemberhentian.
01 Juli 2018
opini musri nauli : KISAH UNIK
Kabar
pemecatan Guru SD di sebuah yayasan di Bekasi (Jawa Barat) menjadi heboh ketika
sang Suami mengabarkan di media social. Terlepas dari pihak sekolah yang telah datang
ke rumah sang Guru untuk meminta maaf, peristiwa ini mengingatkan kisah unik di
sekitar rumahku.
Aku
teringat dengan kisah tetanggaku yang meminta anak-anakku agar menyekolahkan ke
sekolah Islam. Tentu saja dengan imbauan agar anak-anak agar belajar agama dan
taat kepada agama.
Langganan:
Postingan (Atom)