Beberapa waktu yang lalu, Gerai McDonald's (McD) di kawasan Sipin, Jambi ditutup dan disegel oleh Satpol PP setempat. Penyegelan itu terjadi karena kerumunan yang ditimbulkan karena adanya promo BTS Meal (www.detik.com).
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
Beberapa waktu yang lalu, Gerai McDonald's (McD) di kawasan Sipin, Jambi ditutup dan disegel oleh Satpol PP setempat. Penyegelan itu terjadi karena kerumunan yang ditimbulkan karena adanya promo BTS Meal (www.detik.com).
Pihak yang kemudian ditarik menjadi pihak oleh penggugat dapat mengajukan perlawanan. Terhadap gugatan maka perlawanan gugatan kemudian dikenal sebagai eksepsi (tangkisan).
Saya mengenal Agus Salim sebagai aktivis yang mendampingi petani. Suara memekik memegang toa..
Kata-katanya khas sebagai mahasiswa yang matang teori-teori sosialis..
Pada 2015, Jepang telah meminta maaf secara publik terhadap kejahatan perang, termasuk perkosaan di negara-negara seperti Cina dan Korea menjelang dan selama Perang Dunia II. Tidak sedikit yang merasa permintaan maaf Jepang tidak cukup. Di Barat, negara-negara yang terlibat dalam perkosaan perempuan Jerman di akhir Perang Dunia II seperti AS, Inggris, Perancis, Rusia, hingga kini tidak pernah mengakui terjadinya peristiwa tersebut (tirto)
"Bang, mau tanyo. Ngapo yo Kalo orang yang dak lulus TWK kemudian masih ngantor ?', tanya temanku heran..
Terdengar suara gumaman suara dibelakang Istana Astinapura. Para dubalang Raja berkumpul santai. Mengaso. Setelah menempuh perjalanan jauh. Menemani Raja Muda keliling Negeri Astinapura.
Membicarakan hukum terlalu banyak irisan yang mesti disapih.
Ada teori, prinsip, asas, nilai dan norma. Kadangkala beririsan dengan teori kewenangan, kewajiban dan hak. Ada kisi-kisi sistem hukum, penerapan hukum dan praktek hukum.
Sinarnya berpendar. Menerangi ruangan sempit. Beralaskan tanah. Namun bersih. Disapu setiap hari.
Sesekali asap keluar. Hitam. Mengepul. Menutupi sebagian kaca semprong mengitari sinar.
Laron-laron mulai mendekati lampu togok..
Namun sang laron lupa. Pemilik lampu togok akan mematikannya ketika mentari pagi mulai bersinar lagi..
Syahdan. Terdengar suara gumaman dibelakang Istana Astinapura. Para Dubalang Kerajaan sedang asyik memperbaiki jubah kebesaran. Sementara para menti bersandar di pasebanan. Pinggir Kerajaan Astinapura.
"Tuk, ngapo pusat Marga Jebus di Suak Kandis dekat nian dengan pusat marga kumpeh Ilir di Tanjung ?", tanya saya penasaran..
"Nah, itu dio, cuma diseberang jembatan, be", kata mantan Lurah Tanjung. Juga heran.
Syahdan. Terlihat keramaian di kediaman Depati Kerajaan Astinapura. Suara kegelisahan terdengar disana-sini. Mereka memikirkan nasib mereka. Jubah kebesaran Kerajaan akan ditinggalkan. Diberikan kepada punggawa kerajaan yang akan menggantikan.
Kukenal sejak 2013.. setia kepada rakyat yg memperjuangkan tanahnya..
Tahun 2017-2018 menjadi Fasilitator Desa BRG..
Hidup ini tergantung pandangan kita sendiri..
Kalo elu pesimis, lihat kesuksesan orang lain pasti langsung baper, uring-uringan, merasa hebat sendiri, merasa berjasa dll..
Bro, suka filsafat, ya”, tanyanya..
“Iya, iya.. kenapa ?”, jawabku heran..
“Kok suka touring ?”, tanyanya lagi.. heran..
Ha.. ha.. ha..
Syahdan. Terdengar suara di balairung Istana Alengka. Raja Muda Astinapura bergegas ke Istana Alengka.
“Daulat, tuanku. Hamba hendak mengabarkan kepada Raja Alengka. Kapan sang Maharaja bersedia menerima hamba”, kata sang raja muda Astinapura. Wajahnya berseri-seri. Setelah menyelesaikan lakon tanding didepan alun-alun Istana Astinapura. Perang babat yang paling melelahkan.
“Bang, ajak kawan-kawan ke rumah pak Fachrori Umar”, kata suara di ujung telephone. Dari ajudan Al haris.
“Siap”, kataku. Sambil ngomel didalam hati. Bagaimana menghubungi kawan-kawan jurnalis di pagi hari. Jam tidur yang sulit diubah. Syukurlah ada yang bisa di telephone.
Terdengar suara canang berbunyi ditengah kerumuman pasar. Menabuhkan gong Kecil sebagai panggilan untuk berkumpul.
“Wahai, para Rakyat Astinapura. Yang lagi digunung. Turun, oi”, kata sang canang..
“teng.. teng.. teng’.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “cacak” diartikan sebagai “vertikal” atau “tegal lurus. Biasa menggambarkan tonggak. Atau besi beton yang dipancangkan di Tanah.
“Mencacak” diartikan membuat tegak lurus. Atau mendirikan tegak lurus. “Mencacakkan” diartikan memancangkan dengan cara tegak lurus diatas Tanah.
Istilah “cacak” dapat ditemukan didalam seloko Jambi. Seperti “hilang celak. Jambu Klekok”. Atau “cacak tanam. Jambu Kleko”.
Istilah “hilang celak. Jambu Klekok” atau “cacak tanam. Jambu Kleko” dapat diartikan sebagai penanda Tanah. Penanda Tanah “hilang celak. Jambu Klekok” atau “cacak tanam. Jambu Kleko” juga sering dipadankan seperti “Lambas”, “mentaro”, “Prenggan”, “Pasak mati” atau “Patok mati” dengan cara menanam pohon sebagai tanda.
Terdengar suara tergopoh-gopoh memasuki balairung Istana Astinapura. Sang Telik sandi segera berkabar kepada Sang Raja di Balairung Istana Astinapura.
“Daulat, tuanku. Hamba menghaturkan sembah”, kata sang telik sandi. Keringatnya bercucuran. Peluh membasahi wajahnya. Mukanya berseri.
Usai sudah pilgub Jambi. Rangkaian panjang proses politik yang menyita energi publik. Dimulai dari masa Kampanye sejak oktober 2020, Pemilihan tanggal 9 Desember, Persidangan di MK, PSU tanggal 27 Mei 2021 hingga penetapan KPU Provinsi Jambi tanggal 3 Juni 2021.
Setelah pada pembahasan sebelumnya membicarakan asas-asas Pemerintahan yang baik berdasarkan asas Kecermatan maka pada saat ini akan membahas tentang asas Pemerintahan yang baik berdasarkan kepada Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum.
Syahdan. Berkumpullah para Depati, debalang Raja, Punggawa kerajaan dan kerani kerajaan Astinapura. Mengelilingi Raja Astinapura.
Ditengah masyarakat Melayu Jambi dikenal seloko “alam sekato Rajo. Negeri Sekato Batin” atau “alam berajo. Negeri Bebatin. Negeri Bebatin, Luhak Berpenghulu, Kampung betuo, Rumah betengganai” atau “Alam berajo, rantau bejenang, kampung betuo, negeri bernenek mamak” Atau “Luak Sekato Penghulu, Kampung Sekato Tuo, Alam sekato Rajo, Rantau Sekato Jenang, Negeri sekato nenek moyang yang Seloko ini melambangkan alam kosmos Rakyat Melayu Jambi untuk menempatkan dan menghormati pemimpin
Syahdan. Terlihat keramaian di Gedung Istana Astinapura. Para dubalang, adipati, punggawa kerajaan mendatangi balairung istana Astinapura. Menghaturkan sembah.
Sudah lama saya hendak menuliskan tentang mekanisme didalam mencari “orang-orang” yang pas menduduki jabatan. Jabatan terhadap kebutuhan organisasi.
Ada perbedaan mengelola Organisasi advokasi dengan Organisasi riset. Mengelola Organisasi advokasi yang paling dibutuhkan adalah “kesetiaan”. Ada yang menyebutkan “loyalitas”. Kesetiaan kepada gagasan, ide dan Tetap berpihak kepad ketidakadilan yang dirasakan oleh rakyat.
Terdengar suara teriakkan kemenangan di alun-alaun depan Istana Astinapura. Suara terdengar diiringi tetabuhan memekakkan telinga. Diiringi suara dentuman meriam dan senapan yang berbau mesiu di udara.
Walaupun pihak penggugat mempunyai hak untuk menarik siapapun sebagai pihak tergugat, namun apabila tidak melibatkan pihak sebagai tergugat ataupun tidak melengkapi pihak penggugat, maka mempunyai konsekwensi hukum.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, arti “kata” adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa.
Arti “makna” adalah arti atau maksud perkataan. Sedangkan “estetika” berasal estetik. Diartikan sebagai ilmu yang berisikan ajaran atau filsafat tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadap alam sekitarnya.
Sejarah harus dituliskan..
Terima kasih kepada Jawir Hafizi yang mau mendengarkan curhat saya.
Teringat beberapa waktu yang lalu (18 Juni 2020), seorang mahasiswi
VIAN DITA SANTI menuliskan didalam skripsinya yang berjudul "PERJUANGAN MAHASISWA JAMBI MENUNTUT REFORMASI (1998) SKRIPSI, UNJA, 2020.
Tidak dapat dipungkiri, nama K. H. M. Ali bin Syekh Abdul Wahab al-Naqari (1934-2011) adalah ulama Jambi yang dikenal sebagai ulama besar (KH. M. Ali bin Syekh Abdul Wahab Al Nagari)
Syahdan. Terdengar kabar angin yang menimpa punggawa kerajaan. Seorang punggawa kerajaan kemudian dikabarkan angin. Bersembunyi di kamar Istana Astinapura. Bersama dengan gundik.
Bak Kabar angin yang berembus. Segera menghebohkan negeri Astinapura.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Rimba” diartikan “hutan lebat” Atau “hutan yang luas dengan pohoin-pohon yang besar”.
Kata “Rimba” juga terdapat didalam pepatah “Hilang tidak tentu rimbanya”. Diartikan hilang lenyap tanpa meninggalkan kesan atau jejak sama sekali”.
Didalam Skripsi DITA CAHYANI disebutkan prosesi adat untuk pemberian gelar.
Bersandarkan kepada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Lembaga Adat Melayu Tanah Pilih Pusako Batuah Kota Jambi menyebutkan “Lembaga adat wajib memberikan gelar minimal 3 tahun dan maksimal 5 tahun kepada kepala daerah, Gubernur, Walikota, Bupati, Ketua DPR, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, dan Alim Ulama.
Didalam perkara Perdata terutama hukum acara Perdata didalam praktek, maka hak penggugat untuk menarik pihak sebagai tergugat benar-benar diletakkan dimuka hukum.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Hulu sering dipadankan dengan kata “Hilir”. Yang kemudian diartikan sungai sebelah atas. Sehingga kata “hilir” adalah sungai disebelah Bawah.
Dengan demikian maka kata “Hulu” kemudian diartikan “bagian atas sungai” yang kemudian merujuk ke Sungai.
Dalam dialek “Hulu” kemudian sering disebutkan sebagai “ulu Sungai”.
Syahdan. Berkumpullah para pendekar di padepokan. Mengelilingi paseban padepokan. Dipimpin pemimpin padepokan.
Terdengar suara burung bernyanyi dipagi hari.
“Tralalla.. Tralalala.. Trilili.. Trilili”, suara burung di pagi hari. Suaranya nyaring. Melengking. Memecah kesunyian di Pagi hari.
Beberapa waktu yang lalu, media online “www.detik.com" mengabarkan tentang Rahasia Candi Borobudur yang baru terungkap di zaman Modern.
Tidak dapat dipungkiri, manusia mengungkapkan ekspresinya melalui kata. Sebuah kebudayaan setelah sebelumnya masih menggunakan isyarat.
Menurut berbagai Ahli, ketika ekspresi Diungkapkan dengan kata-kata maka tidak dapat dihindarkan, ketika kata dihasilkan, diucapkan ataupu kemudian diungkapkan dipengaruhi latar belakang sosial, cara pandang hingga simbol-simbol yang digunakan.
Syhadan. Terdengar kehebohan di Istana Astinapura. Para adipati, Rio, Mangku, debalang batin, Punggawa kerajaan mengelilingi Raja Astinapura. Mendengarkan kabar dari sang telik sandi.
Sebagaimana telah dijelaskan pada materi sebelumnya, walaupun pihak penggugat berhak menarik siapapun sebagai tergugat, namun terhadap penarikan pihak sebagai tergugat yang tidak mempunyai kapasitas sebagai tergugat, maka gugatan tidak dapat diterima.
Terdengar suara bergemuruh di padepokan. Suara berteriak memberikan dukungan kepada adipati yang hendak bertarung di alun-alun Istana Astinapura.
Sedangkan punggawa penjaga negeri juga ditandai dengan arah angin. Di Marga Batin Pengambang dikenal Rio Cekdi Pemangku Rajo yang bertugas menjaga pintu dari Timur. Dengan wilayahnya Bathin Pengambang, Batu berugo, Narso. Debalang Sutan yang bertugas menjaga pintu di sebelah selatan. Dengan wilayah Sekeladi, Guguk tinggi, Tangkui, Padang Baru. Menti Kusumo yang bertugas menjaga pintu dari Utara. Dengan wilayah Rantau Jungkai, Renah Kemang, Sungai keradak. Debalang Rajo yang menjaga pintu dari barat. Dengan wilayah Muara Simpang, narso kecil (Desa Tambak Ratu, 28 Juli 2013)
Syahdan. Terdengar kegaduhan ditengah pasar. Rakyat Astinapura berduyung-duyun berkerumuman. Mendengarkan cerita sang telik sandi.
Didalam alam kosmopolitan Jawa dikenal “kiblat papat lima pancer’ sebagai nilai falsafat Jawa. Kiblat papat lima pancer sebagai falsafah Jawa merupakan salah satu perwujudan konsep mandala. Suwardi Endraswara menyebutkan “Sedulur papat lima pancer” (Suwardi Endraswara, Memayu Hayuning Bawana – Laku Menuju Keselamatan dan Kebahagiaan Hidup Orang Jawa)
Ini sedikit berbeda dengan di Bungo. Gelar Rio diberikan kepada Kepala Dusun yang memang putra asli. Sedangkan Depati adalah Kepala Dusun sebagai “urang sumando”. Namun didalam perkembangannya berdasarkan Perda Bungo, Semua Kepala Desa kemudian diberikan Rio. Sedangkan Desa menjadi Dusun.