10 Mei 2020

opini musri nauli : Diksi dan Makna



Mempunyai putra terkecil kelas SD adalah keunikan tersendiri didalam keluarga. Dibesarkan dari tradisi Melayu Jambi yang sering berkomunikasi dengan symbol-simbol, sindiran ataupun perumpamaan sering digunakan didalam keluarga justru menimbulkan kehebohan tersendiri.

29 April 2020

opini musri nauli : Diksi dan Alam Bawah Sadar




Ketika tema “Pulang Kampung” dan mudik menyeruak ke permukaan, saya kemudian menyimak dengan pelan-pelan. Apakah pesan dari sang penutur yang disampaikan oleh Presiden Jokowi kemudian “dimentahkan” oleh sang pembawa acara (Najwa Shihab) atau memang Jokowi “terpeleset” keseleo lidah sehingga tidak dapat membedakan antara “pulang kampung” dan mudik.

10 April 2020

opini musri nauli : Corona - Menata Alam




Ketika manusia mempercayai adanya sang pencipta (homo religi), maka Tuhan kemudian disebut-sebut didalam doa. Tuhan kemudian diyakini sebagai pengatur kehidupan manusia. Tuhan kemudian menempatkan manusia untuk mengatur alam (Khalifah Fil ardh). 

Tuhan kemudian memberikan akal kepada manusia agar sebagai Khalifah Fil Ardh bertanggungjawab untuk selalu rendah hati, senantiasa mengabdi dan  kepadanya, menyadari sebagai ciptaannya dan akan kembali kepadanya, bekerja untuk kemanusiaan, berbuat baik, meninggalkan kejahatan yang merugikan dan selalu ingat kepadanya. 

Manusia kemudian “menikmati” segala ciptaannya. Menikmati kekayaan alam. Menghidupi dirinya, keluarganya dan bangsanya. 

09 April 2020

opini musri nauli : Gambut dari Pengetahuan Masyarakat



  1. Pendahuluan 

Kebakaran massif di Jambi sejak 1997 hingga sekarang menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat. Tahun 2015, selama tiga bulan ditutupi asap. Hingga Oktober 2015, berdasarkan citra satelit, terdapat sebaran kebakaran 52.985 hektar di Sumatera dan 138.008 di Kalimantan. Total 191.993 hektar. Indeks mutu lingkungan hidup kemudian tinggal 27%. Instrumen untuk mengukur mutu lingkungan Hidup dilihat dari “daya dukung” dan “daya tampung”, Instrumen Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, penggunaan “scientific” dan pengetahuan lokal masyarakat memandang lingkungan hidup.

07 April 2020

opini musri nauli : Corona - Penumpang Gelap Mengail di Air Keruh




Ketika hendak membeli nasi uduk langganan dekat kantor, tiba-tiba ada “perintah” dari penguasa local. Agar memerintahkan ditutupnya warung berbentuk tenda. Sayapun kaget.

Tiba-tiba saya tersentak. Apakah ada “perintah” dari berbagai mandate negara untuk menutup tempat-tempat makan ?

Teknologi

 

Saya sempat kaget.. Mengapa tdk menggunakan fasilitas yg biasa dikenal.. classroom, zooming, skype.. kok pake “group WA Group ?”.

“Bang, mahasiswa sudah banyak pulang kampung.”, jawab sang pengundang..

“Oya.. baru ingat.. dengan fasilitas internet yg minim, WA adalah lebih mudah diakses..

Akupun manggut..

06 April 2020

opini musri nauli : Corona - Peluang Bebas napi ?





Ketika Menkumham memaparkan jumlah narapidana dan tahanan di Indonesia mencapai 270.386 orang. Sementara kapasitas LP dan rutan hanya mampu menampung 131.931 orang, maka kampanye untuk “pembebasan narapidana” dipercepat menjadi wacana publik.

Dengan slogan “jaga jarak (physical distancing)” sebagai upaya antisipasi penyebaran virus corona, maka kapasitas LP/Rutan untuk menampung narapidana menjadi tidak tercapai. Menkumham kemudian menerbitkan Surat Keputusan Nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak Melalui Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19 pada tanggal 30 Marit 2020.

opini musri nauli : Makna corona - Pergeseran Konsep pemikiran




Usai sudah perjalanan panjang bangsa Indonesia memilih demokrasi sebagai jalan menuju kesejahteraan. Usai sudah “kebebasan berpendapat”, kebebasan berkumpul” (Pasal 28 ayat (3) UUD 1945), kebebasan bergerak.

Namun untunglah, kebebasan yang termasuk kedalam kategori HAM disebutkan sebagai hak yang dapat dikurangi (derogable right). Sehingga wacana untuk “mempersoalkannya” tidak seberat daripada hak essential (non derogable right) seperti “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun” (Pasal 28 I ayat (1) Konstitusi).

31 Maret 2020

opini musri nauli : Melawan Corona (2)




Memasuki paruh pertama masa inkubasi (14 hari), angka-angka Corona yang menyandang infeksi Covid 19 mencapai 1.285 kasus. 64 sembuh dan 114 dinyatakan meninggal. Setelah sebelumnya pada 2 Maret baru dua orang. Kemudian naik 13 orang (9 Maret), 27 orang (10 Maret), 34 orang (11 Maret), 96 orang (14 Maret), 117 orang (15 Maret), 134 orang (16 Maret), 172 orang (17 Maret), 227 orang (18 Maret), 309 orang (19 Maret), 369 orang (20 Maret), 450 orang (21 Maret), 514 orang (22 Maret), 579 orang (23 Maret). 

Angka semakin naik 686 orang (24 Maret), 790 orang (25 Maret), 893 orang (26 Maret) hingga mencapai 1.414 orang (30 Maret) 

Melihat angka-angka diatas maka dapat dibaca dua sisi. Sisi pertama setelah melewati paruh pertama masa inkubasi (14 hari), maka trend angka terus menaik. Angka-angka ini terus bertambah dengan penyebaran, mobilitas masyarakat dari daerah terpapar hingga belum keluarnya angka-angka dari penyebaran. 

30 Maret 2020

opini musri nauli : Bangkit Melawan Corona





Virus Corona membuat “dunia geger”. Tidak ada satupun kejadian dunia “segeger” virus Corona. Dunia kemudian “bersatu”, panik dan mulai merasakan “ketidakberdayaannya”. 

Mari lupakan “perbedaan agama, politik, ras, kebangsaan, gender hingga warna kulit’. Ketika Vatikan, Yerussalem, Mekkah kemudian ditutup, “barulah” manusia kemudian dihadapan Tuhan adalah sama. “Tidak berdaya. 

Mari lupakan “teknologi” manusia yang angkuh ke Bulan. Mari lupakan “kecepatan teknologi” lebih cepat dari cahaya. Mari lupakan “program” ke Mars ataupun “penemuan” bintang-bintang baru”. 

29 Maret 2020

opini musri nauli : Asbun Lockdown



Ketika “koor” menghendaki penutupan total aktivitas (lockdown), maka terbayang dampak “ekonomi” yang justru akan “mempercepat” pembunuhan masyarakat. Virus Corona belum tentu menyerang penduduk namun “kematian” akibat lumpuh ekonomi justru akan mempercepat korban yang berjatuhan. Atau dengan kata lain, “lain yang sakit. Lain yang diobati”. 

Lihatlah. Bagaimana “pedagang kecil” yang tergantung hidupnya setiap hari dari orang yang lewat. Entah jual lontong”, bakso, mi ayam, mie tekwan, yang tergantung dari kedatangan pedagang setiap hari justru merasakan “akibat” dampak tidak datangnya pembeli. 

Belum lagi pedagang sayuran yang mutar di komplek, di perumahan yang tergantung dari mutar-mutar jalan di sekeliling rumah. 

26 Maret 2020

opini musri nauli : Catatan Kecil Corona




Ketika seseorang dinyatakan tertular virus Covid 19 (Virus Corona), maka seseorang kemudian dikategorikan sebagai Pasien dalam pengawasan (PDP). Sang pasien kemudian diminta untuk menceritakan riwayat perjalanannya. Setidaknya 14 hari yang lalu. 


Persoalan mulai timbul. Apakah seseorang bisa mengenal riwayat perjalanannya 14 hari yang lalu. 


Persoalan mulai muncul ketika, persoalan sepele yang diajarkan ketika waktu kecil mulai jarang diterapkan. Ya. Mengisi diari. Tradisi yang disaat remaja sering dilakukan. 


Masih ingatkan ketika waktu remaja, kita mengalami masa-masa yang indah. Dengan mengisi buku diari (biasanya dibelikan waktu Ultah), setiap hari kita mengisi buku-buku diarinya.


Entah “kesal dengan guru kelas” yang pilih kasih di kelas, teman sekolah yang jahil. Bahkan buku diari juga tidak dapat dilepaskan dari kisah memori indah. Jatuh cinta. 


Saking pentingnya buku diari, buku-buku diari sering kali “adanya gemok”. Lengkap dengan kuncinya. 


Bahkan “orang rela” menangis berjam-jam ketika buku diarinya kemudian jatuh ke tangan orang lain. Dia tidak rela “curahan hatinya” kemudian dibaca orang lain. Baginya. Buku Diari adalah “privat”. Hanya dia dan Tuhan yang boleh tau. 

Yunior

 Ikutan juga, ah..


TANTANGAN DI TERIMA

Saya meminta orang-orang yang pecinta olahraga motor untuk bergabung dengan tantangan memposting gambar sepeda motor hanya satu gambar, tidak ada deskripsi. Tujuannya adalah membanjiri FB dengan foto-foto positif sepeda motor, bukan negatif. 

Salin teks ke status Anda, posting foto mobil atau sepeda motor, dan lihat beberapa gambar cantik. Hari yang luar biasa !

Nauli Yunior..

25 Maret 2020

opini musri nauli : Corona - Pengingat Untuk sang Kecil




“Jangan cium si Kecil. Dulu.. Cuci tangan.. Tunggu badan agak meningen”, kata sang istri mengingatkan. 

“Cuci tangan dulu sebelum pegang si kecil”, kata sang istri kembali mengingatkan.

Entah mengapa “ajaran kuno” yang diajarkan sang nenek kemudian selalu diingatkan sang istri ketika pulang dari luar rumah. Saat mencium sang kecil. 

Berbagai ajaran seperti “mencuci tangan”, “jangan mencium sang kecil” adalah ajaran sederhana ketika melihat sang kecil. Rindu tidak tertahan mesti “ikuti” kaidah tertib mengenai sang bayi. 

Belum lagi, tradisi di Melayu Jambi yang selalu menyiapkan “tempayan besar” didepan rumah. Membersihkan tangan, membersihkan kaki sebelum memasuki rumah. 

Semuanya kemudian “ilang” ditelan zaman. Semuanya kemudian “abai” terhadap pelajaran sederhana dirumah. 

22 Maret 2020

opini musri nauli : PANDEMIK CORONA – Bencana atau Tidak ?




Sebenarnya, disaat seperti ini, keinginan penulis hanya menyimak dengan tekun perkembangan pandemic corona yang angkanya terus menaik. Di berbagai belahan dunia, angka-angkanya cukup mengerikan. Dan Indonesia adalah “palang pintu” terakhir yang akan merasakan gelombangnya.

Mari kita lupakan bagaimana “persiapan” yang dilakukan oleh Pemerintah Jokowi. Berbagai seruan agar “dirumah” nampaknya masih dianggap angin lalu. Berbagai pesta masih digelar. Berbagai ritual agama masih dilaksanakan. Entah apa yang terjadi. Namun “ajakan” takdir Tuhan “menentukan” adalah ajakan yang paling sembrono yang pernah penulis ingat.

12 Maret 2020

opini musri nauli : CATATAN TERCECER NGOPI DI JAMBI


           

Ketika Hellosapa mengadakan “Indonesia dalam Secangkir Kopi” dengan menghadirkan Adian Napitupulu, seketika suasana heboh. Di dunia maya, berbagai poster mulai marak. Berbagai telephone kemudian bordering. Memastikan acara dengan hadirnya Adian Napitupulu.

02 Maret 2020

Hiburan dunia maya


Sebagai orang yg jauh dari hiruk pikuk pilgub Jambi, ketika memilih lihatlah rekam jejak pekerjaan yg sudah dilakukan.. fasilitas kesehatan, pendidikan, jalan yg sudah dibangun, dana untuk desa dan peningkatan ekonomi..


Kalo yg diomonginnya ternyata tdk sesuai dengan apa yg sudah dikerjakan, anggap saja yg disampaikannya "hiburan didunia Maya"..

Abaikan photo dengan narasi.. anggap saja sebagai pemanis.. 

28 Februari 2020

opini musri nauli : Sertifikat





Ya. Apalah arti sertifikat. Selembar surat yang cuma menerangkan satu hal. Tidak lebih. Bahkan kekuatan sertifikat malah kekuatannya dibawah ijazah, akta perusahaan ataupun saham perusahaan.

26 Februari 2020

opini musri nauli : Botak






Sebagai praktisi hukum 23 tahun yang lalu, melihat tahanan yang kemudian “dibotak” selalu menarik perhatian. Selain menjadi cerita disela-sela pemeriksaan awal di Kepolisian, tema botak adalah salah satu “obat terapi” kepada sang tersangka. Selain juga “memberikan sugesti” agar “tabah” menjalani proses hukum yang sedang berjalan.

Tema “botak” kemudian menjadi viral. Melihat photo para tersangka dalam kasus meninggalnya murid sekolah dalam kegiatan “susur sungai” justru malah mengaburkan peristiwa hukum itu sendiri. Publik kemudian memberikan dukungan. Bahkan ada “kesan” tuduhan “botak” adalah “upaya pemaksaan” dari kepolisian.

24 Februari 2020

opini musri nauli : Surat Untuk sahabat

Menyimak pidato yang disampaikan dengan sumringah, menggelegar, berapi-api di podium kebanggaan Walhi, “memaksa” hamba ingin urun rembug. Kata “memaksa” digunakan sebagai padanan “paksaan hati” untuk membaca makna tersirat setiap pesan yang disampaikan. Sembari mencari titik benang merah masing-masing setiap ungkapan yang disampaikan.

18 Februari 2020

Negeri Astinapura : Gumaman Sunyi di Belakang Istana


Syahdan, berkumpullah para Depati, Rio, Mangku, Temenggung, Dubalang, punggawa kerajaan Astinapura. Mereka berbicara sambil bergumam. Suara dikecilkan. Agar tidak terdengar para pembantu Istana yang menghidangkan panganan sore.

"Para Depati, Rio, Mangku, Temenggung dan Dubalang. Menurut hamba, tahta mahkota Kerajaan Astinapura akan digantikan. Raja Astinapura tidak disukai rakyat Astinapura. Sudah banyak hamba mendapatkan laporan. Demikian, tuanku", kata sang Depati memulai pembicaraan.


opini musri nauli : Marga Cermin Nan Gedang



Menyebutkan nama Marga Cermin Nan Gedang tidak dapat dipisahkan dari “adanya” cermin yang besar (“Besar” dalam Bahasa Melayu Jambi sering disebutkan dengan istilah Gedang).

15 Februari 2020

opini musri nauli : Status Hukum Kombatan Asing





Akhir-akhir ini, tema hukum tentang nasib kombatan “kalah” perang yang hendak kembali ke Indonesia memantik polemik.

Saya menggunakan “kombatan” sebagai padanan kata terhadap kegiatan makar (aanslag) yang terlibat dinegara asing (KUHP menyebutkan “negara sahabat”).

11 Februari 2020

opini musri nauli : Marga Sungai Tenang

Mengapa saya memilih Marga Sungai Tenang sebagai tema diskusi publik ?

Pertanyaan mengganggu mesti dijawab tuntas. Sekaligus juga bentuk saya “membayar hutang”.

10 Februari 2020

opini musri nauli : Bahasa




Tidak dapat dipungkiri, Bahasa adalah satu solusi sebagai lalulintas pergaulan. Sebagai penyampai pesan. Sebagai bentuk komunikasi yang efektif.

Kenangan

 

Facebook selalu mengingatkan kenangan. Kenangan persahabatan..

07 Februari 2020

opini musri nauli : Alat Bantu


Untuk memahami sebuah tutur, peristiwa, fenomena bahkan gejala-gejala apapun didunia, kita memerlukan Ilmu pengetahuan. Baik ilmu yang dikategorikan sebagai ilmu pasti ataupun ilmu sosial.

02 Februari 2020

opini musri nauli : Memahami Gambut Sebagai Kawasan Unik


Berbagai regulasi peraturan perundang-undangan kemudian menempatkan gambut sebagai kawasan ecoregion. Yang menggambarkan geografi yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah air, flora dan fauna. Selain juga menempatkan sebagai kawasan ekosistem esensial diantaranya ekosistem karst, ekosistem lahan basah (danau, sungai, rawa, payau), wilayah pasang surut serta mangrove dan gambut. Selain itu juga kawasan ekosistem esensial termasuk juga lahan basah, koridor kehidupan liar, areal konservasi tinggi dan taman keanekaragaman hayati. Bahkan juga memasukkan terumbu karang, padang lamun, gambut dan karst.

opini musri nauli : Ingatan Kolektif Sungai Lalan






Menyebutkan nama Sungai Lalan adalah memori terpatri kuat di masyarakat Jambi-Sumsel. Terutama di Kecamatan Sungai Bahar, Kecamatan Mestong (Jambi), Kecamatan Batanghari Leko, Kecamatan Bayunglincir (Sumsel).

20 Januari 2020

opini musri nauli : Depati





Ketika “Depati disebutkan pemimpin Suku Anak Dalam”, saya kemudian tersentak. Entah darimana asal dan sumbernya, menyebutkan “Depati” sebagai pemimpin Suku Anak Dalam adalah sebuah kekeliruan yang cukup serius diperhatikan.

Dipati berarti lebih daripada sekalian. Lembaga depati diperkenalkan oleh raja Jambi lebih dari enam ratus tahun yang lalu sebagai alat untuk memerintah (Lihat Ulu Kozok, Kitab Undang-undang Tanjung Tanah – Naskah Melayu Yang Tertua, Yayasan Naskah Nusantara)

18 Januari 2020

Negeri Astinapura : Padepokan


Syahdan.. berkumpullah para pendekar di padepokan kerajaan Astinapura..


"Daulat, tuanku.. konon kabarnya para Adipati yg mau merebutkan mahkota kerajaan Astinapura, berasal dari padepokan yg sama".. umbul-umbul padepokan berwarna kuning berkibar menyambut para Adipati, tuanku", kata sang para pendekar..

16 Januari 2020

Negeri Astinapura : Gumaman di padepokan



Syahdan, Pemimpin padepokan sedang bersenang hati. Kelemahan Adipati sang lawan telah diketahui. Tinggal jurus pamungkas sedang diuji. Untuk menjajal sang adipati.


“Daulat, tuanku. Kelemahan Adipati sudah diketahui. Tinggal mantra dan jurus disiapkan, tuanku. Hamba yakin, kemenangan akan kita raih”, kata sang murid padepokan mengabarkan kabar gembira.

15 Januari 2020

opini musri nauli : Rio Penganggun Jagobayo




Mengenal Desa Tanjung Mudo, Merangin tidak dapat dipisahkan dari sejarah Marga Sungai Tenang, Pungguk 6, Pungguk 9 dan Koto 10, Tanah-Irung. Tanah Gunting dan Rio Penganggun Jagobayo.

14 Januari 2020

opini musri nauli : 4 Tahun berlalu

Setelah seminggu "Nyepi" dan rapal mantra, keluar sebentar.. Menemui "Rio Penganggun Jaya Bayo".. Penguasa Tanah Irung-Tanah Gunting Marga Sungai Tenang..

"Salam untuk bang Eko, bang" Kata Kades..
"Salam untuk Pakdir, bang", kata mantan.

Negeri Astinapura : Murka Sang pemimpin Padepokan

 

Syahdan, para pendekar padepokan sedang berkumpul di balairung padepokan. Duduk melingkar mengelilingi para pemimpin padepokan.


“Mengapa padepokan menjadi heboh. Ada apa gerangan, para pendekar”, kata sang pemimpin padepokan heran.

13 Januari 2020

opini musri nauli : IBU HAFRIDA YANG KUKENAL



“Musri, cepatan buat KRS (kartu rencana Studi). Ibu tunggu !!!, kata Ibu Hafrida, Dosen PA (Pembimbing Akademik).
Dosen pengampu mahasiswa untuk bimbingan kuliah.
“Iya, bu. Ini lagi diisi”, kataku sewot. Sembari melihat jadwal kuliah.

Pikiranku cuma satu. Bagaimana kuliah dipadatkan senin – Kamis.
Biar Jumat-sabtu minggu bisa “touring”. Maklum semasa mahasiswa “benar-benar’ hidup diatas motor.

12 Januari 2020

MELANCONG




Yang saya kagumi dari tempat-tempat melancong adalah kreasi dan daya cipta untuk menjadi tempat yang dikunjungi.

Terlepas dari “proposal” dari sang Bungsu, tempat-tempat yang dikunjungi adalah “buah” dari “konsep” yang dari alam pemikiran, perenungan, desain konsep yang kemudian diwujudkan dalam sebuah karya seni. Karya yang mengagumkan.

Yang paling dikagumi, justru dari bahan-bahan yang ada disekitarnya, bahan yang luput dari pemantauan, bahan yang mudah didapatkan, murah namun menghasilkan karya seni yang begitu memukau.

Teringat dari cerita sang sahabat. Hanya bangsa yang maju yang bisa menghasilkan karya-karya seni yang bermutu. Karya yang memukau. Karya yang kemudian menyentak dan menyadarkan kita. Ternyata manusia adalah makhluk yang diberi “Seni keindahan” dari sang pencipta

Bangsa yang besar justru yang tidak “silau” dengan identitas semata. Bangsa yang sudah selesai “urusan perut”. Bangsa yang tidak lagi memikirkan dirinya sendiri.

Persia, Mesir, Tiongkok, India dan Indonesia adalah “daya Tarik” dari bangsa-bangsa dunia untuk mengagumi keindahan karya-karya seninya.

Namun hanya di Indonesialah, semua peradaban dunia lengkap dihadirkan. Meminjam istilah teman saya arkeologi muda yang “sambleng”, nekat, gila kemudian memantapkan saya.   Jambi adalah “ornament” pusat peradaban dunia. Dari zaman megalitikum yang ditandai di Kerinci, Serampas, Sungai Tenang dan Dusun Tuo hingga pusat peradaban Islam.

Saya kemudian memilih Jambi untuk “dahaga intelektual” saya”, katanya sembari menghirup kopi disudut depan kampus UNJA Mendalo.

Oya, selain mengunjungi tempat-tempat yang disebutkan didalam “proposal” si Bungsu, “bonus” yang saya terima adalah kegembiraan si bungsu.

Baru kali ini Dedek senang”, yah”, katanya sembari mengirimkan photo.

Strategi cara “Melayu Jambi” mengucapkan terima kasih. 
-->

11 Januari 2020

opini musri nauli : Problema Yuridis Pasal Perambahan Hutan









Pasal 50 ayat (3) huruf UU No. 41/1999 (UU Kehutanan) menyebutkan “Setiap orang dilarang merambah kawasan hutan”. Terhadap perbuatan kemudian “dihukum pidana penjara paling lama 10 tahun dan paling denda Rp 5 milyar (Pasal 78 ayat (2)).

Negeri Astinapura : Kerumuman ditengah Pasar

 

“Sampai sekarang hamba masih bingung. Mengapa Adipati tidak mempersiapkan kuda-kuda terbaik, pasukan terlatih untuk menghadapi serangan dari dewa Air, sobat”, kata sang pengelana sembari mencicipi ubi rebus di lopak pasar. Suaranya terdengar penghuni lopak.


“Iya, malah adipati menyiapkan kentongan kepada punggawanya. Dengan kentongan maka apabila ada serangan dari dewa air, maka penduduk akan segera mengungsi”, kata temannya. Tangannya tidak lupa mencomot pisang. Rokok terus mengebul di lopak.

08 Januari 2020

opini musri nauli : Paradigma MK dalam Fidusia




Dalam suatu kesempatan, saya berdiskusi dengan praktisi hukum senior tentang “campur aduk” makna Fidusia dan “beli kredit”. Termasuk juga kekeliruan memakna fidusia dalam prakteknya.

07 Januari 2020

Negeri Astinapura : Gundah Gulana Sang Maharaja


Didalam balairung Kerajaan negeri Alengka begitu sunyi. Semuanya diam. Tertunduk diam tidak bersuara. Sang maharaja begitu murka. Tidak seperti biasanya Sang Maharaja begitu murka.


“Mengapa Adipati tidak mau mengurusi negerinya dari serangan Negara Air. Apakah Sang Adipati begitu penakut. Atau memang begitu dungu sehingga tidak berani menghadapi serangan dari negara air’, Kata Sang Maharaja begitu murka.

06 Januari 2020

opini musri nauli : Slogan




Disaat Ultah Jambi, alangkah eloknya kita mengingatkan slogan-slogan yang digunakan daerah. Sebagai gambaran masyarakat yang berangkat dari Hukum Adat Melayu Jambi.

Negeri Astinapura : Kisah Raja Astinapura



Entah apa yang terjadi dibelakang Istana Astinapura. Suara nyaris tidak terdengar. Saling bertatapan mata dan berbicara sambil membisikkan.


“Tuanku, sampai sekarang hamba belum mengerti. Mengapa keluarga istana masih menginginkan paduka agar tetap berkuasa. Padahal Paduka ingin istirahat setelah usia semakin menua”, tanya sang abdi dalem kepada Para pengawal Raja Astinapura.

opini musri nauli : Tafsir Sesat Tentang Jambi


Menjelang tanggal 6 Januari, suasana menyambut Jambi sebagai Provinsi begitu terasa. Provinsi Jambi terbentuk tanggal 6 Januari 1958 berdasarkan UU No. 58 Tahun 1958 sebelumnya dikenal sebagai suatu daerah keresidenan dalam wilayah Propinsi Sumatra Tengah, yang meliputi daerah kekuasaannya ialah Kabupaten Merangin, Kabupaten Batang Hari dan Kotamadya Jambi. Sedangkan Kabupaten Kerinci semula termasuk kedalam Kewedanaan Pesisir Selatan Kerinci, Sumbar). (Sejarah Sosial Jambi – Jambi Sebagai Kota Dagang, Depdikbud, Jakarta, 1984)

05 Januari 2020

opini musri nauli : Tips Menjadi Kepala Daerah




Suasana hiruk pikuk menjelang pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sudah terasa. Ditengah umbul-umbul yang bersilewaran disana-sini mengganggu pemandangan sudah dirasakan.

Belajar dari beberapa Pilkada, ada beberapa tips yang dapat digunakan untuk memenangkan Pilkada.

04 Januari 2020

Negeri Astinapura : Cengengesan


Dari laporan telik sandi, Sang Maharaja Alengka begitu murka melihat kelakuan Adipati.


Bukan menyiapkan pasukan terbaik menghadapi serangan Dewa Air, Adipati dinegara dalam kekuasaan Negeri Alengka malah sibuk duduk bercengkrama dengan Sang Permaisuri. Sembari menyiramkan kembangnya.