Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
16 Agustus 2019
Kegiatan : Berfikir Mencari kebenaran
BERFIKIR MENCARI
KEBENARAN[1]
Musri Nauli[2]
Dan
sekarang wahai orang-orang yang telah menghukumku, ingin kuramalkan nasib
kalian; sebab sebentar lagi aku mati, dan saat-saat menjelang kematian manusia
dianugerahi kemampuan meramalkan. Dan kuramalkan kalian, para pembunuhku, bahwa
tak lama sesudah kepergianku maka hukuman yang jauh lebih berat daripada yang
kalian timpakan kepadaku pasti akan menantimu… jika kalian menyangka bahwa
dengan membunuh seseorang kalian dapat menjegal orang itu sehingga tak mengecam
hidup kalian yang tercela, kalian salah duga; itu bukan jalan keluar terhormat
dan membebaskan; jalan paling mudah dan bermartabat bukanlah dengan memberangus
orang lain, namun dengan memperbaiki diri kalian sendiri. Kematian mungkin sama
dengan tidur tanpa mimpi –yang jelas baik- atau mungkin pula berpindahnya jiwa
ke dunia lain. Dan adakah yang memberatkan manusia jika ia diberi kesempatan
untuk berbincang dengan Orpheus, Musaeus, Hesiodus, dab Homerus? Maka,
sekiranya hal ini benar, biarlah aku mati berulang kali. Di dunia lain itu
mereka tak akan menghukum mati seseorang hanya karena suka bertanya: tentu
tidak. Sebab kecuali sudah lebih berbahagia daripada kita saat ini, mereka yang
di dunia lain itu abadi, sekiranya apa yang sering dikisahkan itu benar… “
(Pidato
Socrates, Pengadilan Tinggi Athena, 399 SM)
Pidato
Socrates menjelang kematiannya menjadi magnet untuk kebesaran Filsafat yang
tumbuh di Yunani. Menjadi permulaan pembicaraan Filsafat yang tumbuh di Eropa.
Sebagian kalangan menyebutkan sebagai Filsafat Barat.
Dituliskan
oleh Plato[3],
Socrates merupakan filosof besar. Socrates adalah guru Plato dan Aristoteles.
Ketiganya kemudian dikenal ahli filsafat besar dari Eropa. Pondasi yang
kemudian menginspirasi tumbuhnya berbagai varian filsafat hingga zaman
Renaissance.
Mengapa
filsafat begitu penting dikehidupan manusia ?
06 Agustus 2019
opini musri nauli : Kisah Semut dari Mbah Maimun
Mendapatkan
kabar duka mendalam terhadap kepergian Guru bangsa, KH Maimun Zubair (Mbah
Maimun) mengingatkan kebesarannya namanya. Duka mendalam terhadap Guru yang
jejaknya kemudian memberikan keteduhan, kenyamanan, kesantunan bahkan kedamaian.
Tidak ada satupun kata-katanya yang keras. Teduh memayungi siapapun yang ingin
dekatnya.
Sebagai
orang yang diwarisi “kharomah” dan mempunyai ilmu yang adiluhung yang mumpuni,
Mbah Main dapat disejajarkan dengan Kiyai Langitan. Ilmunya menembus langit
dengan penguasaian ilmu agama.
30 Juli 2019
opini musri nauli : Diplomasi Kopi
Akhir-akhir
ini, tema kopi mendominasi pembicaraan public. Entah menikmati khas kopi daerah
tertentu maupun cita rasa, menikmati sebagai bagian pergaulan dari melepaskan
penatnya menjalani rutinitas pekerjaan, sebagai gaya hidup maupun sebagai
bagian dari rutinitas agenda perjalanan menikmati kota ditengah malam.
Dalam
hubungan dan jaringan, istilah “mengopi” atau “kongkow-kongkow”, kadang agenda
menikmati kopi tidak menjadi agenda utama. Berbagai tempat justru tidak
mempromosikan ciri khas kopi tertentu. Agenda pembicaraan juga dibaluti dengan
berbagai pekerjaan yang menghendaki “temu” atau “kopi darat”.
28 Juli 2019
opini musri nauli : Obrolan Warung Kopi
Saat
menikmati minum kopi di warung sederhana sudut Kota, saya bertemu sahabat yang sudah
lama tidak berjumpa. Perjumpaan yang tidak sengaja lebih memberikan efek kejut
sebagai sahabat lama.
Percakapan
dimulai dari basa-basi. Yah. Seperti keadaan kesehatan, pekerjaan, rutinitas
maupun aktivitas sehari-hari. Maklum digenerasi saya, persoalan kesehatan
menjadi salah satu tema yang cukup menyita perhatian.
26 Juli 2019
KKSR : SMB Gunakan SAD Sebagai Tameng Kejahatan
JAMBI - Kelompok Kerja Sosial Regional (KKSR) menegaskan bahwa kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) dalam menjalankan kegiatannya selalu menggunakan Suku Anak Dalam (SAD) atau orang rimba sebagai “tameng” dalam melakukan tindakan kejahatan atau kriminalitas.
24 Juli 2019
opini musri nauli : Cara Membaca Cepat kasus SMB
Peristiwa
pendudukan lahan yang dilakukan oleh Serikat Mandiri Batanghari (SMB) di areal
kawasan Hutan Desa Belanti Jaya, membuka tabir konflik yang terjadi. Konflik
bermula dengan terbitnya HTR Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
seluas 3.1242 ha yang mengakibatkan gejolak sosial di lapangan.
18 Juli 2019
opini musri nauli : Sungai Paur
Menyebutkan
nama Sungai Paur tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang Desa Lubuk
Kambing. Berdasarkan Perda Kabupaten Tanjung Jabung Barat No. 20 Tahun 2011
maka Desa Lubuk Kambing mengalami pemekaran. Desa Sungai Paur kemudian menjadi
Desa. Sehingga masyarakat Desa Lubuk Kambing dan Desa Sungai Paur mempunyai
keterikatan kekerabatan yang kuat. Hingga sekarang.
15 Juli 2019
opini musri nauli : Merebut Tuah Jambi Barat
Entah
mengapa saya belum mengerti tentang Jambi Barat. Apakah berkaitan dengan
wilayah Pembantu Gubernur Jambi barat atau memang tuah dari Jambi barat yang
begitu menggoda.
Jambi
Barat disebut-sebut menggambarkan keterwakilan Kabupaten Merangin, Kabupaten
Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Damasraya, Kabupaten Kerinci dan Kotamadya
Sungai Penuh.
Dulu
juga disebut-sebut Kabupaten Sarolangun. Namun dalam pilgub 2020, Kabupaten
Sarolangun kemudian tidak disebut-sebutkan lagi.
12 Juli 2019
opini musri nauli : Sistem Pembuktian Hukum Adat Melayu Jambi
Didalam
menjatuhkan putusan adat, Pemangku adat didalam LID dikenal sebagai “tigo tali
sepilin, tigo tungku sejerang” ada juga menyebutkan “Tiga tali sepilin. Tungku
sejarangan”. Sebagaimana seloko “Putusan dari adat, diakui syara’ dan dibenarkan
oleh Pemerintah”.
Dalam penyelesaian adat “berjenjang
naik, bertanggo turun”. Masalah-masalah yang muncul diselesaikan di tingkat
adat paling bawah, dan seterusnya.
09 Juli 2019
opini musri nauli : Batin
Istilah
batin sering menjadi rujukan terhadap persekutuan masyarakat di Provinsi Jambi.
Sebuah istilah yang merujuk kepada Batin yang dikenal di Jambi. Istilah Batin
dapat disepadankan dengan Marga. Didalam peta Belanda “Schetskaart Residentie Adatgemeenschappen
(Marga’S) tahun 1910, Batin
dikenal seperti Batin II Ulu, Batin VII, Batin II, Batin II ilir (Bungo), Batin
V, Batin IX Ulu Batin IX Ilir (Merangin), Batin VIII, Batin VI (Sarolangun)
dan Batin V dan Batin 24 (Batanghari).
Istilah
Batin adalah merujuk kepada “raga” atau “hati” manusia. Bisa juga merujuk
kepada manusia. Sehingga batin adalah tempat berdomisili.
07 Juli 2019
opini musri nauli : Syukur
Teringat
waktu kecil, sang guru ngaji sering memulai pengajian dengan doa yang
mengucapkan syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan. Doa-doa yang sering
diulang hingga masih terngiang ditelinga.
Bersyukur
adalah mengucapkan terima kasih kepada Sang Pencipta atas karunianya. Dengan
indra yang sempurna, pikiran yang jernih, badan yang sehat dan kekayaan yang
membuat kita bahagia.
opini musri nauli : SELAMAT JALAN, PAK SUTOPO
Mendapatkan
kabar duka kepergian Pak Sutopo Purwo Nugroho (Sutopo), Kepala Pusdatinmas BNPB
terbayang ingatan 4 tahun yang lalu. Seorang “pengabar” terjadinya kebakaran
massif di 7 Propinsi di Indonesia.
Disaat
kebakaran yang melumpuhkan bandara Riau, Jambi, Palangkaraya dan Banjarmasin,
tuduhan massif dan penyebab kebakaran menjadi simpang siur. Perusahaan sawit
dan HTI secara kompak berteriak penyebab kebakaran adalah “petani yang membakar
kebunnya”. Mereka dengan enteng menyebutkan “luasnya kebakaran” karena petani membersihkan
lahan dan memasuki tanam padi dengan cara membakar.
03 Juli 2019
opini musri nauli : Sungai Aur
Membicarakan
Desa Sungai Aur tidak dapat dilepaskan dari Marga Jebus. Marga
Jebus terdiri dari Dusun Jebus, Dusun Rukam, Dusun Gedung Terbakar, Dusun
Londrang, Dusun Suak Kandis dan Dusun Sungai Aur. Pusat Marga di Suak Kandis.
Dusun Suak Kandis kemudian dipimpin Pesirah[1].
Arti “jebus” adalah “penebus’.
Tempat Jebus merupakan “pelarian”
dari Kerajaan. Ditempat ini kemudian bersembunyi dan menghilangkan diri dari
kejaran. Setelah bermukim di Jebus, justru dia menjadi tobat dan kemudian
menjadi orang baik. Sehingga tempat “penebus”
kemudian dikenal sebagai “jebus”.
Kata “Jebus” merupakan dialek yang
menyebutkan “penebus” atau “tebus’.[2]
27 Juni 2019
opini musri nauli : Sungai Bahar
Menyebutkan
nama Sungai Bahar, maka terbayang nama tempat di kabupaten Muara Jambi. Semula
termasuk kedalam Kecamatan Mestong. Mestong kemudian dikenal sebagai Marga Mestong.
Mestong kemudian dikenal dengan Nama
Periai “Mestong Serdadu”. Keturunan dari Kiyai Patih bin Panembahan Bawah Sawo.
Bergelar Ngebi SIngo Patih Tambi Yudo. Dengan jabatan Penghulu/Pemangku.
Tugasnya memelihara persenjataan.
26 Juni 2019
opini musri nauli : Perdagangan Lada
Dari dulu saya penasaran dengan istilah "Bahar". Di Kabupaten Muara Jambi, dikenal daerah "Sungai bahar". Walaupun bahar kemudian menunjukkan Sungai, namun istilah bahar sendiri saya tetap penasaran.
Namun "mutiara" ini saya temukan.
24 Juni 2019
opini musri nauli : Simalaka Zonasi
Akhir-akhir
ini, issu zonasi terhadap Sekolah menjadi wacana public yang memantik
kontroversial. Zonasi (dulu dikenal dengan istilah rayon) adalah menempatkan
anak-anak disekitar sekolah didekatnya. Sehingga tidak terjadi penumpukkan satu
sekolah dibandingkan dengan sekolah lain.
21 Juni 2019
opini musri nauli : Ilmu Kampung
Dulu
saya tidak mengerti. Mengapa orang-orang tua kampong menyekolahkan anaknya di
pesantren sejak tamat SD.
Terbayang.
Masa kanak-kanak harus berpisah, jauh dari orang tua, merantau ke negeri yang
belum pernah didatangi.
18 Juni 2019
Berita Jambi : Lembaga Adat Batanghari Gelar Diskusi Tentang Marga dan Batin
Berangkat dari pada itu, Lembaga Adat Batanghari mengadakan diskusi mengupas tentang Margo dan Batin yang merupakan wilayah admistratif kecamatan yang dipimpin seorang Pesirah, Sabtu kemaren (15/06/2019) di Rumah Lembaga Adat Batanghari Muara Bulian.
12 Juni 2019
opini musri nauli : Batanghari Dalam Ingatan Masyarakat Melayu Jambi
Musri Nauli[1]
Menyebutkan
Kabupaten Batanghari sebagai wilayah di Provinsi Jambi tidak dapat dilepaskan
dari sejarah panjang Marga dan Batin di Jambi.
Berdasarkan
peta Schetkaart Resindentie Djambi Adatgemeenschappen (Marga’s),
Tahun 1910 disebutkan Marga[2]/batin yang berada di Kabupaten Batanghari terdiri dari Batin XXIV,
Marga Maro Sebo Ulu, Marga Kembang Paseban, Marga Maro Sebo Tengah, Marga Maro
Sebo Ilir, Marga Pemayung Ulu, Marga Pemayung Ilir dan Marga Mestong. Peta juga
menyebutkan Batin 5 berpusat di Matagoal[3].
Batin XXIV berpusat di
Durian Luncuk[4]. Marga Marosebo UIu berpusat di Sungai Rengas[5]. Marga Kembang Paseban
berpusat di Mersam[6]. Marga Marosebo Tengah berpusat di Tembesi[7].. Marga Marosebo Ilir
berpusat di Terusan[8].
Marga Pemayung Ulu berpusat di
Bajubang dan kemudian pindah Muara
Bulian[9]. Marga Pemayung Ilir berpusat di Lubuk Ruso[10]. dan Marga Mestong berpusat di Sungai Duren[11].
Batin
XXIV dikenal sebagai batin (asal) [12] yang menguasai wilayah Batin XXIV. 5 Orang di
Pasir Panjang, 8 orang di Durian Luncuk, 6 Orang di Teluk Mampir dan 5 orang di
Koto Buayo.
opini musri nauli : NAK
NAK
Nak. Ayahmu bukankah
keturunan kaya. Bukan juga mempunyai kekayaan.
Namun ayahmu berjanji.
Mengajakmu kelilingi dunia. Menatap dunia dengan keindahannya.
Pergilah. letakkan gadgetmu.
Tinggalkan ruangan.
Pergilah menghirup udara
segar.
Lihatlah indahnya
Indonesia.
Gunung, Danau, Laut,
bukit, Sungai.
Air yang mengalir.
Udara sejuk dipagi hari.
Pohon yang terus memancarkan kesejukan.
udara bersih yang terus memancarkan aura kehidupan.
Pohon yang terus memancarkan kesejukan.
udara bersih yang terus memancarkan aura kehidupan.
11 Juni 2019
opini musri nauli : Wisata
Membicarakan
Sumatera Barat (Minangkabau) tidak henti-hentinya sebagai pusat pariwisata.
Dimulai dari tepian laut Pesisir Pantai Barat Sumatera, Danau (Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau
Diateh), Gunung (Gunung Singgalang,
Gunung Merapi dan Gunung Tandikat) maupun berbagai tempat wisata lain.
Lihatlah
panorama wisata di Minangkabau. Selalu dituturkan dengna Seloko, Tambo, lagu
maupun syair yang lekat diingatan. Tambo (batas) Minangkabau selalu disebutkan “Sampai ka ombak nan badabua”.
opini musri nauli : Membaca Arah Pilgub Jambi
Jam
mulai berputar untuk menuju Pilgub Jambi. Persaingan untuk menjadi Gubernur Jambi semakin
seru paska ditetapkan Fachrori Umar (FU/Wakil Gubernur) tanggal 13 Februari
2019.
Sebagai
“petahana’, FU adalah incumbent setelah ditetapkan menjadi Gubernur
menggantikan Zumi Zola (ZZ) paska “diberhentikan” menjadi Gubernur Jambi
tanggal 10 April 2018 setelah vonis kasus korupsi tidak bisa diremehkan. Selama
10 tahun menjadi bagian penting (sebagai
Wakil Gubernur 2010-2015 dan Wakil Gubernur 2016-2018), posisi FU adalah
bagian yang mewarnai politik Jambi 10 tahun terakhir.
10 Juni 2019
opini musri nauli : Episentrum
Mari
kita lupakan suasana hiruk pikuk Pilpres 2019 yang memekakkan telinga.
Mengganggu nurani. Mari kita sejenak melihat peradaban adiluhung pusat
Episentrum Sumatera Tengah (Sumbar, Riau,
Jambi, Bengkulu). Peradaban yang diwariskan sejak zaman Pagaruyung.
Sebagai
‘Episentrum” peradaban Sumatera Tengah, Sumbar yang mempengaruhi peradaban
disekitarnya seperti Jambi, Riau, Bengkulu, mempunyai peradaban adiluhung.
Entah
dengan Seloko “Adat bersendikan Syara’.
Syara’ bersendikan Kitabullah’ yang kemudian termaktub didalam Peraturan
Daerah di berbagai provinsi, “struktur social”
seperti “ninik mamak-tuo tengganai-alim
ulama-cerdik pandai” atau istilah lain seperti “tiga tungku sejaringan”.
04 Juni 2019
opini musri nauli : hina
“Warung kok masih buka ?. Apakah
yang datang tidak berpuasa ?’,
Terdengar teriakan dari sudut jalan.
Akupun
tersenyum sembari bertanya ?. Apakah yang datang tidak berpuasa ? Mengapa
mereka tidak berpuasa ?. Apakah mereka bukan beragama muslim ? Apakah mereka
tengah musafir ?. Apakah mereka memang tidak diwajibkan tidak berpuasa ?.
Apakah karena perempuan sedang “datang bulan”, atau tengah menyusui atau memang
tidak diwajibkan untuk berpuasa ?.
01 Juni 2019
opini musri nauli : Indonesia semakin Misuwur
Akhir-akhir
ini, Indonesia menjadi perhatian dunia. Mulai 1 Mei
2019, Indonesia resmi
menjabat Ketua Dewan Keamanan (DK) PBB. Kepemimpinan Indonesia di Dewan Keamanan PBB
sendiri akan mengambil tema 'Investing in Peace Including Safety and
Performance of UN Peace Keeping'.
29 Mei 2019
opini musri nauli : BAHAGIA
Bahagia
adalah “keadaan atau perasaan
senang dan tenteram. Bebas dari segala yang menyusahkan”. Demikian Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyebutkan. Bahagia kemudian adalah beruntung, berbahagia, betul-betul merasa
bahagia.
Bahagia adalah proses penciptaan.
Bukan mempunyai segala-segalanya. Namun menerima apapun yang menjadi hidupnya. Sehingga
bisa membebaskan dari rasa yang menyusahkan.
28 Mei 2019
opini musri nauli : Makna Filosofi Jokowi
Setelah
5 tahun tidak mengeluarkan filosofi Jawa, Jokowi kemudian mengeluarkan filsafat
Jawa “Lamun Sira Sekti – Ojo Mateni,
Lamun Sira Banter – Ojo Ndhisiki, Lamun Sira Pinter – Ojo Minter”. Secara
harfiah dapat diterjemahkan “Meskipun
kamu sakti, kamu tidak boleh menjatuhkan. Meskipun kamu cepat. Jangan suka
mendahului. Meskipun kamu pintar. Jangan suka sok pintar”.
27 Mei 2019
opini musri nauli : MAKAR
Mari
kita hentikan “sejenak” diskusi ataupun aspirasi tentang berbagai “dugaan”
kecurangan pemilu 2019. Biarlah proses di Banwaslu ataupun mekanisme melalui MK
untuk “menguji” terhadap tuduhan kecurangan. Sebagaimana sering disampaikan
oleh Fajar Laksono, jurubicara MK, “siapapun yang mendalilkan maka dirinya
wajib membuktikan. Dalil yang biasa disebut burden of proof, burden of
producing evidence. Dalil yang jamak diterapkan dalam hukum pembuktian di
Pengadilan.
24 Mei 2019
opini musri nauli : PILPRES – KEBEBASAN MEMILIH DAN ANARKIS
Pemilu 2019 telah usai. Pemenang Pemilu yang diraih oleh “incumbent” PDIP kemudian mengantarkan candidate Presiden/Wakil Presiden – Jokowi Widodoi-Makruf Amin telah ditetapkan oleh KPU tanggal 21 Mei 2019. Suksesnya pemilu telah mengantarkan Indonesia memasuki bangsa yang beradab. Ditengah persoalan pelik Pemilu, banyaknya partai, penghitungan yang rumit hingga penentuan berjenjang. Dari TPS-KPU-RI.
17 Mei 2019
opini musri nauli : MAKNA ADVOKAT
Sebagai
Advokat, maka seorang Advokat tunduk kepada UU Advokat dan Kode Etik Advokat.
Salah satunya, Advokat tidka boleh membedakan perlakuan terhadap klien
berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras dan latar belakang social
dan budaya (Pasal 18 ayat (1) UUAdvokat).
Namun
akhir-akhir ini, diskusi tentang isu “rasial” semakin meninggi dan terus
meningkat. Perbedaan agama bahkan latar belakang budaya menempatkan wacana yang
terus mengalir.
Entah
“dogma” agama yang kemudian menempatkan istilah perbedaan agama kemudian
semakin mengemuka. Dan wacana ini terus memprihatinkan.
Namun
yang justru “memperkeruh’, para politisi ataupun pihak-pihak yang menyuarakan
justru berangkat dari latar belakang advokat. Sebuah Profesi yang melekat dan
terus menerus menjadi bagian dan cara pandang Advokat didalam melihat
persoalan.
Salah
satu issu Tarik menarik yang paling “gress’ adalah issu “politisasi agama’ yang
disuarakan justru diluar persidangan. Tanpa harus mempengaruhi berbagai putusan
pengadilan, issu ini kemudian terus menggelinding. Dan argumentasi yang
disampaikan justru menempatkan para suara yang lantang keras menolak justru
berlatarbelakang Advokat.
Lihatlah.
Bagaimana argumentasi yang dibangun. Dengan alasan tema-tema tertentu, issu
khilafah terus disuarakan. Belum lagi “tuduhan” terhadap pelaku-pelaku yang
berlatarbelakang yang berbeda agama. Apalagi perbedaan budaya.
Padahal
seorang Advokat harus tunduk dan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila
sebagai Dasar negara dan UUD 1945 (Pasal
4 ayat (2) UUD Advokat). Ikrar ini melekat ketika disumpah menjadi Advokat.
Sumpah
ini melekat yang menempatkan Advokat sebagai “Penegak hukum” (Pasal 5 ayat (1) UU Advokat).
Selain
itu, seorang Advokat yang masih “mempersoalkan” Cuti terhadap Kepala negara
sama sekali tidak mengetahui ketentuan yang berkaitan dengan “cuti” yang tidak
mesti dibebankan kepada Presiden. Tanpa harus menggurui, jabatan Presiden yang
melekat baik sebagai Kepala Negara maupun Kepala Pemerintahan kemudian diatur
didalam peraturan perundang-undangan maupun Peraturan KPU yang membuat Presiden
tidak dibenarkan untuk cuti. Esensi hukum Administrasi maupun fungsi sebagai
Presiden yang diatur didalam konstitusi. Selain juga, ada ketentuan didalam
peraturan perundang-undangan yang ‘sengaja” disembunyikan. Namun terus
disuarakan tanpa harus mengetahui esensi dari seorang Advokat.
Padahal
sebagai seorang Advokat, pemikiran dari Advokat diharapkan justru dapat
membantu “menjernihkan’ persoalan yang berlatarbelakang issu sensitive. Advokat
justru dapat membantu masyarakat untuk melihat perbedaan dan keanekaragaman di
Indonesia sebagai kekayaan nasional. Bukan justru memberikan “amunisi” yang justru
memperkeruh dan menempatkan seorang Advokat menjadi “kubangan” dari kekeruhan
yang terjadi.
Saya
kemudian harus menyampaikan, para suara lantang yang masih menyuarakan issu “khilafah’
ataupun masih berkeinginan menyembunyikan persoalan hukum dan justru
menempatkan seorang Advokat haruslah menempatkan diri.
Segera
menyadari Sumpah ketika diikrarkan sebagai Advokat di Pengadilan Tinggi. Atau
segera mengundurkan diri dari Advokat.
Sehingga
profesi Advokat dapat ditempatkan sebagai Profesi yang luhur (officium Nobile). Yang membantu para
pencari keadilan. Bukan ikut “memperkeruh” keadaan tanpa menyadari esensi
sebagai Advokat.
Baca : Advokat Bukanlah Pekerjaan
08 Mei 2019
opini musri nauli : MUDIK
Tidak
terasa hari ketiga menjalani puasa. Sudah saatnya rencana pulang mudik disusun.
Berbagai perangkat, rencana ataupun yang berkaitan dengan mudik mulai
dirapikan.
Untuk
mudik pengguna pesawat terbang, mari kita keluhkan “kekesalan” kita kepada
Menteri Perhubungan yang sampai sekarang harga tiket masih mahal. Jauh dari
kantung pribadi yang selama ini dianggarkan.
06 Mei 2019
03 Mei 2019
opini musri nauli : IBUKOTA NEGARA
Ditengah
kesibukan suara dengung politik, entah siapa yang mengklaim kemenangan, anggota
KPPS yang terus bertambah (angka terakhir sudah mencapai hampir 400-an), issu “people
power”, pertemuan yang mendesak untuk membatalkan Pemilu 2019, tiba-tiba Jokowi
melemparkan wacana tentang ibukota negara. Issu yang sempat panas ketika awal
pemerintahannya tahun 2014.
30 April 2019
opini musri nauli : Mandat
Tuntas sudah amanah yg diberikan.
Usai tugas yg dibebankan..
Tdk ada masalah yg tdk bisa diselesaikan.. "Berunding nak keno"..
Mencari bungkul dari pangkal.. Mencari usul dari asal..
Terima kasih semuanya..
24 April 2019
opini musri nauli : RESPEK
Mari
kita lupakan tentang Copras-capres 2019. Mari kita lupakan alasan dari pihak
manapun “siapa Pemenang Pilpres 2019”.
Mari
kita sejenak memalingkan wajah. Menundukkan wajah. Tafakkur. Mengucapkan duka
mendalam terhadap korban yang terus berjatuhan. Panitia KPPS di 20 Provinsi.
Kabar dari KPU sudah mencapai angka ratusan. Bayangkan. Ratusan. Bukan puluhan
orang lagi.
22 April 2019
PERBEDAAN
Mari
kita hentikan “perbedaan” pilihan Presiden/wakil Presiden disebabkan perbedaan
pilihan. Bukankah “perbedaan” adalah fitrah sebagaimana manusia diciptakan
memang dilahirkan berbeda.
Mari
kita hentikan “permainan gila” terhadap bayang-bayang ilusi. Pemiliha Pilpres
telah usai. Kewajiban telah ditunaikan. Jari telah dilumuri tinta ungu.
19 April 2019
opini musri nauli : SUJUD
Sudah
dua hari terakhir, saya malas menonton televisi paska Pemilu serentak 2019.
Selain dipastikan banyak sekali berita-berita yang akan memancing “emosi’,
berita-berita yang ditayangkan “cuma” mengulang-ulang. Sama sekali tidak menarik
perhatian saya. Kalaupun hendak menonton “paling-paling” film Hollywood. Film
Action. Setelah serumah sudah pada tidur.
Saya
kemudian melanjutkan membaca buku-buku yang belum sempat dibaca. Sembari
menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda.
16 April 2019
opini musri nauli : Petarung
Yang
kukagumi dari teman-teman Walhi adalah mental petarung. Ditempa dari zaman Orde
Baru, Walhi kemudian banyak menghasilkan berbagai konsep-konsep yang sekarang
masih digunakan. Entah slogan “moratorium logging (jeda balak)”, “restorasi
Indonesia”, “kawasan ekologi genting”, wilayah Kelola rakyat”.
Interaksi
saya dengan berbagai teman-teman yang menjadi pengurus Walhi mengajarkan saya. Mental
petarung akan diuji di arena sesungguhnya
opini musri nauli : INFRASTRUKTUR
Akhir-akhir ini, tema infrastruktur menjadi wacana public.
Wacana yang memantik kontroversi. Baik yang setuju maupun yang menolak.
14 April 2019
opini musri nauli : BAHASA CINTA
Menyaksikan
spontanitas dari masyarakat yang datang ke Gedung Bung Karno seakan-akan
mengirimkan pesan. Suara diam mulai bergerak. Denyut perlawanan mulai menunjukkan kekuatan suaranya.
Berbagai
Pernik-pernik kreatif bermunculan. Mewarnai suasana Rapat Umum Rakyat Konser
Putih Bersatu. Memutihkan Gedung Bung Karno.
12 April 2019
opini musri nauli : TUHANKU
Tuhanku tidak pernah mengurusi kampanye, pilkada,
Pemilu apalagi ikut Tim sukses..
Tuhanku tidak pernah cawe-cawe mengurusi
pertengkaran rumah tangga.
10 April 2019
opini musri nauli : Marga Dendang
Marga
Dendang terdiri dari Kampung Kuala Dendang, Kampung Koto Kandis Dendang. Dipimpin
seorang Penghulu. Versi yang lain menyebutkan Kampung dipimpin oleh Mangku. Marga
Dendang berpusat di Teluk Dawan[1].
Sedangkan
menurut versi yang lain, Marga Dendang terdiri dari dusun-dusun seperti Teluk Dawan,
Kuala Dendang, Dendang, Talang Babat dan Teluk Buan. Pusat Margo di Parit
Culun.
Kampung
adalah system pemerintahan setingkat Desa. Didaerah ulu Jambi dikenal Dusun.
07 April 2019
opini musri nauli : Hutan Tadah Air
Mendengar
istilah “hutan tadah air” disampaikan oleh pemangku adat di Desa Panca Karya,
Limun, Sarolangun, Jambi, seketika itu langsung terbesit makna penting Hutan
oleh masyarakat. Perumpamaan sebagai “tadah air’ menggambarkan cara pandang
masyarakat melihat hutan. Dan pentingnya air.
29 Maret 2019
opini musri nauli : Struktur Sosial di Pulau Burung
Menyebutkan
Pulau Burung, Inhil, Riau tidak dapat dipisahkan dari perdagangan di Pulau
Sambu dan Sungai Guntung. Daerah Inhil, Riau yang dikenal dalam sejarah
perdagangan Pantai Timur Sumatera.
Membicarakan
Pulau Burung mengingatkan peristiwa tentang Harimau masuk kepasar Pulau Burung
pada November tahun lalu. Harimau Sumatra yang kemudian terjebak dibawah ruko
begitu menggemparkan.
27 Maret 2019
opini musri nauli : SEMALAM
Sudah
lama saya tidak mendengarkan kata “semalam”. Kata yang sering diucapkan para
tua-tua kampong (pinisepuh) dalam dialog sehari-hari.
Kata
“semalam” biasa ditujukan untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaan “kapan datang ?”
kemudian dijawab “Semalam”.
21 Maret 2019
opini musri nauli : Marga Petajin Ulu
Marga
Petajin Ulu terdiri dari Dusun asal seperti Dusun Pelayangan, Dusun Semabu, Dusun
Teluk Pandak, Dusun Tengah Ulu, Dusun Penapalan, Dusun Mengupeh, Dusun Rantau
Api, Dusun Sungai Keruh dan dusun Kandang[1].
Dusun
Rantau Api dahulu bernama Dusun Pangkalan Belanti. Pusat Marga di Dusun Sungai
Keruh.
opini musri nauli : The Real Profesor
Ketika Myrna Savitri (mbak Myrna),
Deputi III BRG menyampaikan kegundahan tentang perbincangan akademisi yang
harus berangkat dari berbasis konsep, data, fakta dan analisis logis, tiba-tiba
saya tersentak untuk membacanya lebih utuh.
Langganan:
Postingan (Atom)